Connect with us

Figur Lain Mulai Meredup, Sosok Indira Yusuf Ismail Kian Melejit

Published

on

Kitasulsel–Makassar Beberapa nama Bakal Calon Wali Kota Makassar 2024 sebelumnya muncul ke permukaan, dengan memasang alat peraga dan membuat pernyataan diri untuk bertrung pada kontestasi lima tahunan tersebut.

Namun, beberapa figur meredup pergerakannya dipermukaan disaat Indira Yusuf Ismail yang terus melakukan pergerakn politiknya.

“Elektabilitas dan popularitasnya seiring dengan pergerakan safari politiknya disetiap sudut kota tembus ke lorong dengan, teglain Ini demi rakyat, lanjutkan kebaikan terus menggema disetiap loron, disetiap ruang-ruang perjumpaan warga Kota Makassar (ruang silaturrahim),” ucap Akademisi UIN Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar, Kamis 11 Juli 2024.

Menurut akademisi bergelar Doktor ini, pergerakan politik Indira Yusuf Ismail membuat surveinya naik signifikan sehingga meredupnya figur lain.

“Kemudian sangat kelihatan di lapangan baliho ibu Indira Yusuf Ismail ada dimana-mana, dimana-mana selalu ada disetiap sudut kota, jantung kota, menembus ke setiap gang lorong disetiap gerbang dan dinding tembok rumah warga menghiasi wajah khas senyuman tulus penuh semangat, optimis melanjutkan kebaikan untuk semua warga Kota Makassar.

Begitupun warga saya melihatnya, begitu antusias memasang baliho-baliho, karena rakyat telah merasakan kebaikan apa telah torehkan tinta kebaikan kebajikan untuk warganya pada Wali Kota sebelumnya,” jelas Ibnu.

Dia pun menambahkan, bahwa dirinya melihat dari geliat masayarakat Makassar memasang sendiri didepan rumah ditembok rumah baliho, menandakan Indira Yusuf Ismail dicintai masyarakat.

“Besar peluangnya memenangkan Pertarungan Wali kota Makassar 2024,” tambahnya. (**)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel