Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag Nasaruddin Tegaskan Komitmen Antikorupsi, Seluruh Pejabat Kemenag Wajib Beri Teladan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA  Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya komitmen untuk membersihkan Kementerian Agama dari praktik gratifikasi yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

Menag mengajak semua pihak di Kemenag untuk menegakkan prinsip-prinsip kejujuran, efisiensi, dan azas manfaat dalam setiap langkah kebijakan yang diambil.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Integrity Festival (IntegriFest) Kemenag yang bertepatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024.

Ia menekankan bahwa Kementerian Agama memiliki peran vital dalam membangun Indonesia. Untuk itu, kejatuhan Kemenag akibat korupsi harus dihindari.

“Betul, 5 tahun berfungsi itu jika Kemenag berfungsi, akan mengawetkan bangunan sesuai yang direncanakan. Tapi jika ada korupsi, maka segala rencana akan ambruk,” ujar Menag di Auditorium H.M Rasjidi Kantor Kemenag Thamrin, Jakarta pada Senin (2/12/2024).

Ia menambahkan bahwa salah satu langkah utama untuk memerangi korupsi adalah dengan melakukan digitalisasi sistem yang lebih efisien dan menghindari praktik gratifikasi, baik berupa uang, barang, maupun bentuk gratifikasi lainnya yang bisa merusak integritas.

Menag juga menekankan pentingnya penghematan dalam perjalanan dinas (perjadin), yang sering kali menjadi sumber pemborosan anggaran negara. Ia menginstruksikan bahwa perjalanan dinas harus dilakukan dengan lebih efisien, memanfaatkan teknologi seperti Zoom, dan memastikan setiap pengeluaran negara memberikan manfaat nyata.

BACA JUGA  Pimpinan Komisi VIII DPR Doakan Untuk Kesehatan Menag

“Semua yang bisa dilakukan dengan Zoom, kita harus efisienkan. Setiap sen yang dikeluarkan negara harus ada efeknya,” tegas Menag.

Ia juga mengingatkan untuk tidak menjadikan peraturan yang dibuat sebagai legitimasi bagi praktik yang subhat atau merugikan.

Dalam konteks ini, Menag berjanji akan tetap teguh dalam menjalankan perintah Presiden untuk melakukan penghematan dan bersih dari segala bentuk gratifikasi.

Menag juga tidak takut menghadapi tantangan besar yang mungkin datang dengan melakukan reformasi ini, dan bahkan mengungkapkan kesiapan untuk menanggung segala risiko yang ada.

“Saya akan bangga jika bisa menghukum mereka yang melanggar, daripada hanya menerima penghargaan,” ujar Menag.

Melalui agenda ini, Menag juga mengingatkan kepada seluruh jajaran Kemenag agar tidak menjadikan keluarga sebagai pintu masuk bagi hal-hal yang bisa merusak prinsip-prinsip integritas.

“Kita harus bekerja dengan niat baik dan menghindari segala bentuk gratifikasi. Mari jadikan Kemenag lebih kinclong,” tambahnya.

“Mari kita jadikan hari ini sebagai hari putih hati kita, dengan menjalani hidup yang benar,” pungkas Menag.

BACA JUGA  Menag Terima Wamenhan Bahas Sosialisasi Dewan Pertahanan Nasional dan Isu Kebangsaan

Upaya Penanganan Korupsi di Itjen Kemenag

Sementara itu, Inspektur Jenderal Kemenag Faisal Ali Hasyim menegaskan kalau korupsi menjadi problem serius bangsa ini. Berbagai upaya pemberantasan korupsi perlu terus dilakukan sebagaimana arahan Presiden Prabowo dalam pidato pertamanya.

“Presiden Prabowo mengatakan, kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem, dengan penegakan hukum yang tegas, dengan digitalisasi.

Insya Allah kita akan kurangi korupsi secara signifikan. Karenanya, terselenggaranya kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar dalam rangka upaya pencegahan korupsi di Kementerian Agama,” ujarnya.

Sebagai Auditor Internal di Kementerian Agama, Itjen mempunyai tugas dan fungsi untuk menciptakan kondisi agar pemerintahan di Kemenag bersih dari praktik korupsi. Berbagai upaya pun sudah dilakukan untuk mencegah korupsi di Kementerian.

“Digitalisasi terus dilakukan untuk mempersempit ruang gerak tindak korupsi, ini diberlakukan dalam proses pengadaan barang dan jasa juga promosi. Hingga kini, telah terbentuk 762 Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) yang terus tumbuh tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Faisal menambahkan, kementerian Agama juga telah menginisiasi program penanaman nilai antikorupsi dimulai dari keluarga melalui program Kusemai Nilai, yang mengajak para istri pejabat untuk memahami nilai-nilai antikorupsi.

BACA JUGA  Undang Menag Hadiri Kazan Summit di Tatarstan, Dubes Cerita Ketertarikan Ormas Islam Rusia ke Indonesia

Pelatihan Refleksi dan Aktualisasi Integritas (PRESTASI) untuk pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama bekerjasama dengan KPK.

“Salah satu hasilnya, kami ingin menyampaikan apresiasi pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah atas terselenggaranya e-Learning Peningkatan Pemahaman Gratifikasi lebih dari 15.000 ASN Kementerian Agama,” ujarnya.

Ia menggarisbawahi, berbagai upaya memerangi korupsi yang dilakukan Itjen Kemenag telah memperlihatkan hasil. Misalnya, Kemenag berada di peringkat pertama dalam Capaian Aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Satranas PK) KPK RI dengan nilai 94,29%. Capaian ini menempatkan Kementerian Agama di posisi tertinggi di antara seluruh Kementerian/Lembaga.

“Ini adalah bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi seluruh jajaran Kementerian Agama dalam menerapkan budaya integritas, mencegah praktik korupsi, serta melaksanakan pengawasan yang bersih dan transparan.

Tak hanya itu, hasil survei penilaian integritas (SPI) KPK juga naik menjadi 74,62, dan menjadi salah satu dari lima Kementerian/Lembaga yang mengalami kenaikan. Ini berada di atas rata-rata capaian nasional.” (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Terima Menteri Wakaf Suriah, Bahas Kerja Sama Pendidikan Islam dan Wakaf

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Menteri Wakaf Suriah, Syaikh Muhammad Abu Khoiri Syukri, beserta rombongan ulama Syam di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan ini membahas penguatan pendidikan untuk kaderisasi ulama an penguatan wakaf antara kedua negara.

“Indonesia membutuhkan kesinambungan kader ulama. Tradisi keilmuan Syam adalah rujukan Islam dunia, dan hubungan ulama Nusantara dengan Syam telah terjalin sejak lama,” ujar Menag di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Menag menegaskan bahwa Masjid Istiqlal saat ini menjadi pusat pembinaan kader ulama dan telah menjalankan program pendidikan ulama sejak pandemi, mengingat lebih dari 800 ulama Indonesia wafat pada masa Covid-19.

“Kita ingin memperkuat sanad keilmuan, spiritualitas, dengan menciptakan ulama baru sebagai representatif ulama yang relevan untuk zaman modern,” tambahnya.

Menteri Wakaf Suriah menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan hangat Kemenag dan masyarakat Indonesia. Ia mengapresiasi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang berhasil menjaga kedamaian, keberagaman, dan persatuan umat.

BACA JUGA  Nasional dan Progresif: Nasaruddin Umar Bukukan Kinerja Terbaik dalam Survei Independen

Syaikh Abu Khoiri menjelaskan, Suriah kini memasuki fase pembangunan kembali pasca situasi konflik yang panjang. Pemerintah dan ulama Suriah, lanjutnya, tengah membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan pendidikan Islam, riset keilmuan, dan penguatan ekonomi umat.

“Indonesia dikenal dengan akhlak. Suriah dikenal dengan kedalaman ilmu. Bila akhlak dan ilmu bertemu, dunia Islam akan mendapat manfaat besar,” ujarnya.

Syaikh Abu Khairi menjelaskan pentingnya ta’awun (kolaborasi kebaikan) antarnegara Muslim dalam pengembangan pendidikan, ilmu syariah, dan kemanusiaan, khususnya antara Indonesia dan Suriah. Menurutnya, sinergi antara Indonesia dan Suriah di bidang pendidikan agama, bahasa Arab, dan pengkaderan ulama akan membawa dampak luas, tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi dunia Islam secara global.

BACA JUGA  DPR Setuju Usulan Tambahan Anggaran Kemenag 2026

“Kita harus terus berkomunikasi, menjalin kerjasama dalam kebaikan antara kedua negara sebagai sesama negara muslim, untuk menciptakan negara yang aman dan tentram, serta adil dan makmur”, jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, salah satu Ulama, Muhammad Rajab Dieb juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan tazkiyatun nafs (pembinaan akhlak) sebagai fondasi pembentukan ulama sejati. Menurut mereka, keluasan ilmu tidak akan memberi manfaat tanpa kemurnian jiwa dan keteladanan moral.

“Ulama bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembawa cahaya dan teladan. Dengan begitu, ketika kita menyampaikan kebaikan agama akan mudah didengarkan”, tegas Muhammad Rajab Dieb.

Setelah mendengar paparan para ulama Suriah, Menag menyampaikan sembilan prioritas kolaborasi strategis yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Suriah:

  1. Pengiriman mahasiswa Indonesia ke Suriah dan Sebaliknya;
  2. Pengiriman pengajar bahasa Arab dari Suriah ke Indonesia;
  3. Pertukaran Pendaftaran Perguruan Tinggi kedua Negara;
  4. Pertukaran dosen dua arah;
  5. Kolaborasi riset di bidang keagamaan dan sains;
  6. Penguatan zakat dan wakaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat;
  7. Program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan Islam;
  8. Pengkajian isu fikih kontemporer;
  9. Penyusunan deklarasi kemitraan pendidikan dan peradaban Islam Indonesia–Suriah untuk generasi muda.
BACA JUGA  Pimpinan Komisi VIII DPR Doakan Untuk Kesehatan Menag

“Dengan ini, kami seluruh yang hadir disini dari baik dari Kemenag ataupun Istiqlal siap menindak lanjuti kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak”, tuturnya.

Menag juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi keagamaan sebagai jembatan perdamaian dan peradaban global. “Semoga sinergi ini membawa keberkahan bagi umat Islam di seluruh dunia”, pungkasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel