Connect with us

Hivi! Ajak Penonton F8 Berani Apresiasi Segala Hal

Published

on

Kitasulsel–Makassar Gelaran Makassar F8 tahun ini semakin meriah dengan hadirnya Hivi! sebagai bintang tamu utama di panggung konser Zona 4 fusion music, Jumat (26/7/2024).

Ribuan penonton yang memadati area konser disuguhkan penampilan energik dari band yang beranggotakan Neida Aleida (vokal), Ilham Aditama (vokal), dan Febrian Nindyo (vokal/gitar) tersebut.

Di tengah-tengah penampilannya, Hivi! menyampaikan pesan inspiratif kepada para pengunjung untuk berani mengapresiasi segala hal dalam kehidupan.

“Terima kasih teman-teman yang ketika setiap lagu berakhir, bertepuk tangan memberikan apresiasi. Semoga karir, dan setiap hal yang teman-teman lakukan juga selalu diapresiasi,” ungkap Febrian.

Hivi! membawakan sejumlah hits andalannya seperti “Mata ke Hati”, “Pelangi”, “Siapkah Kau ‘Tuk Jatuh Cinta Lagi”, “Satu-Satunya”, “Remaja”, hingga “Kereta Kencan”, yang sukses membuat penonton ikut bernyanyi bersama.

“Mari apresiasi yang benar-benar selayaknya kalian ingin bilang terima kasih. Tepuk tangan untuk F8 dan Dinas Pariwisata, seluruh pekerja teknis karena tanpa mereka acara tidak akan berjalan lancar, untuk seluruh tenant, untuk tim medis, dan media,” sebut Febrian.

Pesan yang disampaikan oleh Febrian tersebut disambut hangat oleh penonton, terlihat dari sorak sorai dan tepuk tangan meriah.

Penampilan Hivi! yang memukau di Zona 4 pada malam ketiga F8 kal ini menjadi salah satu momen yang paling dinanti oleh para pengunjung.

Energi positif dan pesan inspiratif yang dibawa oleh band ini diharapkan dapat terus menggema di hati masyarakat Makassar.

Makassar F8 tahun ini menghadirkan berbagai macam hiburan dan aktivitas menarik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dengan tema “The Unity”, Makassar F8 hadir menyatukan ragam bahasa, ragam budaya, dan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai, suku, ras, dan agama. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel