LIPUTAN HAJI 2025
Penjelasan Kemenag tentang Solusi Masalah Pergerakan Jemaah dari Muzdalifah ke Mina

Kitasulsel–MAKKAH Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan dari target yang ditentukan. Proses evakuasi jemaah dari Muzdalifah dinyatakan selesai pada 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS) dari target yang ditetapkan pada 09.00 WAS.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan, awal pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina sudah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS), pada 10 Zulhijjah 1446 H.

“Realisasi di lapangan, pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina secara umum dimulai tepat waktu. Namun secara keseluruhan, proses evakuasi berhasil dilakukan dan Muzdalifah dinyatakan kosong dari jemaah haji Indonesia pada pukul 09.40 WAS, terlambat 40 menit dari target yang ditetapkan,” papar Hilman Latief di Makkah, Sabtu (7/6/2025).
Lantas, apa penyebab munculnya masalah ini? Hilman Latief menjelaskan bahwa masalah pertama adalah ketidakkonsistenan jadwal bus karena ada ribuan bus yang dioperasionalkan dan antrian yang panjang. Sebab, setelah pukul 00.00 WAS, jadwal keberangkatan bus yang direncanakan terkendala di lapangan.

“Kondisi tersebut menyebabkan jemaah merasa khawatir,” sebut Hilman.
Masalah kedua, keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah dalam beberapa jam pada rentang waktu tertentu karena kepadatan lalu lintas. Situasi ini sempat membuat jemaah tidak nyaman, di tengah kondisi mereka yang mengalami kelelahan menunggu penjemputan. Dalam situasi tersebut, banyak jemaah memilih untuk keluar dari pintu Muzdalifah.
“Karena bus yang terlambat datang, sebagian jemaah memutuskan untuk membuka pintu keluar di Muzdalifah dan berjalan kaki menuju Mina. Hal ini memunculkan arus pergerakan spontan tanpa kendali,” papar Hilman.
Ketiga, massifnya jemaah yang berjalan kaki. Pada Jumat (6/6/2025) pagi, jemaah dari berbagai maktab, memutuskan berjalan kaki karena khawatir tidak terjemput dari Muzdalifah hingga siang hari. Dalam suasana psikologi semacam itu, PPIH Arab Saudi akhirnya melepas sebagian jemaah namun tetap mengingatkan agar jemaah lansia dan risti agar tetap berada di Muzdalifah, menunggu jemputan bus. Sebab, berjalan kaki bagi lansia dan risti akan banyak menguras energi dan menimbulkan kelelahan.
“Pergerakan jemaah pejalan kaki berdampak pada kemacetan di jalur utama _shuttle_ bus. PPIH menerima permintaan dari Kemenhaj dan syarikah untuk menenangkan jemaah dan menghentikan arus jalan kaki, namun sudah tidak dapat dikendalikan,” kata Hilman.
Bagaimana upaya PPIH Arab Saudi? Hilman menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah menjalin koordinasi darurat dengan Kemenhaj Saudi.
“Pada pukul 03.12 WAS, PPIH Arab Saudi mengirim permintaan resmi melalui pesan WA kepada Kementerian Haji dan Umrah untuk segera mengintervensi dan mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah,” papar Hilman.
Kedua, PPIH juga meminta bantuan logistik dan proteksi jemaah kepada otoritas dan mitra Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS, PPIH kembali menyampaikan permintaan kepada Kemenhaj agar mitra di Saudi segera mengirimkan bantuan logistik berupa: air minum, makanan ringan, dan payung atau pelindung panas.
“Alhamdulillah pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jemaah haji Indonesia di Muzdalifah,” jelas Hilman.
Dari semua ini, Hilman menyampaikan bahwa koordinasi dan pengendalian pada fase pemberangkatan Muzdalifah–Mina akan mempercepat evakuasi jemaah. Namun, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jemaah memutuskan untuk berjalan kaki.
“Langkah mitigasi PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS,” tegasnya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Saudi yang sangat responsif memberikan dukungan dalam mengatasi situasi dan dinamika di lapangan,” ucap Hilman.
“Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah,” tandasnya. (*)
LIPUTAN HAJI 2025
Bukan Sekadar Mengawasi, Pak Kanwil Hadir Membawa Hangatnya Kepedulian untuk Jamaah NTB

Kitasulsel—Makkah— Kehadiran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zamroni Azis, di tengah-tengah jamaah haji asal NTB membawa dampak positif yang sangat dirasakan langsung oleh para jamaah. Sebagai bagian dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kementerian Agama Republik Indonesia, H. Zamroni tidak hanya menjalankan tugas pengawasan administratif, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kenyamanan dan kebutuhan jamaah haji NTB selama di Tanah Suci.
Para jamaah menyampaikan apresiasi mereka atas perhatian dan kehadiran langsung orang nomor satu di lingkungan Kanwil Kemenag NTB tersebut. Salah satu jamaah menyatakan, “Pak Kanwil hampir setiap hari datang memantau kondisi kami di hotel-hotel. Beliau tidak hanya hadir, tapi juga membawa makanan dan minuman tambahan untuk kami konsumsi, di luar dari jatah makan resmi dari penyelenggara.”

Kiprah H. Zamroni Azis di lingkungan Kementerian Agama RI memang tidak diragukan lagi. Dengan jaringan dan komunikasi yang kuat di tingkat pusat, ia mampu menjembatani berbagai kebutuhan jamaah NTB dan memastikan berbagai persoalan lapangan bisa segera direspon. Tak jarang, ia terlihat langsung berkoordinasi dengan pejabat-pejabat penting, termasuk Tim Pengawas dari DPR RI.
Dalam beberapa kesempatan, H. Zamroni juga terlihat mendampingi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan NTB, Ir. Hj. Sari Yuliati, MT, yang juga merupakan Bendahara Umum Partai Golkar. Keduanya bersama-sama menemui dan berdialog dengan jamaah, menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan legislatif dalam memastikan layanan terbaik bagi jamaah haji.

Apresiasi pun datang dari Staf Khusus Menteri Agama RI, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, yang menyatakan, “Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pak Kanwil untuk kenyamanan jamaah. Warga NTB patut bersyukur memiliki pemimpin yang mampu berbaur dan menjalin komunikasi yang baik dengan para petinggi di pusat. Itu adalah nilai kepemimpinan sejati yang tidak dimiliki semua orang.”
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Dr. H. Adies Kadir, SH, M.Hum., yang turut membersamai jamaah NTB di Tanah Suci, juga memberikan penghargaan khusus kepada Kanwil Kemenag NTB. “Saya melihat sendiri bagaimana Pak Kanwil begitu dekat dengan para jamaah. Pendekatan ini menjadi pondasi kuat bagi kepemimpinan beliau dan membawa dampak positif, khususnya bagi jamaah dari NTB,” ujar politisi senior itu.
Kehadiran H. Zamroni Azis di tengah-tengah jamaah bukan sekadar menjalankan tugas formal, tetapi menjadi simbol kepedulian dan dedikasi yang tulus dari seorang pemimpin daerah yang paham akan pentingnya pelayanan dan perhatian terhadap warganya, terlebih dalam momentum sakral seperti ibadah haji.
Akhir kata, apresiasi dari berbagai pihak ini menjadi cerminan bahwa pelayanan haji tidak hanya soal teknis, tetapi juga soal empati dan kehadiran nyata pemimpin di lapangan — dan hal itu telah ditunjukkan dengan sangat baik oleh H. Zamroni Azis.
-
Politics9 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
12 bulan ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login