Connect with us

Provinsi Sulawesi Selatan

Sekda Sulsel Jufri Rahman Berikan Ceramah Orientasi bagi 900 PPPK Gelombang II

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menyampaikan ceramah umum kepada Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahun 2025 gelombang II melalui konferensi virtual Zoom Meeting, Senin (10/11/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari 900 peserta dari 10 angkatan, sebagai bagian dari orientasi pengembangan kompetensi bagi 6.728 PPPK formasi 2021–2024 di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang diselenggarakan oleh BPSDM Sulsel.

Dalam pengarahannya, Jufri menekankan bahwa pengangkatan sebagai ASN PPPK, termasuk bagi mereka yang sebelumnya berstatus honorer, menjadi kesempatan untuk menunjukkan kinerja nyata dan profesionalisme.

“Pada dasarnya masa orientasi ini adalah kesempatan untuk menanamkan nilai dasar seperti profesionalitas dan melayani dengan ikhlas,” ujar Jufri.

BACA JUGA  Gubernur Andi Sudirman Sulaiman Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Prof Paturungi Parawansa

Orientasi PPPK ini mengacu pada Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020, Keputusan Kepala LAN Nomor 289/K.I/PDP.07/2022, serta UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, dan memberikan pembekalan terkait sistem pemerintahan, etika kedinasan, disiplin ASN, serta penguatan nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

Jufri menekankan bahwa masa orientasi adalah fase adaptasi untuk memahami identitas PPPK sebagai bagian dari keluarga ASN Pemprov Sulsel sekaligus arah pembangunan daerah. Orientasi juga membekali peserta memahami sistem pemerintahan, pola organisasi, tata kerja, serta membangun komitmen, integritas, dan loyalitas sebagai ASN.

Para peserta memberikan apresiasi terhadap motivasi yang disampaikan Jufri. Yesrianti S.Pd dari SMKN 3 Luwu menyebut ceramah “sangat bagus,” sementara Khaerunnisa dari SMAN 2 Barru menambahkan, “Luar biasa pak, tambah semangat.”

BACA JUGA  Bulan K3 Nasional, Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry Minta Pengawasan Diperketat Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja di Perusahaan

Cerita inspiratif juga datang dari para peserta yang sebelumnya honorer. Harmita S.Pd dari SMKN 7 Selayar menjadi honorer sejak 2013 dan lulus PPPK pada 2023. Meski ditempatkan di wilayah pedesaan dengan fasilitas terbatas, ia tetap bersyukur dapat mengabdi.

“Di umur 37 tahun terangkat jadi PPPK. Walau jauh ditempatkan, saya tetap bersyukur,” ujar Harmita.

Sementara itu, Nurhayani S.Pd dari SMA Negeri 1 Selayar berbagi pengalaman beradaptasi di tempat tugas baru setelah sebelumnya honorer di SMAN 6 Sinjai. Ia menekankan bahwa pilihan untuk tetap mengabdi demi bangsa seringkali menuntut pengorbanan pribadi, termasuk jarak dari keluarga.

“Alhamdulillah, bersyukur sekali memiliki pendamping yang mendukung keputusan ini. Insyaallah saya akan selalu sabar dan belajar ikhlas,” ujar Nurhayani.

BACA JUGA  Dihadiri Mendagri dan Menpan RB, Sekprov Sulsel Jufri Rahman Ikuti Rapat Penataan Non ASN

Kisah-kisah ini menjadi gambaran nyata bahwa orientasi PPPK bukan sekadar formalitas, tetapi ruang tumbuh pengalaman, pembentukan karakter, dan ketahanan pribadi bagi ASN Pemprov Sulsel.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Provinsi Sulawesi Selatan

Pemprov Sulsel Bangun 1.657 Unit Apartemen Ikan untuk Tingkatkan Produktivitas Nelayan dan Pulihkan Ekosistem Laut

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah membangun 1.657 unit apartemen ikan sepanjang tahun 2025 untuk mendukung pengembangan kawasan perikanan rakyat dan pemulihan ekosistem laut.

Program ini tersebar di 13 titik lokasi di Sulsel, yaitu Makassar, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Kepulauan Selayar, Pangkep, Barru, Pulau Panikiang (Barru), Pinrang, Luwu Timur, dan Palopo, dengan total luasan sekitar 11 hektar di wilayah pesisir. Beberapa lokasi strategis seperti Pulau Panikiang, Selayar, dan Sinjai dipilih karena potensi ekologi yang tinggi, sementara Makassar, Takalar, dan Pangkep fokus pada peningkatan produktivitas nelayan.

Program apartemen ikan ini merupakan bagian dari visi Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi dalam mendorong pemulihan ekosistem laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan berbasis ekonomi biru, sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

BACA JUGA  Sukses Lewati 2024 Sebagai Tahun Politik, Pj Gubernur Prof Zudan Ajak Masyarakat Sambut 2025 Sebagai Tahun Ekonomi dan Investasi

Menurut Kepala DKP Sulsel, M. Ilyas, apartemen ikan berfungsi sebagai habitat buatan yang menjadi tempat berlindung, berkembang biak, dan berkumpulnya ikan, sehingga membantu nelayan menangkap ikan lebih efisien.

“Apartemen ikan ini mempersingkat waktu nelayan mencari ikan. Dengan titik-titik baru yang produktif, nelayan bisa menghemat BBM, menekan biaya operasional, dan meningkatkan pendapatan,” ujar Ilyas, Minggu (7/12/2025).

Setiap modul apartemen ikan dirancang untuk menjadi spawning ground dan nursery ground, meningkatkan keanekaragaman hayati, sekaligus mendukung pertumbuhan terumbu karang buatan. Diperkirakan satu modul dapat menghasilkan 40–90 kg ikan per bulan atau 500–1.000 kg per tahun, dengan asumsi 60% biomassa dapat dipanen secara berkelanjutan. Dengan 1.657 modul, potensi tangkapan tahunan mencapai 596 ton ikan, senilai ekonomi sekitar Rp 20,9 miliar per tahun. Jika dihitung dalam jangka panjang, 5 tahun mendatang apartemen ikan ini bisa menghasilkan Rp 104,3 miliar dan 10 tahun Rp 208,7 miliar.

BACA JUGA  Bulan K3 Nasional, Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry Minta Pengawasan Diperketat Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja di Perusahaan

Pemasangan unit apartemen ikan dilakukan dengan memperhatikan kondisi oseanografi, kedalaman, substrat dasar perairan, dan pola arus, memastikan setiap lokasi dapat mendukung produktivitas nelayan dan pelestarian ekosistem laut.

Untuk tahun 2026, DKP Sulsel berencana melakukan pendampingan pemanfaatan dan pemeliharaan apartemen ikan, bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), pemerintah kabupaten/kota, dan komunitas lokal.

“Dengan pengelolaan gotong royong, apartemen ikan ini menjadi aset bersama yang manfaatnya dapat dirasakan puluhan tahun ke depan,” tambah Ilyas.

Program ini sudah memberikan dampak nyata bagi nelayan. Abdul Gaffar, salah seorang nelayan dari Bulukumba, mengatakan, “Dulu kami harus melaut jauh dan lama untuk mencari ikan. Sekarang lebih cepat dapat ikan, dan ongkos BBM berkurang banyak.”

BACA JUGA  Dihadiri Mendagri dan Menpan RB, Sekprov Sulsel Jufri Rahman Ikuti Rapat Penataan Non ASN

Langkah strategis ini menegaskan komitmen Pemprov Sulsel dalam mengembangkan ekonomi biru, memperkuat kesejahteraan nelayan, dan memulihkan ekosistem laut secara berkelanjutan.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel