Connect with us

Buka Peningkatan Kapasitas Forum Anak Sulsel, Pj Ketua TP PKK Ninuk Zudan Ajak Peserta Suarakan Gagasan dan Tunjukkan Potensi

Published

on

Kitasulsel–Makassar Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-Dalduk KB), melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Duta Anak dan Festival Forum Anak Sulawesi Selatan 2024, di Hotel M Regency, Jumat, 5 Juli 2024.

Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan, Ninuk Triyanti Zudan dalam sambutannya menyampaikan Forum Anak merupakan wujud komitmen pemerintah menjalankan amanat Undang-Undang yaitu dalam memenuhi hak anak dan perlindungannya termasuk menjadi wadah anak mengekspresikan perannya dalam komunitas sosial masyarakat hingga pembangunan yang digerakkan oleh pemerintah.

“Insya Allah silakan nanti mengeluarkan seluruh ide gagasan, kemampuan dan potensi. Bahkan semua anak-anakku bisa menyuarakan suara secara bebas agar didengarkan kita semua,” kata Ninuk.

Dalam kesempatan itu, Pj Ketua TP PKK juga memberikan semangat kepada anak-anak untuk terus bermimpi dan berjuang meraih apa yang dicita-citakannya.

“Ibu sudah mencium aroma pemimpin sudah ada di sini, dari presiden, menteri, gubernur, walikota hingga bupati semuanya ada di sini. Saya optimis anak-anakku ini bisa,” harapnya.

Ninuk Triyanti Zudan mengajak agar pengurus Forum Anak dapat menjadi role model dalam perilaku dan kreativitas agar dapat memberi pengaruh positif di lingkungannya masing-masing baik di keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Forum anak memiliki tugas, suarakan semuanya di seluruh level. Anak-anaklah yang tahu apa yang ingin anda suarakan. Baru nanti setelah itu, ada mekanisme yang bekerja,” ungkap Ninuk.

Turut hadir dalam kegiatan ini Perwakilan Forum Anak Kabupaten/Kota se-Sulsel dan para pendampingnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel