Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag RI: Nassarudin Umar Masjid Al Munawwar Jadi Simbol Pelayanan dan Keindahan Kemenag

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Al Munawwar Kementerian Agama. Peresmian ditandai pengguntingan pita dilanjutkan dengan salat Zuhur berjamaah.

Tampak hadir, Kepala BPKH Fadhlul Imansyah, Sekjen Kemenag, M Ali Ramdhani, para pejabat eselon I Kementerian Agama, para staf khusus, staf ahli, tenaga ahli Menteri Agama, perwakilan PBNU, dan para perwakilan Bank Mitra Kemenag.

“Hadirnya masjid yang representatif seperti ini bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tamu-tamu Kemenag,” kata Menag Nasaruddin Umar pada acara Peresmian sekaligus serah terima program kemaslahatan 2024, Pembangunan dan perluasan masjid Kementerian Agama, Selasa (17/12/2024).

“Dulu, Nabi Muhammad Saw berkantor di dalam Masjid, sekarang masjid di dalam perkantoran. Sama juga, dulu Universitas itu di dalam masjid, sekarang masjid itu di komplek universitas,” sambung Menag Nasaruddin Umar.

“Ini kebanggaan bagi umat Rasulullah. Saya mengajak seluruh Umat dan ASN Kemenag, jangan hanya pintar membangun, tapi juga harus pintar merawat dan memakmurkan masjid,” lanjut Menag Nasaruddin Umar.

BACA JUGA  Manasik Haji Serentak Nasional,Menag RI:Kesimbangan Ibadah Ritual dan Ibadah Sosial Kunci Haji Mabrur

Menag Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa seperti adanya Masjid Istiqlal, biar saja itu hancur karena banyak kegiatannya, daripada hancur tidak ada kegiatannya.

Masjid Al Munawwar ini adalah tempat publik, selain untuk salat orang Islam, tapi siapa saja bisa berada di masjid seperti masjidnya Nabi Muhammad Saw.

“Pada sejarahnya, bahkan Nabi pernah mengundang para tokoh lintas agama ke dalam masjid,” kata Menag Nasaruddin Umar.

Point ini sengaja disampaikan Menag Nasaruddin, agar semua ASN Kemenag dan atau umat menjadikan seluruh komplek Kemenag sebagai contoh konfigurasi keummatan di Indonesia.

“Saya masih kurang puas dengan bangunan Masjid Al Munawwar ini. Tolong agar bisa didandani, semisal ada ornamen masjid dari luar.

BACA JUGA  Menag RI Nasaruddin Umar: Efisiensi Anggaran Rp12 Triliun Tidak Ganggu Ibadah Haji

Mari kita ubah, wilayah kita ini seperti taman bunga. Setiap hari kita bisa menikmati indahnya bunga-bunga. Ini agar kepercayaan Diri kita bisa tumbuh,” jelas Menag Nasaruddin Umar.

Menag Nasaruddin Umar menginginkan agar ke depan masyarakat dapat melihat dan menikmati wajah Kementerian Agama penuh dengan keindahan.

“Mari kita bedakin dan dandani. Ketika orang ditanya, mau ke mana? Mau ke taman bunga di Kementerian Agama. Mari juga memelihara kebersihan wilayah dan kantor Kemenag,” terang Menag Nasaruddin Umar.

Selain itu, Menag Nasaruddin Umar juga berpesan, agar masjid tidak hanya dipakai untuk Salat, tapi bisa juga dibuat kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat. Misalnya, kajian-kajian keislaman, pemberdayaan kualitas umat, dan diskusi. Masjid minta masjid ini dimanfaatkan secara maksimal untuk kemaslahatan umat.

“Apapun agama kita, mari jalankan ajaran agama dengan baik. Manfaatkan masjid ini untuk salat berjamaah agar keimanan ASN Kemenag semakin baik. Terima kasih kepada seluruh Bank mitra Kemenag,” tandas Menag Nasaruddin Umar.

BACA JUGA  Menag Minta Jajarannya Tidak Ambil Putusan saat Emosi

Perwakilan Lazisnu PBNU, Musyafa menyampaikan selamat atas pembangunan dan perluasan masjid Kemenag. Masjid ini dibangun dua lantai, area lantai satu untuk jemaah laki-laki, dan lantai dua untuk wanita.

“Program ini merupakan reaslisasi dan ajuan dari Biro Umum Kemenag kepada program kemaslahatan BPKH 2024, sebagai upaya peningkatan sarana prasarana ibadah. Peletakan batu pertama pada bulan Juni 2024.

Diberi nama Masjid Al Munawwar, terima kasih. Semoga bermanfaat untuk kemaslahatan umat,” kata Musyafa.

Kepala BPKH Fadhlul Imansyah, menyampaikan terima kasih kepada Kemenag yang telah menerima penyaluran dana kemaslalahan ini. “Kami cukup puas dengan pekerjaan Lazisnu ini.

Relatif cepat kinerjanya untuk menyelesaikan pembangunan masjid ini. Mudah-mudahan membawa kemaslahatan bagi ASN Kemenag untuk semakin baik ibadahnya,” tegas Fah. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Terima Menteri Wakaf Suriah, Bahas Kerja Sama Pendidikan Islam dan Wakaf

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Menteri Wakaf Suriah, Syaikh Muhammad Abu Khoiri Syukri, beserta rombongan ulama Syam di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan ini membahas penguatan pendidikan untuk kaderisasi ulama an penguatan wakaf antara kedua negara.

“Indonesia membutuhkan kesinambungan kader ulama. Tradisi keilmuan Syam adalah rujukan Islam dunia, dan hubungan ulama Nusantara dengan Syam telah terjalin sejak lama,” ujar Menag di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Menag menegaskan bahwa Masjid Istiqlal saat ini menjadi pusat pembinaan kader ulama dan telah menjalankan program pendidikan ulama sejak pandemi, mengingat lebih dari 800 ulama Indonesia wafat pada masa Covid-19.

“Kita ingin memperkuat sanad keilmuan, spiritualitas, dengan menciptakan ulama baru sebagai representatif ulama yang relevan untuk zaman modern,” tambahnya.

Menteri Wakaf Suriah menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan hangat Kemenag dan masyarakat Indonesia. Ia mengapresiasi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang berhasil menjaga kedamaian, keberagaman, dan persatuan umat.

BACA JUGA  Hasil Sidang Isbat, 1 Zulhijah Jatuh pada 28 Mei 2025

Syaikh Abu Khoiri menjelaskan, Suriah kini memasuki fase pembangunan kembali pasca situasi konflik yang panjang. Pemerintah dan ulama Suriah, lanjutnya, tengah membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan pendidikan Islam, riset keilmuan, dan penguatan ekonomi umat.

“Indonesia dikenal dengan akhlak. Suriah dikenal dengan kedalaman ilmu. Bila akhlak dan ilmu bertemu, dunia Islam akan mendapat manfaat besar,” ujarnya.

Syaikh Abu Khairi menjelaskan pentingnya ta’awun (kolaborasi kebaikan) antarnegara Muslim dalam pengembangan pendidikan, ilmu syariah, dan kemanusiaan, khususnya antara Indonesia dan Suriah. Menurutnya, sinergi antara Indonesia dan Suriah di bidang pendidikan agama, bahasa Arab, dan pengkaderan ulama akan membawa dampak luas, tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi dunia Islam secara global.

BACA JUGA  Menag RI Nasaruddin Umar: Efisiensi Anggaran Rp12 Triliun Tidak Ganggu Ibadah Haji

“Kita harus terus berkomunikasi, menjalin kerjasama dalam kebaikan antara kedua negara sebagai sesama negara muslim, untuk menciptakan negara yang aman dan tentram, serta adil dan makmur”, jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, salah satu Ulama, Muhammad Rajab Dieb juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan tazkiyatun nafs (pembinaan akhlak) sebagai fondasi pembentukan ulama sejati. Menurut mereka, keluasan ilmu tidak akan memberi manfaat tanpa kemurnian jiwa dan keteladanan moral.

“Ulama bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembawa cahaya dan teladan. Dengan begitu, ketika kita menyampaikan kebaikan agama akan mudah didengarkan”, tegas Muhammad Rajab Dieb.

Setelah mendengar paparan para ulama Suriah, Menag menyampaikan sembilan prioritas kolaborasi strategis yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Suriah:

  1. Pengiriman mahasiswa Indonesia ke Suriah dan Sebaliknya;
  2. Pengiriman pengajar bahasa Arab dari Suriah ke Indonesia;
  3. Pertukaran Pendaftaran Perguruan Tinggi kedua Negara;
  4. Pertukaran dosen dua arah;
  5. Kolaborasi riset di bidang keagamaan dan sains;
  6. Penguatan zakat dan wakaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat;
  7. Program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan Islam;
  8. Pengkajian isu fikih kontemporer;
  9. Penyusunan deklarasi kemitraan pendidikan dan peradaban Islam Indonesia–Suriah untuk generasi muda.
BACA JUGA  Kenapa Perlu Memilih Madrasah dan Pesantren? Ini Kata Menag

“Dengan ini, kami seluruh yang hadir disini dari baik dari Kemenag ataupun Istiqlal siap menindak lanjuti kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak”, tuturnya.

Menag juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi keagamaan sebagai jembatan perdamaian dan peradaban global. “Semoga sinergi ini membawa keberkahan bagi umat Islam di seluruh dunia”, pungkasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel