Connect with us

Bertemu Langsung Puluhan Petani di Makassar,Rusdin Abdullah Jawab Tuntas Keresahan dan Langsung Beri Solusi

Published

on

Kitasulsel—MAKASSAR – Bakal Calon Wali Kota Makassar Rusdin Abdullah kembali turun menyapa masyarakat. Kali ini Rusdin Abdullah turun menyapa puluhan petani yang tergabung dalam beberapa kelompok petani di Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Minggu (09/06/2024).

Ingin mengetahui permasalahan petani, Rusdin Abdullah berkunjung langsung di Area Persawahan yang berada di Kampung Malewang. Turut hadir anggota DPRD Makassar dari Fraksi NasDem Mario David.

Dalam pantauan, Rusdin Abdullah duduk bersama petani dalam sebuah pondok di tengah sawah, para petani yang hadir menyampaikan permasalahan dan harapannya.

Diantaranya pengairan menjadi salah satu keluhannya, mereka meminta ke kedepan jika Rusdin Abdullah menjadi Wali Kota Makassar memperhatikan mereka, karena sumber penghasilannya dari pertanian.

“Disini bergantung pada air tadah hujan, jadi sawah dini sering kekurangan air. Kita petani disini butuh banyak sumur bor untuk pengairan sawah,” keluh salah seorang petani Patahuddin.

“Pupuk juga sangat mahal, begitu juga dengan modal, kami juga butuh bantuan Modal Pak,” ucal Patahuddin bersama petani yang hadir dalam pertemuan itu.

Terkait permasalah warga tersebut Rusdin Abdullah langsung memberikan solusi, memberikan bantuan secara pribadi pembuatan 3 titik sumur bor.

“Untuk Somur Bor saya bantu dengan pribadi saya. Mohon dukungannya, kalau saya Wali Kota sumur Bor akan lebih banyak lagi. Insya Allah bantuan untuk pertanian akan lebih banyak,” ucap pengusaha yang akrab disapa Rudal itu.

Sebelum ke area persawahan Rusdin Abdullah juga menemui dua kelompok petani yakni Mario rio dan Manikko Waya, hal yang sama di keluhkan petani.

Lahan persawahan yang semakin berkurang, sehingga daerah serapan untuk air juga semakin berkurang, Rusdin Abdullah akan memperhatikan hal ini, agar tidak semua area persawahan dijadikan lahan perumahan.

“Ekosistem tanah kita harus jaga, lahan pertanian semakin berkurang, daerah serapan air juga berkurang, ini akan menjadi perhatian saya ke depan, lahan pertanian, seperti sawah harus pertahankan. Ini juga berkaitan dengan ketahanan pangan,” ujar Rudal.

Rudal mengatakan apa yang telah disampaikan akan menjadi bahan untuk programnya.

“Apa yang disampaikan itu akan menjadi program saya kedepan, untuk itu masukanta dan masalahnya petani saya perlu dengar,” kata Rudal.

Legislator NasDem Mario David juga memuji sosok Rusdin Abdullah yang peduli dan merakyat, yang datang menemui langsung mereka di lahan sawah.

“Pak Rudal orangnya Pintar, Cerdas Peduli, merakyat lagi, cocok memang sebagai Wali Kotata,” ucap Mario.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel