Kementrian Agama RI
Menag Dorong Optimalisasi Peran Kemenag Pasca Perampingan
 
																								
												
												
											Kitasulsel–JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya optimalisasi peran Kementerian Agama pasca perampingan beberapa fungsi kementerian. Hal ini ia sampaikan dalam orasi ilmiah pada 2nd Summit Jurnal Ummil Quran di Auditorium Wisma Mandiri 1, Jakarta Pusat.
“Kementerian Agama sekarang itu mengalami perampingan, ada delapan cabang-cabang, tangkai-tangkai ibarat sebuah pohon Kementerian Agama yang dipotong-potong. Dirjen Peradilan Agama pindah ke Mahkamah Agung.
Semenjak pindah, angka perceraian membumbung tinggi karena tidak ada lagi BP4-nya, tidak ada lagi penasehatnya. Jangan langsung putus cerai. Datangkan Al-Hakim, negosiator untuk jangan dulu ya,” kata Menag Nasaruddin, Sabtu (15/3/2025).
Dikatakan Menag, dalam menghadapi perubahan ini, diperlukan langkah-langkah strategis agar layanan keagamaan tetap berjalan dengan optimal.
“Yang harus kita lakukan sekarang adalah memastikan bahwa masyarakat tetap mendapatkan layanan terbaik dalam hal keagamaan. Jika ada fungsi yang berpindah, kita harus mencari cara agar masyarakat tetap mendapatkan bimbingan dan pendampingan yang baik,” katanya.
Menurutnya, sangat penting untuk bersinergi dengan berbagai pihak agar peran Kemenag tetap efektif. “Kita harus memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga lain, termasuk Mahkamah Agung dalam hal peradilan agama, serta lembaga keuangan dalam hal pengelolaan zakat dan wakaf. Sinergi ini sangat penting agar pelayanan umat tetap maksimal,” ujarnya.
Menag juga mengungkapkan adanya tantangan dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap agama, terutama di kalangan generasi muda. Ia mengungkapkan bahwa banyak generasi milenial yang lebih tertarik dengan filsafat daripada agama, karena agama dianggap tidak lagi mencerahkan.
“Masyarakat lebih tertarik berdiskusi tentang filsafat daripada agama. Kenapa? Karena agama dianggap tidak lagi mencerahkan. Agama kita itu pendekatannya terlalu deduktif, kualitatif.
Padahal Qur’an mengatakan iqra bismirabik. Pendekatannya kan induktif itu. Kenapa Tuhan tidak mengatakan ‘bismirabbik iqra’? Dengan menyebut nama Tuhan, bacalah. Itu deduktif. Tapi Qur’an memperkenalkan sebuah metodologi dalam kehidupan bermasyarakat, ‘Iqra’, baru ‘bismirabbik,” jelasnya.
“Kita harus memastikan bahwa agama tetap bisa menjadi pedoman bagi masyarakat. Jangan sampai agama hanya menjadi simbol tanpa substansi. Kita harus mampu menyesuaikan penyampaian ajaran agama dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, Menag mengungkapkan pentingnya kepemimpinan agama yang legitimate dan reformasi pemikiran keagamaan.
“Pemimpin umat itu harus legitimate dan memiliki kredibilitas. NU, Muhammadiyah, dan ormas Islam lainnya harus memastikan bahwa kepemimpinan mereka benar-benar berdasarkan kualitas dan kapasitas,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Kemenag akan terus beradaptasi dengan perubahan yang ada agar tetap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada umat.
“Kita harus tetap maju dengan perubahan yang ada. Kita harus mencari solusi agar masyarakat tetap mendapatkan layanan terbaik dalam urusan keagamaan. Ini tantangan kita bersama,” pungkasnya. (*)
Kementrian Agama RI
Menag Terima Menteri Wakaf Suriah, Bahas Kerja Sama Pendidikan Islam dan Wakaf
 
														Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Menteri Wakaf Suriah, Syaikh Muhammad Abu Khoiri Syukri, beserta rombongan ulama Syam di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan ini membahas penguatan pendidikan untuk kaderisasi ulama an penguatan wakaf antara kedua negara.
“Indonesia membutuhkan kesinambungan kader ulama. Tradisi keilmuan Syam adalah rujukan Islam dunia, dan hubungan ulama Nusantara dengan Syam telah terjalin sejak lama,” ujar Menag di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Menag menegaskan bahwa Masjid Istiqlal saat ini menjadi pusat pembinaan kader ulama dan telah menjalankan program pendidikan ulama sejak pandemi, mengingat lebih dari 800 ulama Indonesia wafat pada masa Covid-19.
“Kita ingin memperkuat sanad keilmuan, spiritualitas, dengan menciptakan ulama baru sebagai representatif ulama yang relevan untuk zaman modern,” tambahnya.
Menteri Wakaf Suriah menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan hangat Kemenag dan masyarakat Indonesia. Ia mengapresiasi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang berhasil menjaga kedamaian, keberagaman, dan persatuan umat.
Syaikh Abu Khoiri menjelaskan, Suriah kini memasuki fase pembangunan kembali pasca situasi konflik yang panjang. Pemerintah dan ulama Suriah, lanjutnya, tengah membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan pendidikan Islam, riset keilmuan, dan penguatan ekonomi umat.
“Indonesia dikenal dengan akhlak. Suriah dikenal dengan kedalaman ilmu. Bila akhlak dan ilmu bertemu, dunia Islam akan mendapat manfaat besar,” ujarnya.
Syaikh Abu Khairi menjelaskan pentingnya ta’awun (kolaborasi kebaikan) antarnegara Muslim dalam pengembangan pendidikan, ilmu syariah, dan kemanusiaan, khususnya antara Indonesia dan Suriah. Menurutnya, sinergi antara Indonesia dan Suriah di bidang pendidikan agama, bahasa Arab, dan pengkaderan ulama akan membawa dampak luas, tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi dunia Islam secara global.
“Kita harus terus berkomunikasi, menjalin kerjasama dalam kebaikan antara kedua negara sebagai sesama negara muslim, untuk menciptakan negara yang aman dan tentram, serta adil dan makmur”, jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu Ulama, Muhammad Rajab Dieb juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan tazkiyatun nafs (pembinaan akhlak) sebagai fondasi pembentukan ulama sejati. Menurut mereka, keluasan ilmu tidak akan memberi manfaat tanpa kemurnian jiwa dan keteladanan moral.
“Ulama bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembawa cahaya dan teladan. Dengan begitu, ketika kita menyampaikan kebaikan agama akan mudah didengarkan”, tegas Muhammad Rajab Dieb.
Setelah mendengar paparan para ulama Suriah, Menag menyampaikan sembilan prioritas kolaborasi strategis yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Suriah:
- Pengiriman mahasiswa Indonesia ke Suriah dan Sebaliknya;
- Pengiriman pengajar bahasa Arab dari Suriah ke Indonesia;
- Pertukaran Pendaftaran Perguruan Tinggi kedua Negara;
- Pertukaran dosen dua arah;
- Kolaborasi riset di bidang keagamaan dan sains;
- Penguatan zakat dan wakaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat;
- Program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan Islam;
- Pengkajian isu fikih kontemporer;
- Penyusunan deklarasi kemitraan pendidikan dan peradaban Islam Indonesia–Suriah untuk generasi muda.
“Dengan ini, kami seluruh yang hadir disini dari baik dari Kemenag ataupun Istiqlal siap menindak lanjuti kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak”, tuturnya.
Menag juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi keagamaan sebagai jembatan perdamaian dan peradaban global. “Semoga sinergi ini membawa keberkahan bagi umat Islam di seluruh dunia”, pungkasnya. (*)
- 
																	   2 tahun ago 2 tahun agoInformasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir 
- 
																	   Politics1 tahun ago Politics1 tahun agoIndo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar 
- 
																	   1 tahun ago 1 tahun agoTangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu” 
- 
																	   2 tahun ago 2 tahun agoPj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi 
- 
																	   3 tahun ago 3 tahun agoVideo Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat 
- 
																	   3 tahun ago 3 tahun agoDari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan* 
- 
																	   2 tahun ago 2 tahun agoIBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur 
- 
																	   1 tahun ago 1 tahun agoDuet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap 









You must be logged in to post a comment Login