Connect with us

Politics

Salurkan Bantuan, Appi Janji Cari Solusi Penanganan Banjir

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar terpilih, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memberikan bantuan kepada warga terdampak korban banjir di Kota Makassar.

Meskipun belum dilantik, Appi-Aliyah selaku pemimpin baru di Kota Makassar periode 2025-2030. Mereka kompak mengantarkan langsung bantuan kepada masyarakat terdampak korban Banjir di Kecamatan Manggala, Kamis (13/2/2025).

Pada kesempatan ini, Appi selaku Wali Kota Makassar terpilih. Ia menegaskan bahwa komitmen pasangan MULIA akan mencari solusi untuk mengatasi persoalan banjir di Kecamatan Manggala, apalagi sudah menjadi langganan tiap musim hujan tiba.

“Hari ini kita berada di lokasi banjir yang luar biasa di Kecamatan Manggala, yang sudah menjadi langganan hampir berpuluh puluh tahun. Tentu menjadi perhatian kami untuk solutif penanganan nantinya,” jelas Appi, usai menyerahkan bantuan ditemani Aliyah.

BACA JUGA  Ada 23.868 Jiwa Penambahan Pemilih di Sulsel Jelang Pilkada Serentak

Ketua DPD II Golkar Kota Makassar itu, menuturkan bahwa di masa kepemimpinanya melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir.

Apalagi masyarakat di wilayah langganan banjir itu sangat berharap pemerintah tidak hanya membantu memulihkan situasi tetapi juga mencari solusi untuk mencegah banjir.

appi menembahkan, lebih penting lagi, tugas pemerintah kedepan melakukan apa bisa dilakukan disekitar pemukiman warga, sebagai upaya untuk mencegah banjir.

“Kta berharap tahun ini mencari solusi yang terbaik dimana kita harus melihat di semua sudut, sehingga lokasi ini sudah tidak menjadi langganan banjir,” jelas Appi.

“Semua program harus kita jalankan kita harus berfikir lebih maksimal lagi supaya hal hal seperti ini tidak terjadi lagi kedepan, mari kita jaga lingkungan sama-sama untuk keadaaan seperti ini kita temukan jalan keluar yang terbaik,” tambah mantan Bos PSM itu.

BACA JUGA  Jubir SEHATI: Hanya Dengan Seto-Rezki Makassar Tidak Mundur Lagi

Diketahui, ada empat kecamatan yang dikepung banjir di pemukiman warga kota Makassar. Bahkan di Kecamatan Manggala, banjir setinggi lutut hingga dada orang dewasa.

Empat kecamatan tersebut yakni Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Tamalate, dan Manggala. Pengungsi terbanyak berada di Kecamatan Manggala.

Pada kesempatan ini, Munafri berkomitmen memperhatikan kondisi banjir di Kecamatan lain. Bahkan ia berjanji akan mengunjungi korban pengungsian serta mengantarkan langsung bantuan.

B“Kami akan ke Kecamatan lain yang terdampak banjir. Tentu, bantuan sedikit dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir. Kami berkomitmen untuk terus mendukung proses pemulihan dan membantu masyarakat yang membutuhkan,” tukas Appi. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  Hujan Tak Surutkan Semangat Pendukung Andalan Hati Padati GOR Sudiang

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Komunitas Warga Barombong Deklarasi Dukung Pasangan Indira-Ilham Fauzi di Pilwali 2024

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Tok! KPU Sulsel Akhirnya Tetapkan Dua Paslon Cagub-Cawagub di Pilkada 2024

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel