Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Respons Cepat Dr. Bunyamin: Tim Linjam Kini Bermarkas Dekat Jamaah di Hotel Hilton Mekkah

Published

on

KITASULSEL—MEKKAH – Jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia mulai memadati Kota Makkah Al-Mukarramah menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025 M. Kepadatan luar biasa tampak di sekitar Masjidil Haram, terutama saat waktu shalat dan thawaf, termasuk oleh jemaah asal Indonesia yang jumlahnya sangat signifikan.

Kondisi ini berdampak langsung terhadap pola kerja petugas haji, khususnya Tim Perlindungan Jemaah (Linjam) yang bertugas di area Masjidil Haram. Tim ini dituntut untuk bekerja lebih intensif demi memastikan keselamatan dan kenyamanan jemaah Indonesia di tengah tingginya mobilitas dan kepadatan manusia.

Sebagai langkah cepat menyesuaikan dinamika di lapangan, Tenaga Ahli Menteri Agama RI bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Internasional, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, memfasilitasi pembentukan posko tambahan untuk tim linjam di Hotel Hilton Mekkah. Lokasi ini dipilih karena letaknya strategis dan memiliki akses langsung ke pelataran Masjidil Haram.

BACA JUGA  Menjelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Batasi Aktivitas Fisik dan Umrah Sunah

“Kita ingin tim linjam selalu berada dekat dengan jemaah. Selain posko di kantor Seksi Khusus (Seksus) Haram, kini linjam juga bisa bermarkas di Hilton Hotel untuk beristirahat secara bergiliran. Ini bagian dari upaya kita agar jemaah tetap terpantau dan petugas pun dapat menjaga stamina,” ujar Dr. Bunyamin.

Langkah tersebut mendapat apresiasi dari Letkol Laut Harun Al Rasyid selaku Kepala Bidang Perlindungan Jemaah. Ia menilai, keberadaan posko tambahan sangat membantu kinerja petugas dalam memberikan layanan cepat dan responsif.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Dr. Bunyamin dalam memfasilitasi tim linjam Seksus Haram. Posko tambahan di Hilton sangat membantu, dan akan dimanfaatkan oleh seluruh tim Tusi untuk meningkatkan efektivitas pemantauan jemaah,” ungkap Letkol Harun.

BACA JUGA  Karyono, Jemaah Haji Difabel Asal Jember, Tunaikan Ibadah Haji dengan Semangat dan Dukungan Sang Istri

Saat ini, Seksi Khusus Masjidil Haram menempatkan petugas linjam di sembilan posko terpadu yang tersebar di area strategis. Pos-pos ini difungsikan untuk memantau jemaah Indonesia yang mungkin terpisah dari rombongan, mengalami kehilangan barang, atau membutuhkan informasi arah dan terminal menuju sektor pemondokan masing-masing.

Kesiapan tim linjam yang didukung oleh posko strategis menjadi tulang punggung dalam menjaga jemaah Indonesia tetap dalam pengawasan. Kehadiran mereka di tengah padatnya arus manusia adalah bentuk nyata dari pelayanan negara kepada para tamu Allah.

Dengan semakin dekatnya puncak haji, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama terus memperkuat koordinasi dan kesiagaan. Tujuan utamanya satu: memastikan jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman, dan khusyuk.

BACA JUGA  Haji Tertib, Dam Resmi! Jemaah Dilarang Datangi RPH untuk Penyembelihan
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Jelang Wukuf, Ini Pesan untuk Jemaah Haji Perempuan

Published

on

KITASULSEL—MAKKAH—Wukuf di Arafah adalah momen paling sakral dalam ibadah haji. Di sinilah para jemaah berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak dari seluruh rangkaian manasik. Namun bagi jemaah perempuan, ada sejumlah hal khusus yang perlu diperhatikan agar ibadah tetap sah dan terasa nyaman.

Musytasyar dini yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ny. Hj. Badriyah Fayumi, menyampaikan bahwa haji adalah bentuk jihad bagi perempuan. “Perempuan yang berhaji telah melakukan pengorbanan besar—meninggalkan keluarga, rutinitas harian, dan menempuh perjalanan panjang demi memenuhi panggilan Ilahi,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Menjelang wukuf, Badriyah mengingatkan jemaah perempuan untuk memperhatikan lima hal penting berikut ini:

1. Haid Bukan Halangan untuk Wukuf
Banyak perempuan yang bertanya: apakah haid membuat mereka tak bisa ikut wukuf? Jawabannya, tidak. “Perempuan yang sedang haid tetap bisa melaksanakan wukuf. Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,” terang Badriyah.

BACA JUGA  Pulang dari Saudi, Menag: Petugas Siap Sambut Kedatangan Jemaah

Kalau haid datang saat baru tiba di Makkah dan waktu sudah mendekati wukuf, jemaah bisa mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran. Dengan begitu, mereka tetap bisa ikut wukuf tanpa harus tergesa menyelesaikan umrah lebih dulu. “Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” tambahnya.

2. Antisipasi dengan Pembalut atau Pampers

Selama wukuf, antrean di toilet biasanya sangat panjang. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Badriyah menyarankan jemaah perempuan mengenakan pembalut atau pampers. “Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga menjaga kesucian pakaian ihram. Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti,” jelasnya.

3. Masker dan Aurat Saat Ihram

BACA JUGA  Lepas Jemaah Haji Kloter Perdana, Menag: Jaga Niat dan Kesehatan

Secara fikih, perempuan tidak diperkenankan menutup wajah dan telapak tangan saat ihram. Namun dalam kondisi tertentu seperti cuaca ekstrem atau risiko penularan penyakit ISPA, penggunaan masker diperbolehkan. “Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” ujarnya.

Adapun membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk pelanggaran. Namun tetap disarankan menjaga aurat selama ihram sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

4. Hemat Tenaga, Gandakan Ibadah

Menjelang Armuzna, banyak aktivitas fisik menanti. Oleh karena itu, jemaah—khususnya perempuan—dianjurkan menyimpan tenaga. “Kita masih punya waktu dua pekan menuju Armuzna. Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” pesan Badriyah.

BACA JUGA  Viral Video Jamaah Jalan Kaki dari Hotel 808 di Makkah, Kepala Sektor 8: “Itu Hoaks, Jamaah Didampingi Petugas”

5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan

Tak jarang, perbedaan pendapat fikih menjadi bahan perdebatan di kalangan jemaah. Badriyah mengimbau agar hal ini dihindari. “Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” tuturnya.

Di akhir pesannya, Badriyah mengajak jemaah perempuan untuk menjadikan wukuf sebagai titik balik spiritual. “Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.MCH

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel