LIPUTAN HAJI 2025
Mappatoppo,Tradisi Bugis Warisan Syukur dan Ketaatan dalam Bingkai Islam

Kitasulsel—Makkah—Mappatoppo adalah sebuah tradisi penuh makna yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Bugis, Makassar, dan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Tradisi ini bukan sekadar seremoni biasa, tetapi merupakan bentuk ekspresi syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas selesainya ibadah haji dengan seluruh rangkaian ritualnya. Bagi umat Islam, ibadah haji bukanlah sekadar perjalanan fisik menuju tanah suci, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang sarat makna dan penuh tantangan. Maka dari itu, keberhasilan menunaikan ibadah haji dipandang sebagai bentuk karunia dan kehendak Allah SWT yang patut disyukuri dengan sepenuh hati.
Dalam konteks ini, Mappatoppo menjadi wadah untuk mengekspresikan rasa syukur itu. Ia merupakan simbol kegembiraan yang tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga melibatkan seluruh elemen sosial, keluarga, dan masyarakat. Tradisi ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk pertemuan atau syukuran yang menghadirkan keluarga, tetangga, kerabat, dan tokoh-tokoh masyarakat. Dengan iringan doa-doa, makanan khas, dan kebersamaan, Mappatoppo menghadirkan suasana religius yang sarat dengan nilai spiritual dan sosial.

Namun, Mappatoppo bukan hanya tentang syukur. Ia juga mengandung pesan kuat tentang penguatan nilai-nilai kemanusiaan. Selama pelaksanaan ibadah haji, para jamaah dituntut untuk saling membantu, tolong-menolong, dan menguatkan satu sama lain. Pengalaman-pengalaman itu membekas dalam diri setiap jamaah, dan dalam Mappatoppo, nilai-nilai tersebut diperkuat kembali melalui interaksi sosial yang hangat, saling berjabat tangan, dan ungkapan saling memaafkan. Ini mencerminkan nilai luhur dalam Islam: ukhuwah (persaudaraan), empati, dan kepedulian sosial.
Lebih dari itu, Mappatoppo juga merupakan bagian dari upaya melestarikan kemuliaan haji mabrur. Tradisi ini memberi ruang simbolik bagi seseorang yang telah menunaikan haji untuk diteguhkan secara sosial dan spiritual di hadapan masyarakat. Dengan demikian, haji tidak hanya menjadi perjalanan individu tetapi menjadi bagian dari kesadaran kolektif umat. Ia menjadi inspirasi bagi yang belum berangkat, sekaligus pengingat bagi yang telah pulang agar tetap menjaga kemabruran hajinya dalam kehidupan sehari-hari.

Di tengah arus modernitas yang kadang mengikis tradisi lokal, Mappatoppo hadir sebagai pengingat bahwa tradisi yang baik dan bernilai religius harus dijaga dan dilestarikan. Ini bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga bagian dari ekspresi keimanan dan kearifan lokal yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Selama dijalankan dengan niat yang tulus dan tidak bertentangan dengan syariat, Mappatoppo adalah bentuk ibadah sosial yang membawa manfaat spiritual dan mempererat tali silaturahmi antar umat.
Bagi masyarakat Bugis dan Makassar, Mappatoppo bukan hanya tradisi, tetapi identitas. Ia menjadi ruang bahagia yang tidak hanya dinikmati oleh yang pulang dari haji, tetapi juga oleh seluruh masyarakat yang merasa turut diberkahi dengan kehadiran para tamu Allah di tengah-tengah mereka. Maka, sudah sepatutnya kita menjaga dan memelihara tradisi ini sebagai bagian dari khazanah Islam Nusantara yang kaya dan berakar kuat pada nilai-nilai luhur kemanusiaan dan ketuhanan.
LIPUTAN HAJI 2025
Bukan Sekadar Mengawasi, Pak Kanwil Hadir Membawa Hangatnya Kepedulian untuk Jamaah NTB

Kitasulsel—Makkah— Kehadiran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zamroni Azis, di tengah-tengah jamaah haji asal NTB membawa dampak positif yang sangat dirasakan langsung oleh para jamaah. Sebagai bagian dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kementerian Agama Republik Indonesia, H. Zamroni tidak hanya menjalankan tugas pengawasan administratif, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kenyamanan dan kebutuhan jamaah haji NTB selama di Tanah Suci.
Para jamaah menyampaikan apresiasi mereka atas perhatian dan kehadiran langsung orang nomor satu di lingkungan Kanwil Kemenag NTB tersebut. Salah satu jamaah menyatakan, “Pak Kanwil hampir setiap hari datang memantau kondisi kami di hotel-hotel. Beliau tidak hanya hadir, tapi juga membawa makanan dan minuman tambahan untuk kami konsumsi, di luar dari jatah makan resmi dari penyelenggara.”

Kiprah H. Zamroni Azis di lingkungan Kementerian Agama RI memang tidak diragukan lagi. Dengan jaringan dan komunikasi yang kuat di tingkat pusat, ia mampu menjembatani berbagai kebutuhan jamaah NTB dan memastikan berbagai persoalan lapangan bisa segera direspon. Tak jarang, ia terlihat langsung berkoordinasi dengan pejabat-pejabat penting, termasuk Tim Pengawas dari DPR RI.
Dalam beberapa kesempatan, H. Zamroni juga terlihat mendampingi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan NTB, Ir. Hj. Sari Yuliati, MT, yang juga merupakan Bendahara Umum Partai Golkar. Keduanya bersama-sama menemui dan berdialog dengan jamaah, menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan legislatif dalam memastikan layanan terbaik bagi jamaah haji.

Apresiasi pun datang dari Staf Khusus Menteri Agama RI, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, yang menyatakan, “Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pak Kanwil untuk kenyamanan jamaah. Warga NTB patut bersyukur memiliki pemimpin yang mampu berbaur dan menjalin komunikasi yang baik dengan para petinggi di pusat. Itu adalah nilai kepemimpinan sejati yang tidak dimiliki semua orang.”
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Dr. H. Adies Kadir, SH, M.Hum., yang turut membersamai jamaah NTB di Tanah Suci, juga memberikan penghargaan khusus kepada Kanwil Kemenag NTB. “Saya melihat sendiri bagaimana Pak Kanwil begitu dekat dengan para jamaah. Pendekatan ini menjadi pondasi kuat bagi kepemimpinan beliau dan membawa dampak positif, khususnya bagi jamaah dari NTB,” ujar politisi senior itu.
Kehadiran H. Zamroni Azis di tengah-tengah jamaah bukan sekadar menjalankan tugas formal, tetapi menjadi simbol kepedulian dan dedikasi yang tulus dari seorang pemimpin daerah yang paham akan pentingnya pelayanan dan perhatian terhadap warganya, terlebih dalam momentum sakral seperti ibadah haji.
Akhir kata, apresiasi dari berbagai pihak ini menjadi cerminan bahwa pelayanan haji tidak hanya soal teknis, tetapi juga soal empati dan kehadiran nyata pemimpin di lapangan — dan hal itu telah ditunjukkan dengan sangat baik oleh H. Zamroni Azis.
-
Politics9 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
12 bulan ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login