Connect with us

Diskominfo Makassar Bakal Uji Coba Penggunaan Satelit Starlink di F8 Makassar

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dinas Komunikasi dan informatika (Diskominfo) Kota Makassar akan melakukan uji coba penggunaan satelit Starlink pada acara F8 Makassar mendatang.

Uji coba tersebut rencananya dilaksanakan di booth milik Diskominfo Makassar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Diskominfo Makassar, Ismawaty Nur mengatakan uji coba tersebut dilakukan untuk menguji keandalan Starlink untuk digunakan di Kota Makassar.

” Kominfo Makassar nanti ada boothnya di F8, kami sewa itu. Lalu ada yang mau pinjamkan kami Starlink untuk di uji coba,” ucap isma, sapaan akrabnya, Rabu (10/7).

Pasalnya, kata Isma, banyak yang mengatakam penggunaan Starlink harus dilakukan di area terbuka tanpa penghalang seperti gedung-gedung tinggi.

Sehingg, penggunaan area perkotaan tidak efektif untuk memasang Starlink. Maka dari itu, Isma menegaskan adanya uji coba ini sebagai pembuktian.

“Ini baru kita mau sama-sama buktikan, apakah memang bisa dipasang di situ (di booth Diskominfo) karena kan banyak halangannya juga apakah bisa didaerah Pantai Losari, atau harus digeser geser,” terang Isma.

Sementara itu untuk kapasitas dari Starlink yang akan di uji coba, kata Isma, belum, mengatahui besarannya.

“Soal kapasitasnya saya juga belum tahu, makanya ini mau di uji cobakan karena banyak yang orang yang bilang ada yang 200 mbps ada 300 mbps jadi bikin penasaran,” tambah Isma.

Sehingga, ia pun berharap dengan uji coba ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang potensi penggunaan satelit Starlink di Kota Makassar.

“Supaya kita tidak penasaran karena kan ada yang mengatakan harus di area terbuka, di atas sekali yang tidak ada halangannya. Bagaiamana kalau di booth bisa tidak dilakukan uji coba,” tutup Ismawaty.

Diketahui, pelaksanaan F8 Makassar 2024 akan digelar pada tanggal 24-28 Juli, di Tugu Mnek CPI dan Kawasan Pantai Losari Makassar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel