Connect with us

Dibuka Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan, Ribuan Atlet Karate Antusias Ikuti Gubernur Cup I

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dua ribu lebih atlet karate mengikuti kompetisi Gubernur Cup I yang dibuka Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakrulloh, di GOR Sudiang Makassar, Selasa, 25 Juni 2024.

Prof Zudan menyampaikan apresiasi atas antusiasme ribuan atlet Karate dari 24 kabupaten kota ini.

“Dengan kehadiran 2.000 lebih atlet karate ini merupakan potensi yang sangat luar biasa dimiliki Provinsi Sulsel saat ini. Jadi saya minta Kadispora, FORKI dan KONI, terus membimbing para atlet ini.

Bukan semata-mata untuk bertanding, tapi untuk membangun dan membina tubuh agar tetap sehat,” ujar Prof Zudan.

Prof Zudan mengaku sangat bahagia melihat ribuan atlet-atlet asal Sulawesi Selatan yang terus berlatih untuk mengikuti Gubernur Cup I ini.

“Saya gembira sekali melihat atlet-atlet muda Sulawesi Selatan dengan FORKI yang kompak, ada berkumpul 2.000 lebih atlet, hari ini mulai bertanding,” tuturnya.

Menurut Prof Zudan, karate memiliki tradisi yang harus terus dilakukan. Seperti latihan, ujian dan pertandingan sebagai bagian yang harus terus diupayakan seluruh atlet dan pelatih.

“Kalau karate itu tradisinya ada tiga. Berlatih, ujian dan bertanding. Nah tiga siklus ini agar terus dikembangkan tanpa henti dan terus dilatih agar para atlet ini terus menjadi karateka seumur hidup,” harap Prof Zudan.

“Bagaimana para atlet melatih saudaranya, melatih tetangganya, melatih anak-anaknya dan bertahan sebagai karateka. Dan semangat harus dipertahankan semangat untuk tidak mudah menyerah,” sambungnya.

Ia berharap, tahun depan seluruh kabupaten kota turut mendukung dengan menganggarkan di APBD masing-masing. Begitupun di APBD Provinsi Sulsel.

Sementara, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Sulsel, Suherman, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Penjabat Gubernur Prof Zudan untuk membuka Gubernur Cup I tersebut.

Gubernur Cup I Karate ini mempertandingkan dua kategori, yakni Open dan Festival. Diikuti 75 kontingen se-Sulawesi Selatan, dengan 78 kelas pertandingan dan 2.000 lebih atlet karate.

“Ini adalah Gubernur Cup 1. Pada saat Penjabat Gubernur datang ke Makassar kami sampaikan bahwa akan diadakan Gubernur Cup 1 dan kedepannya akan ada juga Gubernur Cup selanjutnya,” imbuhnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Jelaskan Pentingnya Pemimpin Punya Sudut Pandang Menyatukan, bukan Memisahkan

Published

on

Kitasulsel–SUMEDANG Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk mengedepankan pendekatan persatuan dan nilai-nilai agama dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menjadi pembicara dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Kamis (26/6/2025).

Menag menyampaikan, bahwa agama adalah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang heterogen dan sangat plural. Untuk itu, pemimpin harus memiliki sudut pandang yang menyatukan, bukan memisahkan.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat plural dan heterogen, sehingga kita harus menggunakan pendekatan sentripetal, yaitu pendekatan yang mencari titik tengah di antara banyaknya titik. Jangan menggunakan pendekatan sentrifugal yang cenderung membubarkan semua titik,” jelasnya di Balairung Rudini, Jatinangor.

Menurut Menag, pemimpin yang baik adalah yang bisa berkomunikasi dengan masyarakatnya hingga menyentuh hati mereka. Menag menjelaskan bahwa sebagai pengayom masyarakat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan juga memikirkan apa yang perlu disampaikan kepada masyarakat dengan bijak.

“Segala sesuatu yang keluar dari hati yang terdalam akan sampai ke hati yang terdalam juga, jadi sebelum berkomunikasi kepada masyarakat agar melakukan pembatinan”, ungkapnya.

Menag juga menjelaskan bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang seluruhnya menggunakan agama sebagai seragam (baju) dalam menjalani hidup, agama bisa menjadi senjata bermata dua yang bisa menguntungkan dan juga merugikan.

“Agama itu seperti Nuklir, jika digunakan dengan baik maka akan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Layaknya Nuklir, agama bisa menjadi perantara komunikasi yang baik kepada masyarakat. Sebaliknya, agama juga bisa menjadi hal yang memecah belah umat dan bangsa”, terangnya.

Dalam hal Moderasi Beragama, Menag menegaskan bahwa bukan syari’at agama yang diubah, melainkan cara kita beragama lah yang perlu diubah. “Moderasi Beragama bukan untuk mengubah agama yang tadinya tradisional menjadi modern, melainkan untuk mengubah cara kita beragama, tanpa mengubah teks di kitab suci kita”, tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Menag menyampaikan nasihat penting kepada para Kepala Daerah, “Orientasi ini diadakan untuk mencerdaskan intelektual dan juga emosional.

Karena tugas kita selain mencerdaskan intelektual masyarakat, kita juga perlu mencerdaskan emosional nya, sehingga menciptakan lingkungan beragama yang harmonis”. Menurut Menag semua agama mengacu kepada satu tujuan, yaitu kemanusiaan.

Acara ini diikuti oleh 86 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta menghadirkan audiens dari Praja IPDN. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel