Connect with us

Plt Kadis Kominfo Makassar, Ismawaty Nur, Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Keamanan Digital

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ismawaty Nur menjadi pembicara dalam sebuah Podcast yang diselenggarakan oleh media Kabar Makassar pada Selasa, (30/4/2024).

Dalam podcast yang dipandu Miftahurrizqa, Ismawaty Nur membahas tentang pentingnya meningkatkan literasi keamanan digital di era modern saat ini.

Ia menjelaskan literasi keamanan digital adalah tentang bagaimana seseorang perlu pengetahuan dalam menjaga privasi dan keamanan dalam pengguna internet.

“Literasi berarti memiliki pengetahuan mengenai konsep digital. Digital ini merupakan alat kita untuk mencapai suatu tujuan berbasis teknologi dan informatika. Perluanya literasi keamanan digital untuk kesadaran akan risiko yang ada di dunia digital,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, meningkatkan kesadaran akan risiko yang ada sangatlah penting.

Untuk itu, Ia memberikan tips dan saran praktis kepada pendengar terkait langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri mereka secara online.

“Hindari mengklik tautan yang mencurigakan. Misalnya undangan online, kita harus mengenali siapa yg mengirimnya. Jangan mudah memberikan data pribadi seperti nama ibu, tanggal lahir dan lainnya. Harus ada rasa prinsip kehati-hatian dalam mengakses dan memposting sesuatu di medsos,” jelasnya.

Ia juga membahas peran Diskominfo dalam keamanan digital. Di antaranya, pemantauan dan penanggulangan ancaman keamanan digital, serta penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang praktik yang aman dalam menggunakan teknologi informasi.

“Selain itu, bagi korban penipuan pinjaman online ilegal dapat menghubungi Kemenkominfo untuk ditindaklanjuti data kita yang diretas tanpa sepengatahuan,” tambahnya.

Pada kesempatan ini pun, Ia juga memperingatkan peran orang tua dalam mengedukasi anak-anak mereka tentang penggunaan yang bijak terhadap media sosial.

“Perlu dipahami penggunakaan gadget ada dampak positif dan negatif, positifnya lebih memudahkan pekerjaan kita. Dampak negatifnya juga banyak, kembali ke pada kita bagaimana lebih cerdas memilih pengetahuan ancaman digitalisasi ini. Mari kita cerdas menggunakan teknologi,” pungkasnya.

Melalui podcast yang informatif dan interaktif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan terampil dalam menghadapi tantangan keamanan digital yang ada.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel