Connect with us

Danny Pomanto Ajak Tamu VIP F8 Makan Malam di Sunset Cove, Perkenalkan Branding Makassar Kota Makan Enak

Published

on

Kitasulsel—Makassar—MAKASSAR, – Event Makassar Internasional Eight Festival and Forum (F8) resmi dibuka malam ini, Rabu (23/8).

Sebelum opening ceremony di Anjungan Pantai Losari, tamu-tamu VIP diajak makan malam di Sunset Cove CPI dan naik Kapal Pinisi.

Sebagai tuan rumah sudah menjadi tradisi Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto mengajak tamu Makassar menjelajahi Pantai Losari menggunakan Kapal Pinisi.

Usai menikmati santap malam di Sunset Cove CPI, Danny Pomanto didampingi Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi bersama tamu VIP menyeberangi Laut Losari menuju Anjungan Pantai Losari.

Tamu-tamu VIP diantaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan perwakilan dari negara asing.

Danny Pomanto mengatakan selalu ada sajian yang enak-enak dalam menjamu tamu-tamu baik domestik maupun mancanegara.

“Foodnya itu selalu seafood terenak. Ada lobster, udang, cumi-cumi, ikan bakar, juga mie kering,” kata Danny Pomanto.

Momentum ini juga untuk memperkenalkan branding Makassar Kota Makan Enak yang sudah dilaunching sejak Maret 2023 lalu.

Ia mengungkapkan alasan branding Makassar Kota Makan Enak. Selain karena cita rasa yang patut dicoba, juga sebagai upaya mendorong peningkatan PAD.

Apalagi di Makassar dapat dijumpai beragam jenis makanan enak selama 24 jam. Selain aneka seafood, ada juga nasi kuning, songkolo, coto, dan pallubasa.

“Jadi kota makan enak itu kata kerja, begitu dimakan 10% pajak masuk. Jadi pemasukan kita pertimbangkan dan alhamdulillah selama tiga bulan ini kita promosikan kota makan enak, PAD kita naik,” tutupnya.

Diketahui, F8 yang diinisiasi Wali Kota Makassar Danny Pomanto sejak 2016 ini sudah masuk TOP 10 KEN Kemenparekraf.

Dibagi menjadi empat zona di sepanjang 1,7 kilometer Anjungan Pantai Losari, event F8 tahun ini berlangsung hingga 27 Agustus 2023.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel