Connect with us

IKA SMP Pergis Datu Museng Temui Indira, Komitmen Dukung di Pilwali 2024

Published

on

Kitasulsel–Makassar Keluarga Besar Alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perguruan Islam (Pergis) Datu Museng bersilaturahmi dengan Indira Yusuf Ismail di kediaman pribadinya Jalan Amirullah, Jumat (19/07/2024).

Pada kesempatan itu, mereka menyatakan dukungan penuhnya untuk Indira Yusuf Ismail sebagai Bakal Calon Wali Kota Makassar Periode 2024-2029. Komitmen itu ditunjukkan dengan lahirnya komunitas ‘Relawan Datu Museng untuk Indira’ yang diketuai oleh Yazid.

Dukungan itu timbul tak lain dari rasa kekeluargaan yang telah tercipta antara keluarga besar alumni SMP Datu Museng dengan Indira yang merupakan alumni Sekolah tersebut.

“Kami bertekad sepenuh hati, karena siapa Wali kota yang bisa melanjutkan kebaikan dari Wali Kota Makassar saat ini, yang mengetahui akar program-program yang telah terlaksana selain ibu Indira,” pungkas Yazid.

Pada kesempatan yang sama, Yazid mengundang Indira untuk turut hadir pada acara Peringatan Maulid Nabi sekaligus Reuni Akbar mendatang IKA SMP Pergis Datu Museng.

Menanggapi hal itu, Indira menyampaikan Terima kasih atas dukungan yang diberikan. Dia pun mengajak para alumni sekolahnya untuk berjuang bersama-sama menggalakkan dukungan.

Pada kesempatan yang sama, Indira mengingatkan para Alumni untuk menjadi masyarakat dan pemilih cerdas dalam menghadapi Pilkada 2024 mendatang. Dia mengajak untuk menggunakan hak pilih mereka dengan bijak dan berdasarkan pertimbangan yang matang.

Indira menekankan pentingnya pemahaman situasi politik sebagai bagian dari upaya mencerdaskan masyarakat.

Ia mengingatkan bahwa kontestasi ini bukan hanya untuk kepentingan saat ini, tetapi jauh kedepan, akan berdampak pada generasi di masa depan.

Sehingga, pilihan yang dijatuhkan nantinya adalah hasil dari telaah mendalam dan kritis. Itu, bagi Indira sangat penting untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

“”Perjuangan kita kedepan ini menyangkut anak-anak ta. Persiapan-persiapan mereka kalau kita tidak ada. Kita mempersiapkan pendidikan hingga meningkatkan resiliensi kota,” jelasnya.

Sebagai sesama teman dan almamater, Indira juga meminta saran dan masukan dari para alumni. Ia juga berterima kasih kepada gurunya yang meskipun sepuh, masih menyempatkan diri menyambangi kediamannya.

Indira menyampaikan, dirinya terbuka menerima masukan dan kritikan untuk kedepannya. Bagi dia, masyarakat tentu mau pemimpin yang terbaik, dan dirinya tentu ingin yang terbaik untuk Kota Makassar.

“Kita ikhtiar, kekuatan kita adalah doa dan dukungan,” harapnya.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).​​​​​​

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).

“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.

“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.

Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.

“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.

Cinta sebagai Inti Ekoteologi

Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.

“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.

Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.

“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.

Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel