Connect with us

Politics

Deklarasi Pasangan Sehati di Makassar Akan Dimeriahkan Artis Ibu Kota, Sejumlah Elit DPP Partai Pengusung juga Dijadwalkan Hadir

Published

on

Kitasulsel–Makassar Jelang dihelatnya pemilihan kepala daerah Kota Makassar, pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi akan menggelar deklarasi pada Kamis 22 Agustus 2024 besok yang berlokasi di Phinisi Point Mall.

Dalam sesi Jumpa Pers yang digelar di Posko Utama Seto Rezki, Jalan Pettarani, Makassar, Rabu (21/8/2024), Andi Seto Asapa mengungkapkan bahwa sejumlah elit DPP partai pengusung pasangan tagline “Sehati” dari DPP dan tingkat provinsi dijadwalkan hadir di kegiatan deklarasi tersebut.

Beberapa nama yang akan hadir seperti Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Ketua OKK DPP NasDem Rusdi Masse sekaligus Ketua DPW NasDem Sulsel.

BACA JUGA  Dampingi Appi-Aliyah Terima B1-KWK Demokrat, ARA Siap Rapatkan Barisan

Selanjutnya, Wabendum DPP NasDem Fatmawati Rusdi, Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) Ketua Partai Solidaritas Indonesia Sulsel, Muhammad Surya.

“Kami sudah mengajukan undangan ke Pak Sufmi Dasco dan Pak Ahmad Muzani untuk Gerindra, dari NasDem akan hadir Wabendum DPP bu Fatmawati dan Pak Rusdi Masse serta Ketua PSI Pak Muhammad Surya,” jelas bakal calon Wali Kota Makassar Andi Seto Asapa.

Ketua Panitia deklarasi Sehati Kasrudi menambahkan bahwa deklarasi pasangan dengan tagline “Makassar Nyaman” ini bakal dimeriah artis nasional hingga lokal, seperti Band TRIAD, Vira KDI hingga Ridwan Sau.

“Disana kami juga sudah menyiapkan 20 tenant UMKM, menyediakan makanan dan minum untuk tamu yang hadir,” ungkap Anggota Fraksi Gerinda Makassar itu.

BACA JUGA  AIA Ajak Wagub Join Gerindra, Respons Fatmawati Rusdi: Sudah Seperti Keluarga

Sementara itu jumlah massa yang diperkirakan akan hadir pada acara yang dimulai pada sore hingga malam hari itu sekitar 20 ribu orang sesuai kapasitas lokasi acara. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  Hujan Tak Surutkan Semangat Pendukung Andalan Hati Padati GOR Sudiang

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Dampingi Appi-Aliyah Terima B1-KWK Demokrat, ARA Siap Rapatkan Barisan

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Terima B1KWK dari PKB, Indira-Ilham “INiMi” Sudah Bisa Daftar ke KPU

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel