Connect with us

Danny Pomanto Optimis Maccini Sombala Capai Tiga Besar Kelurahan Berprestasi Tingkat Nasional

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR,- Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto optimis Kelurahan Maccini Sombala masuk dalam tiga besar perwakilan Sulsel dalam lomba prestasi kelurahan tingkat nasional.

Saat ini posisi Maccini Sombala berada di Regional III Wilayah Kalimantan-Sulawesi yang menjadi subjek yang dinilai bersama lima kelurahan lainnya mewakili provinsi masing-masing.

Lima kelurahan saat ini tengah menjalani verifikasi lapangan dan akan diseleksi masuk dalam tiga besar untuk presentasi langsung di Jakarta.

Danny Pomanto sapaan Moh Ramdhan Pomanto mengaku pihaknya optimis salah satu kelurahan terbaik di Makassar ini menjadi pemenang.

Ia menuturkan timnya sudah mempersiapkan ini dengan matang.

Apalagi dengan adanya program Lorong Wisata (Longwis) turut membantu pencapaian kelurahan yang mana setiap tahunnya jumlahnya terus bertambah.

Pun keberadaan longwis membuat partisipasi aktif masyarakat beserta ragam program di lorong-lorong dengan sebagian besar merupakan partisipasi warga, sementara pemerintah sekadar melakukan fasilitasi dan pembinaan.

Hal inilah yang menjadi keunggulan Kelurahan Maccini Sombala.

Ditambah lagi pada tahun lalu tercatat ada 1.096 Lorong Wisata dan tahun ini bertambah sebanyak 992 sehingga total hingga pertengahan tahun ini ada 2.088 Lorong Wisata yang tersebar di 15 kecamatan se-Kota Makassar.

“Lorong Wisata menekankan peningkatan aktivitas dan pemberdayaan warga di lorong. Oleh karena itu kita di Maccini Sombala sudah siap. Kami yakin Makassar mewakili Sulsel ke tingkat nasional dan menjadi yang terbaik,” kata Danny Pomanto di sela-sela menyambut kunjungan Tim Verifikasi Lapangan Tingkat Nasional dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Baruga Kelurahan Maccini Sombala, Jumat, (21/07/2023).

Juga perihal fasilitas tingkat kelurahan di sana terbilang lengkap, seperti adanya perpustakaan amaliah, shelter warga, konsultasi, pendampingan, mediasi, bantuan hukum, rumah aman, puspaga, sekretariat PKK, Posyandu, dan sebagainya.

Makanya dirinya tak ragu, kelurahan terbaik se-Sulsel itu mencapai posisi tiga besar.

Sementara itu, Tim Penilai Ditjen Bina Pemdes Kemendagri, Tri Rustiana Harahap mengatakan verifikasi lapangan dilakukan pencocokan kesesuaian data pada waktu penilaian administrasi.

Beberapa bidang yang dinilai diantaranya bidang pemerintahan, kewilayahan, kemasyarakatan, termasuk inovasinya.

“Selanjutnya nanti ada tahapan yang dari 5 provinsi yang kami nilai ini akan ada 3 yang maju untuk tahapan penentuan calon juara di Jakarta,” jelas Tri.

 

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel