Connect with us

Provinsi Sulawesi Selatan

Gubernur Andi Sudirman Resmi Buka Gerakan Pangan Murah Serentak di 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel

Published

on

Kitasulsel–Makassar Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman secara resmi membuka Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar serentak di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. Pembukaan kegiatan berlangsung di Halaman Kantor TVRI Sulsel, Makassar, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-356 Provinsi Sulawesi Selatan.

Program GPM yang diinisiasi pertama kali oleh Andi Sudirman pada tahun 2022 ini kini menjadi rujukan nasional dalam menjaga stabilitas harga pangan dan pengendalian inflasi daerah. Tahun ini, GPM kembali digelar dengan mengusung semangat “Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter.”

Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Membaik

Dalam sambutannya, Gubernur Andi Sudirman menyampaikan rasa syukur atas capaian positif pembangunan Sulawesi Selatan di usia ke-356 tahun. Ia menekankan bahwa kerja keras pemerintah bersama masyarakat membuahkan hasil yang signifikan, termasuk dalam sektor ekonomi dan ketahanan pangan.

BACA JUGA  IDAI Sulsel dan TP PKK Provinsi Gaungkan Gerakan Cinta Buku KIA dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025

“Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2025 tumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan. Ini menunjukkan semangat kerja keras dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.

Andi Sudirman juga mengungkapkan adanya penurunan angka kemiskinan di Sulsel. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mencapai 698,13 ribu orang, turun 13,64 ribu orang dibandingkan September 2024.

“Capaian ini adalah hasil kerja bersama. Pemerintah terus hadir menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan yang berpihak, termasuk pelaksanaan Gerakan Pangan Murah ini,” jelasnya.

Dukungan untuk Pengendalian Inflasi

GPM Serentak tahun ini menjadi langkah nyata Pemprov Sulsel dalam meredam potensi tekanan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Tercatat, inflasi tahunan Sulsel pada September 2025 berada pada level 3,03 persen, masih dalam sasaran nasional 2,5 ±1 persen.

BACA JUGA  Satgas PASTI Ingatkan Warga tak Terjebak Pinjol Ilegal

Melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia, Bulog, serta pemerintah kabupaten/kota, GPM memastikan bahan pangan seperti beras, telur, cabai, dan minyak goreng tersedia dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Gubernur turut mengajak seluruh pihak untuk memperkuat gotong royong dalam pembangunan daerah.

“Terakhir saya sampaikan dan mengajak kepada seluruh pihak untuk terus bersinergi membangun daerah dengan nilai-nilai luhur budaya Sulawesi Selatan seperti Sipakatau, Sipakainga, dan Sipakalebbi,” tutupnya.

Peserta dan Dukungan Lintas Sektor

Kegiatan GPM serentak ini juga diikuti oleh Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pasokan Pangan Badan Pangan Nasional RI, serta para Bupati dan Wali Kota se-Sulsel yang hadir secara daring melalui Zoom. Kolaborasi lintas lembaga ini mempertegas komitmen bersama dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di wilayah Sulawesi Selatan.

BACA JUGA  Banjir dan Longsor, Gubernur Sulsel Turunkan Tim BPBD ke Lapangan
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Provinsi Sulawesi Selatan

Pemprov Sulsel Bangun 1.657 Unit Apartemen Ikan untuk Tingkatkan Produktivitas Nelayan dan Pulihkan Ekosistem Laut

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah membangun 1.657 unit apartemen ikan sepanjang tahun 2025 untuk mendukung pengembangan kawasan perikanan rakyat dan pemulihan ekosistem laut.

Program ini tersebar di 13 titik lokasi di Sulsel, yaitu Makassar, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Kepulauan Selayar, Pangkep, Barru, Pulau Panikiang (Barru), Pinrang, Luwu Timur, dan Palopo, dengan total luasan sekitar 11 hektar di wilayah pesisir. Beberapa lokasi strategis seperti Pulau Panikiang, Selayar, dan Sinjai dipilih karena potensi ekologi yang tinggi, sementara Makassar, Takalar, dan Pangkep fokus pada peningkatan produktivitas nelayan.

Program apartemen ikan ini merupakan bagian dari visi Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi dalam mendorong pemulihan ekosistem laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan berbasis ekonomi biru, sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

BACA JUGA  Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman Kukuhkan 73 Anggota Paskibraka Tingkat Provinsi

Menurut Kepala DKP Sulsel, M. Ilyas, apartemen ikan berfungsi sebagai habitat buatan yang menjadi tempat berlindung, berkembang biak, dan berkumpulnya ikan, sehingga membantu nelayan menangkap ikan lebih efisien.

“Apartemen ikan ini mempersingkat waktu nelayan mencari ikan. Dengan titik-titik baru yang produktif, nelayan bisa menghemat BBM, menekan biaya operasional, dan meningkatkan pendapatan,” ujar Ilyas, Minggu (7/12/2025).

Setiap modul apartemen ikan dirancang untuk menjadi spawning ground dan nursery ground, meningkatkan keanekaragaman hayati, sekaligus mendukung pertumbuhan terumbu karang buatan. Diperkirakan satu modul dapat menghasilkan 40–90 kg ikan per bulan atau 500–1.000 kg per tahun, dengan asumsi 60% biomassa dapat dipanen secara berkelanjutan. Dengan 1.657 modul, potensi tangkapan tahunan mencapai 596 ton ikan, senilai ekonomi sekitar Rp 20,9 miliar per tahun. Jika dihitung dalam jangka panjang, 5 tahun mendatang apartemen ikan ini bisa menghasilkan Rp 104,3 miliar dan 10 tahun Rp 208,7 miliar.

BACA JUGA  Gubernur Andi Sudirman Sebut SPPG BGN di Sulsel Ada 76 Titik Sudah Beroperasi

Pemasangan unit apartemen ikan dilakukan dengan memperhatikan kondisi oseanografi, kedalaman, substrat dasar perairan, dan pola arus, memastikan setiap lokasi dapat mendukung produktivitas nelayan dan pelestarian ekosistem laut.

Untuk tahun 2026, DKP Sulsel berencana melakukan pendampingan pemanfaatan dan pemeliharaan apartemen ikan, bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), pemerintah kabupaten/kota, dan komunitas lokal.

“Dengan pengelolaan gotong royong, apartemen ikan ini menjadi aset bersama yang manfaatnya dapat dirasakan puluhan tahun ke depan,” tambah Ilyas.

Program ini sudah memberikan dampak nyata bagi nelayan. Abdul Gaffar, salah seorang nelayan dari Bulukumba, mengatakan, “Dulu kami harus melaut jauh dan lama untuk mencari ikan. Sekarang lebih cepat dapat ikan, dan ongkos BBM berkurang banyak.”

BACA JUGA  Banjir dan Longsor, Gubernur Sulsel Turunkan Tim BPBD ke Lapangan

Langkah strategis ini menegaskan komitmen Pemprov Sulsel dalam mengembangkan ekonomi biru, memperkuat kesejahteraan nelayan, dan memulihkan ekosistem laut secara berkelanjutan.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel