Connect with us

Buka Ruang Koalisi di Pilwalkot Makassar, ARA-Amri Temui Ni’matullah

Published

on

Kitasulsel–Makassar Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA) menjajaki koalisi dengan Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel, Amri Arsyid di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar.

Peluang berpaket di Pilwalkot Makassar itu terlihat setelah keduanya bertemu dan disaksikan langsung oleh ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Demokrat Sulsel, Ni’matullah Erbe.

Ketua PKS Sulsel, Amri Arsyid menuturkan untuk saat ini belum ada penentuan sikap mengenai siapa yang menjadi 01 maupun 02 di Pilwalkot Makassar, masih akan dilakukan pembahasan lebih lanjut kedepannya.

“Terkait posisi 01 maupun 02 masih akan dibicarakan, yang pasti sekarang adalah kita sepakat untuk melangkah bersama dalam wujud koalisi partai,” katanya kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).

Amri Arsyid menuturkan saat ini dirinya tengah fokus kerja-kerja politik kedepannya dengan mencukupkan usungan koalisi mengingat Partai Demokrat mengumpulkan 3 kursi sedangkan PKS 6 kursi hingga membutuhkan lagi tambahan untuk memantapkan usungan sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Insyaallah yang paling penting bagi kami sekarang adalah bagaimana koalisi ini berjalan. Dan komunikasi juga berjalan,” bebernya.

Sementara itu Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah Erbe mengatakan bagaimana keduanya untuk bersama-sama mencukupkan koalisi, apalagi melihat kesamaan keduanya sangat kuat.

“Saya kira tugas selanjutnya adalah mencukupkan kursi,” tuturnya.

Ulla, sapaan Ni’matullah menjelaskan Pilwalkot Makassar masih dinamis. Dia menilai keduanya masih punya peluang berpaket. Termasuk kadernya yang lain yakni Abdul Rahman Bando juga masih berpeluang mengendarai Demokrat.

“Sebagai kader semua punya hak untuk berpolitik dan ikut maju (Pilwali Makassar), tetapi semua keputusan ada di DPP Demokrat.

Tapi sebagai pengurus DPD Demokrat Sulsel, tugas dan kewajiban saya untuk memberikan skema dan opsi yang tersedia untuk DPP, bukan opsi tunggal, kalau opsi tunggal artinya kandang (kawin) paksa,” ungkap Wakil Ketua DPRD Sulsel itu. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel