Connect with us

Pernah Jabat Kasubsi Kebersihan, Kepala Kesbangpol Makassar Bersaing Jadi Sekda

Published

on

Kitasulsel–Makassar Andi Bukti Djufri ikut serta dalam lelang Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Makassar. Bukti akan bertarung bersama 4 calon lainya yang ikut mendaftar.

Andi Bukti merupakan pejabat eselon II dengan menduduki posisi Kepala Kesbangpol Kota Makassar. Bukti dipercaya oleh Wali Kota Makassar Danny Pomanto untuk menduduki jabatan tersebut.

Bukti merupakan pria kelahiran Maros 30 Maret 1969. Ia di angkat menjadi PNS di tahun 1999.

Pada November tahun 2000 ia dipercaya menjadi Kasubsi Bersih dan intensifikasi Dinas Pertanian Kota Makassar. Pada 2001 ia kemudian menduduki lagi jabatan kasubid industri pertanian dan industri bappeda Kota Makassar.

Kemudian ia mendapat promosi jadi Camat di Makassar. Pada tahun 2003 ia menjadi Camat di Kecamatan Ujung Pandang hingga 2008.

Kemudian ia kembali menduduki jabatan Camat berpindah ke Kecamatan Panakukang hingga 2016.

Luncak karir Andi Bukti kemudian ketika menjadi Kepala dinas. Andi Bukti akhirnya mendapat promosi jabatan Kepala Dinas di Pemkot Makassar.

Mulai dari Kadis Tenaga Kerja pada 2016 , kemudian menduduki lagi jabatan Kadis DPMPTSP Pada 2016 hingga 2018.

Setelah itu mendapat jabatan di Staf Ahli Pemkot Makassar selama 2018 – juni 2019.

Setelah jadi staf ahli, ia dipercaya menduduki jabatan PLT Sekertaris Dewan atau Sekwan Kota Makassar, PLT PD Parkir Makassar Raya.

Kemudian pada Juli 2019 – Oktober 2020 ia dipercaya lagi menjadi Kepala DPMPTSP Makassar.

Setelah itu ia kembali menduduki jabatan yang sama yakni PLT Sekwan Makassar pada 2020 hingga Juli 2021.

Nanti pada Juli tahun 2021 sampai Januari 2024 ia menduduki lagi jabatan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar.

Dan akhirnya pada Januari 2024 hingga sekarang Andi Bukti Djufri akhirnya mendapat jabatan oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto sebagai Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel