Provinsi Sulawesi Selatan
Pemprov Sulsel Dukung Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Data, Mewujudkan Ekonomi Biru Berkelanjutan dan Berkeadilan

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menegaskan komitmennya dalam mendukung kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, khususnya pada komoditas unggulan.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, Dr. M. Ilyas, ST.,M.Sc, di sela-sela Pertemuan Tahunan Unit Pengelola Perikanan (UPP) Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 713, 714, dan 715 yang digelar di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu, 16 Juli 2025.

Pertemuan yang berlangsung di Gedung Ipteks Unhas ini menghadirkan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Komjen POL (P) Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum., serta diikuti 136 peserta dari berbagai unsur pemerintah daerah, akademisi, asosiasi perikanan, hingga mitra strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M. Ilyas, menyampaikan bahwa pengelolaan perikanan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai dengan data potensi yang akurat dan terkini.

“Kita butuh data akurat dan terupdate terkait potensi perikanan laut terkini. Hal ini untuk memastikan kebijakan tata kelola pemanfaatannya tepat, tidak over eksploitasi, dan berkelanjutan,” kata M. Ilyas.
Ia menyebutkan Dirjen Perikanan Tangkap mengingatkan urgensi tata kelola tuna, dan kuota ikan sangat penting untuk mewujudkan pelaksanaan penangkapan ikan terukur.
“Kita perlu kolaborasi kuat secara vertikal pemerintahan. Baik Pusat, Provinsi, dan Kabupaten diperkuat sehingga sumber daya laut dan perikanan, seperti tuna dapat berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait tata ruang laut dan kawasan konservasi, Ilyas menjelaskan bahwa Pemprov Sulsel telah menargetkan konservasi laut seluas 860.000 hektare.
“Sudah berjalan konservasi laut. Beberapa sudah ditetapkan Menteri KP dan dicadangkan Pak Gubernur,” sebutnya.
Lanjutnya, berdasarkan arahan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, bahwa tata kelola laut harus menjadi navigasi ekonomi biru di Sulsel. RTRWP harus ditingkatkan petanya dengan skala lebih besar yakni 1:50.000.
“Ini agar lebih detail dapat melihat interaksi zonasi tata guna perairan,” jelasnya.
Adapun profil luas perairan laut Sulsel 45.330,55 kilometer persegi. Arah pembangunan laut diarahkan untuk mengelola ruang laut secara berkelanjutan dengan prinsip integrasi, efisiensi dan keadilan.
Sulsel dalam pembangunan wilayah lautnya, melakukan penataan secara terintegrasi. Menjadi provinsi pertama yang mengintegrasikan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecial (RZWKP3K) ke Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW (Perda No.3/2022). Serta memberikan kepastian hukum pemanfaatan laut sesuai zonasi. Sehingga kemarin (15/7) Gubernur menerima langsung penghargaan Penataan Ruang Laut Terbaik.
Adapun terkait kegiatan yang dilaksanakan di Unhas sebagai tuan rumah. Dijelaskan terkait WPPNRI 713 mencakup wilayah Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.
Sementara WPPNRI 714 meliputi Teluk Tolo dan Laut Banda, dan WPPNRI 715 mencakup Laut Maluku hingga Teluk Berau. Ketiganya merupakan kawasan penting bagi perikanan Sulawesi Selatan, khususnya dalam komoditas Tuna.
Dirjen Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, dalam sambutannya menyatakan,
“Kita semua menyadari bahwa tantangan di sektor kelautan dan perikanan terus berkembang. Oleh karena itu, proses adaptasi harus terus dilakukan agar tujuan utama kita, yaitu peningkatan kesejahteraan nelayan, dapat tercapai secara berkelanjutan.
Kita perlu bersama-sama menjaga keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan agar mampu memberikan manfaat ekonomi sekaligus melindungi ekosistem laut.”
Lotharia juga menegaskan lima program strategis ekonomi biru KKP, yakni: perluasan kawasan konservasi perairan, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, pengawasan wilayah pesisir dan pulau kecil, serta pengendalian sampah plastik laut.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., menyatakan komitmen Unhas dalam mendukung sektor kelautan nasional.
“Sebagai tuan rumah, Unhas siap mendukung penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memperkuat Unit Pengelola Perikanan. Kita mulai dari Wilayah Pengelolaan Perikanan 713, dan kami menaruh komitmen besar di dalamnya. Harapan kami bisa menjadi percontohan nasional,” jelas Prof JJ.
Kegiatan pertemuan tahunan UPP ini dijadwalkan berlangsung hingga Jumat (18/07), dengan agenda utama merumuskan rekomendasi strategis untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di Indonesia bagian timur. (*)
Provinsi Sulawesi Selatan
Gubernur Sulsel Kawal Langsung Progres Bendungan Jenelata, Dorong Akselerasi Pembangunan PSN

Kitasulsel–GOWA Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman melakukan site visit atau kunjungan lapangan untuk meninjau secara langsung progres proyek pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Selasa (21/10/2025).
Proyek strategis nasional (PSN) ini menjadi salah satu infrastruktur penting yang mampu memperkuat ketahanan air dan mendukung sektor pertanian serta pariwisata di Sulawesi Selatan.

Dalam kunjungan tersebut, Andi Sudirman menyampaikan apresiasi kepada Kejaksaan Tinggi Sulsel yang selama ini aktif memberikan pendampingan hukum dan mendukung kelancaran proses pembebasan lahan di lokasi proyek.
“Tentu apresiasi kepada Kejaksaan Tinggi Sulsel yang sangat proaktif dalam mendukung pembebasan lahan dan pendampingan hukum. Sinergi ini sangat membantu agar pembangunan berjalan lancar dan sesuai aturan,” ujarnya.

“Bendungan ini akan menjadikan sekitar 23 ribu hektar sawah menjadi IP300 atau index 3 kali yang semula dua kali dengan hanya Bendungan Bili-Bili. Juga sebagai upaya mengendalikan banjir Mamminasata, serta mampu menyediakan air baku nantinya untuk proyeksi sambungan rumah (SR) 40 ribu,” tambah Andi Sudirman.
Ia menyebut, progres pembangunan Bendungan Jenelata saat ini telah mencapai sekitar 19 persen dan diproyeksi selesai tahun 2028. Andi Sudirman mendorong agar proses konstruksi dapat terus dipercepat melalui kerja sama lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga pendukung.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), bendungan ini memiliki nilai strategis untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, serta membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat.
“Kita ingin ke depan akselerasi konstruksi bisa lebih cepat lagi. Insya Allah pemerintah berkomitmen untuk mempercepat proyek investasi ini demi menggerakkan ekonomi. Kami berharap masyarakat sekitar dapat mendukung proyek besar ini karena dapat menghidupkan ekonomi, wisata dan pendapatan masyarakat penerima manfaat,” tukasnya.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel Agus Salim, Bupati Gowa Husniah Talenrang, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Heriantono Waluyadi serta perwakilan dari BPN Kanwil Sulsel dan PTPN. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics1 tahun ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login