Connect with us

Politics

PPP Yakin Makassar Bakal Pecahkan Sejarah dengan Wali Kota Perempuan Pertama

Published

on

Kitasulsel–Makassar Wakil Ketua DPC PPP Makassar, Fasruddin Rusli, yakin Makassar siap mencatat sejarah baru dengan hadirnya pemimpin perempuan, yaitu Calon Walikota Makassar Indira Yusuf Ismail.

Menurutnya, momentum pemilihan wali kota 2024 menjadi peluang emas untuk membuktikan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak kalah dengan laki-laki dalam memimpin kota.

“Mudah-mudahan di 17 Agustus 2025 akan jauh lebih meriah dari kegiatan hari ini karena kita punya pemimpin wali kota perempuan,” ujar Acil dengan penuh keyakinan, Senin (26/8/2024).

Ia menilai, Indira akan memecahkan rekor perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Makassar sejak tahun 1929.

Kota Makassar memang membutuhkan seorang pemimpin perempuan.

“Yakin dan percaya, kita akan pecahkan rekor bahwa dari tahun 1929, tidak ada wali kota perempuan, tapi insyaallah di 2024 kita akan yakinkan bahwa perempuan bisa tonji,” tegasnya.

BACA JUGA  Evaluasi Debat Kandidat, Ini Pesan KPID untuk KPU dan Lembaga Penyiaran

Optimisme Acil juga tercermin dalam harapannya terhadap peringatan HUT RI di tahun mendatang.

Ia meyakini bahwa di bawah kepemimpinan wali kota perempuan, perayaan HUT ke-80 RI akan lebih meriah, inklusif, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

“Jika terpilih, HUT ke-80 RI di Makassar akan jauh berbeda dibandingkan tahun ini, karena kita memiliki pemimpin seorang perempuan,” tandasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Indira Yusuf Ismail Disambut Meriah di Lorong Santaria: Sorakan ‘iNiMi Walikota ta’ Menggema

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Sekretaris NasDem Parepare Benarkan Rekomendasi Tasming Hamid di Pilwakot Dievaluasi

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel