Connect with us

NEWS

Sekjen Kemenag: Ormas Keagamaan Penopang Ketahanan Sosial Bangsa

Published

on

Kitasulsel–ACEH Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin menegaskan bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan dan memperkuat ketahanan sosial bangsa.

Pernyataan ini disampaikan Kamaruddin Amin saat melantik pengurus Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Aceh masa khidmat 2024–2029 dan Pimpinan Cabang ISNU se-Aceh periode 2025–2029 di Aula Serbaguna UIN Sulthan Nahrasiyah, Lhokseumawe, Aceh.

“NU, Muhammadiyah, dan ormas keagamaan lainnya telah menjadi perekat sosial di tengah kemajemukan. Tanpa mereka, keragaman kita akan lebih rentan terhadap perpecahan,” ujarnya Kamaruddin Amin, Jumat (8/8/2025).

Kamaruddin menekankan bahwa ormas keagamaan adalah bagian penting dari infrastruktur sosial Indonesia yang paling kokoh dalam merawat keragaman.Ia mendorong ISNU untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah di semua tingkatan.

BACA JUGA  Tanggapi Pembubaran Satgas Sebar Pungli, Rudianto Lallo: Cukup Maksimalkan Penegak Hukum

Menurutnya, potensi keilmuan yang dimiliki para sarjana NU dapat diberdayakan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

Kamaruddin juga menyoroti persoalan strategis yang memengaruhi ketahanan keluarga, seperti stunting, kemiskinan, dan perceraian. Berdasarkan data, sekitar 17–18 persen dari lima juta bayi yang lahir setiap tahun mengalami stunting.

“Jika masalah ini tidak kita tangani bersama, sulit membayangkan Indonesia bisa menjadi negara maju,” tutur Kamaruddin yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PP ISNU.

Ketua PW ISNU Aceh, Ismail Fahmi Arrauf Nasution menyatakan komitmen pihaknya menjadikan ISNU sebagai kekuatan moral dan intelektual di Aceh. “Kita ingin mengabdi, berhikmah, dan menemukan versi terbaik dari diri kita melalui pengabdian,” katanya.

BACA JUGA  Kujungan kerja spesifik KOMISI III DPR RI, Andi Amar : Apresiasi Kinerja Kapolda, Kejaksaan Tinggi dan Bawaslu dalam Sentra Gakkumdu

Pelantikan ini dirangkai dengan Madrasah Kader ISNU Aceh yang berlangsung 8–10 Agustus 2025. Kegiatan menghadirkan narasumber dari PP ISNU dan pejabat pemerintah pusat, di antaranya Sekjen PP ISNU Wardi Taufik, Dewan Syuriah PBNU Endin AJ Soefihara; Dewan Ahli PP ISNU Muhamad Koderi; Asisten Deputi Kemenko PM, Amin Mudzakkir; serta Bendahara PP ISNU, Muhamad Fakhry Rofiqy.

Madrasah Kader tahun ini mengangkat tema Membangun Peradaban, Meneguhkan Ilmu, Mengabdi Umat dan diikuti sekitar 150 peserta. Ketua Panitia Muazinah, berharap program ini menjadi ruang kaderisasi ideologis dan intelektual bagi sarjana muda Nahdliyyin.

Acara turut dihadiri perwakilan Gubernur Aceh, Wali Kota Lhokseumawe, unsur Forkopimda, pimpinan perguruan tinggi, perbankan syariah, dan tokoh masyarakat.

BACA JUGA  Dari Pesantren Menuju Profesionalisme Medis: As’adiyah Bangun Fakultas Kedokteran Gigi


Berikut Susunan Pengurus PW ISNU Aceh 2024–2029:

Ketua: Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, M.A.

Wakil Ketua: Muazinah, B.Sc., M.PA.

Sekretaris: Dr. Rahmad Syah Putra, M.Pd., M.Ag.

Wakil Sekretaris: Dr. Muhammad Amin, M.A.

Bendahara: Arkin, S.IP.

Wakil Bendahara: Hilmi, M.Pd.

Wakil Bendahara: Dr. Saiful Musadir, M.A. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

NEWS

Jusuf Kalla Sebut Generasi Emas adalah Milik Mereka yang Rajin, Pintar dan Bersemangat

Published

on

Kitasulsel–MALANG Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, mendorong mahasiswa untuk memperkuat tiga hal dalam menyongsong generasi emas 2045 mendatang. Ketiga hal tersebut adalah ilmu logika, semangat dan kerja keras.

“Masa depan kita harus betul-betul bisa mempersiapkan diri dengan ilmu logika, semangat dan kerja keras,” kata JK saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya Malang, Senin (11/08/2025).

Ia memaparkan, banyak generasi saat ini memiliki ilmu yang mumpuni, tapi tidak memiliki semangat dan kerja keras. Di sisi lain, ada yang memiliki semangat dan kerja keras, tapi tidak memiliki ilmu yang tinggi. “Kondisi seperti itu juga sulit.

BACA JUGA  Atlet Sulsel Lega, Ketua DPRD Cicu Bakal Panggil Dispora Tuntaskan Bonus PON 2024

Kita harus berusaha menggabungkan semua itu dan mencontoh seperti China dengan semangatnya dan Jepang dengan kerja kerasnya,” tambah JK.

Ketua Umum PMI ini juga menyinggung soal generasi emas 20 tahun mendatang. Bagi JK, generasi emas adalah generasi yang lebih baik. Sehingga tidak semua generasi saat ini akan menjadi generasi emas.

JK bahkan menganalogikan, generasi emas ibarat sebuah pertandingan olah raga. Ada yang mendapatkan medali emas, perak dan perunggu. Dalam pertandingan olahraga juga berlaku hanya orang kuat latihan dan kuat berusaha yang bisa mendapat emas.

“Semua jadi penuh pertandingan dan persaingan. Kita tidak bisa bekerja seenaknya. Kemudian yang menang adalah mereka yang rajin, pintar dan bersemngat.

BACA JUGA  Dari Pesantren Menuju Profesionalisme Medis: As’adiyah Bangun Fakultas Kedokteran Gigi


“Jadi generasi emas itu soal waktu. Soal kerja keras. Soal keinginan. Jangan anda berpikiran nanti 20 tahun generasi emas otomatis untuk saya. Itu adalah milik anda apabila berilmu dan bekerja keras baru bisa mencapai seperti itu,” imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, JK menjelaskan, mewujudkan generasi emas di 2045 mendatang bukan perkara gampang. Pasalnya berdasarkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia baru di titik $5.000 atau sekitar Rp78 juta pertahun. Idealnya, lanjut JK, Indonesia bisa mewujudkan generasi emas jika penghasilan per kapitanya mencapai rata-rata $15.000.

“Artinya apa, dalam 20 tahun ke depan. kita harus bekerja tiga kali lebih baik, baru bisa mencapai itu,” terang JK lagi.

BACA JUGA  Kapolda Sulsel Donor di PMI Makassar, Ini Pesan Kemanusiaannya

Olehnya itu, JK berharap agar mahasiswa saat ini betul-betul memanfaatkan waktunya untuk menguasai ilmu, utamanya sains dan teknologi dalam menggapai cita-cita besar tersebut.

“Siapkan diri anda untuk bisa menjadi generasi lebih baik agar bisa membangun bangsa dan negara ini. Sebab hanya orang pintar dan penuh semangat yang dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel