Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag Sebut 30 Profesor Alumni Bahrul Ulum, Bukti Pesantren Jadi Lumbung Intelektual Islam

Published

on

Kitasulsel–JOMBANG Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai, pondok pesantren memiliki peran strategis sebagai epicentrum atau pusat peradaban Islam di Indonesia, karena mengajarkan keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas.

Hal ini Menag sampaikan saat menghadiri Simposium Paralel 30 Profesor Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang dalam rangka Peringatan 2 Abad Bahrul Ulum.

“Kenapa pondok pesantren? Karena di pesantren ada keseimbangan antara iqra’ dan bismirabbik. Iqra’ berarti fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan bismirabbik menegaskan dimensi spiritual dan nilai agama. Kombinasi antara ilmu dan agama inilah yang akan melahirkan peradaban yang lebih permanen, menyentuh aspek jasmani sekaligus rohani,” ujar Menag, Rabu (15/10/2025).

Menag mencontohkan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sebagai salah satu pesantren yang layak menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia. Ia menyebut, pesantren ini telah melahirkan banyak tokoh, termasuk 30 profesor dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi nasional yang kini turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

BACA JUGA  Menag RI Dukung Sinergi dengan Kemensos, Perkuat Pendidikan Berbasis Keagamaan

“Di antara sekian banyak pondok pesantren di Indonesia, salah satu yang paling tepat menjadi pusat peradaban Islam adalah Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Tadi kita berkumpul bersama 30 profesor yang lahir dari rahim pesantren ini. Di antara mereka, ada juga para direktur dan akademisi yang kini berperan penting dalam pembangunan bangsa,” jelas Menag.

Menag juga mengingatkan agar masyarakat, khususnya santri, tetap menjaga tradisi kesantunan dan nilai keislaman, yaitu tradisi meminta maaf dan memaafkan. “Inilah tradisi pesantren. Begitu seseorang meminta maaf, maka dimaafkan. Maka, saya kira inilah tradisi luhur pesantren, tradisi meminta maaf dan memaafkan,” pesan Menag.

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyerahkan bantuan Kementerian Agama sebesar Rp200 juta untuk rehabilitasi asrama pesantren, yang secara simbolis diterima langsung oleh Ketua Majelis Pengasuh PPBU Tambakberas, KH Hasib Wahab Hasbullah.

BACA JUGA  Stafsus Menag Jalankan Arahan Menag RI,Jamaah Haji Tersenyum

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan PPBU, Wafiyul Ahdi, menyampaikan bahwa peringatan dua abad Bahrul Ulum menjadi momentum refleksi atas perjuangan para pendiri pesantren dan langkah menyiapkan generasi baru di abad ketiga.

“Simposium ini menjadi wadah bagi para guru besar dan alumni untuk memberikan gagasan tentang masa depan pesantren. Kami mengusung konsep keberlanjutan agar Bahrul Ulum terus melahirkan generasi berilmu, berakhlak, dan berdaya,” ujar Wafiyul Ahdi.

Ia menambahkan, 30 profesor alumni Bahrul Ulum berasal dari sedikitnya 16 perguruan tinggi, antara lain UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maliki Malang, UIN KHAS Jember, IPB, UGM, dan UNESA. Jumlah tersebut menunjukkan kontribusi pesantren terhadap dunia akademik nasional.

BACA JUGA  Hadiri Seminar Internasional di Wajo, Pejabat Kemenag RI Takjub Melihat Pondok Pesantren As'adiya

Turut hadir Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM Ismail Cawidu; Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Thobib Al Asyhar; Sekretaris Menteri Agama Akmal Salim Ruhana; dan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Akhmad Sruji Bahtiar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Di Konferensi Lembaga Hadis Saudi, Menag Usulkan Terjemahan Indonesia dan Tawarkan Indonesia sebagai Tuan Rumah Musabaqah Internasional

Published

on

Kitasulsel—Madinah — Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama keilmuan hadis di tingkat global. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri Konferensi Lembaga Hadis ke-5 yang diselenggarakan oleh King Salman Complex for the Prophetic Sunnah di Madinah.

Dalam forum tersebut, Menag menawarkan kemitraan strategis antara Kementerian Agama RI dan King Salman Complex, termasuk penyelenggaraan Musabaqah (Perlombaan) Hafalan Hadis tingkat internasional, serta menyatakan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah.

“Kami menyambut baik sepenuhnya inisiatif Musabaqah Internasional Hafalan Hadis Nabi yang Mulia. Inisiatif ini sangat sejalan dengan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia secara berkelanjutan,” kata Menag dalam sambutannya.

BACA JUGA  DR Bunyamin Yapid: Haji 2025 Jadi Legacy Terbaik, Kemenag Gaungkan Kurikulum Cinta Kemanusiaan

Rekam Jejak Indonesia dalam Pembinaan Hadis

Menag menjelaskan bahwa Indonesia secara rutin menyelenggarakan musabaqah hafalan hadis tingkat nasional setiap dua tahun sekali. Kompetisi ini mencakup hafalan 100 hadis dari Shahih Bukhari dengan sanad lengkap serta 500 hadis berikut penjelasannya (syarah).

Berdasarkan pengalaman tersebut, Menag menyampaikan dua bentuk tawaran kerja sama kepada King Salman Complex:

  1. Penyelenggaraan Musabaqah Hadis tingkat internasional, dengan Indonesia siap menjadi tuan rumah.
  2. Dukungan hadiah dan penghargaan dari King Salman Complex untuk para pemenang musabaqah nasional di Indonesia.

“Kami berharap penghargaan ini dapat memperkaya kecintaan generasi muda terhadap Hadis Nabi serta memperluas penyebaran nilai-nilai hadis di tengah masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA  Resmikan Masjid Ibadurrahman di Bogor, Menag: Sumber Berkah bagi Lingkungan

Usulan Terjemahan Bahasa Indonesia untuk Platform Hadis

Dalam kesempatan yang sama, Menag juga mengusulkan agar terjemahan bahasa Indonesia dimasukkan dalam platform digital hadis yang dikembangkan King Salman Complex. Usulan tersebut disampaikan mengingat Indonesia memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, sehingga akses terhadap literatur hadis yang kredibel dan mudah dipahami sangat dibutuhkan.

Usulan ini mendapat perhatian positif dari para peserta konferensi dan menjadi bagian dari upaya memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Arab Saudi dalam pengembangan studi hadis.

Komitmen Berkelanjutan Indonesia

Melalui forum ini, Indonesia menegaskan kesiapannya untuk berkolaborasi di tingkat global dalam pemeliharaan dan pengembangan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tawaran kerja sama dan usulan terjemahan bahasa Indonesia menjadi langkah penting untuk meningkatkan akses, kualitas, dan jangkauan kajian hadis di Indonesia dan dunia.

BACA JUGA  Tiga Kementerian Sinergi Lindungi Santri dan Perkuat Infrastruktur Pesantren
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel