Kementrian Agama RI
Muhasabah, Refleksi dan Pesan Menag di Ulang Tahun ke-66

Kitasulsel–JAKARTA Sebuah momen sederhana namun penuh makna berlangsung di lingkungan gedung Kementerian Agama, Jakarta, Senin (23/6/2025).
Pagi itu, suasana Kemenag penuh aroma bunga segar dan senyum tulus. Menteri Agama Nasarudin Umar, merayakan ulang tahun yang ke-66.

Seperti tidak ada kata lelah, sepulangnya dari tugas sebagai Amirulhaj 2025, Menag langsung berkegiatan dengan semangat.
Tak ada panggung besar, tak ada selebrasi megah, hanya beberapa bunga tanda ucapan dari para sahabat, tokoh, dan rekan. Didampingi istri, Menag menyapa jajaran pejabat eselon I, II, III dan kolega, yang mengucapkan selamat dan memanjatkan doa. Suasananya begitu sederhana, begitu membumi.

Dalam kesederhanaan itu, makna ulang tahun Menag menjelma menjadi refleksi nilai yang mendalam. Nilai yang selama ini Menag pegang teguh, yaitu: ketulusan dan kedamaian sesama.
Sambutan hangat disampaikan Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i. “Kami berharap di usia Pak Menag yang bonus 3 tahun dari Rasulullah ini, menjadi lebih baik ke depannya, baik untuk keluarga, kita di Kementerian Agama, bangsa, negara. Kita doakan beliau tetap sehat,” ujar Wamenag.
Pesan Menyentuh
Dalam suasana khidmat ini, Menteri Agama menuturkan nasihat kepada seluruh pegawai yang hadir. “Hati-hati terhadap sebuah pujian. Sebab pujian itu lebih banyak Membuat orang itu stagnan. Dan jangan khawatir terhadap kritikan, sebab kritikan itu justru membuat orang itu lebih berprogres,” tuturnya.
Pesan ini memberi makna agar jangan berbangga-bangga jika dipuji. Jadilah rendah hati tapi jangan sampai rendah diri. Serta jadikan kritikan sebagai progress hidup kita, jangan tumbang terhadap kritik.
Menag juga mengingatkan, bahwa bertambah umur sesungguhnya merupakan tanda semakin dekatnya “finish” dari kehidupan. Maka dari itu, tidak seharusnya “meriah” dalam memaknai bertambahnya umur.
Menag mengangkat kisah seorang sufi terkenal yaitu Rabiah Al-Adawiyah. Hidupnya selalu penuh dengan cinta dan tidak pernah membenci siapa pun. Karena ia telah memenuhi relung jiwanya dengan cinta, maka tidak ada sedikitpun tempat untuk kebencian.
Menag lalu mengajak jajarannya untuk menanamkan rasa cinta agar selalu melihat sesuatu dengan makna positif. Menag juga mengingatkan semua untuk bekerja dengan istiqamah, konsisten serta tulus melayani masyarakat.
Tokoh yang dikenal sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal ini memang tak hanya dikenal luas karena kecendekiaannya. Menag juga dikenal karena kelembutannya dalam menjembatani perbedaan.
Bagi banyak orang, Menag bukan sekadar pemuka agama, tapi penjaga tenang di tengah riuh perbedaan pandangan.
Ulang tahun bisa menjadi ajang selebrasi, tapi bagi Menag, ia menjadikannya sebagai ajang refleksi. Dalam senyumnya, tersimpan tekad untuk terus melayani, menata kerukunan, dan menjadi jembatan di tengah keberagaman.
Karena sejatinya, usia hanyalah perjalanan, yang paling penting adalah jejak yang ditinggalkan di hati sesama. (*)
Kementrian Agama RI
Terima Peserta Human Fraternity Fellowship, Menag Jelaskan Program Lintas Agama di Masjid Istiqlal

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama RI Nasaruddin Umar hari ini menerima kunjungan delegasi Zayed Award for Human Fraternity di Ruang VIP Masjid Istiqlal.
Delegasi ini terdiri dari 10 anggota program Human Fraternity Fellowship yang berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, India, Amerika Serikat, Burkina Faso, Zambia, Pakistan, dan Bangladesh.

“Kami di sini mewakili Sekretaris Jenderal kami, Judge Mohamed Abdelsalam. Kami sangat bersemangat bisa bertemu dengan Anda sebagai seseorang yang menjadi pejuang dialog lintas agama,” ujar Emily, juru bicara rombongan delegasi tersebut, Senin (11/8/2025).
Delagasi ini mengundang Menag untuk mengajukan nominasi penerima Zayed Award for Human Fraternity 2026, penghargaan global yang diberikan kepada individu yang berkontribusi luar biasa dalam mendorong kerukunan dan kebersamaan di tengah perbedaan.

Menag Nasaruddin menyambut kunjungan delegasi ini. Menag memperkenalkan beragam program lintas agama yang rutin dilaksanakan di Masjid Istiqlal.
“Ada program rutin lintas agama seperti makan bersama yang melibatkan tokoh agama Hindu, Buddha, Konghucu, Katolik, dan Protestan, serta dialog lintas agama. Istiqlal juga menjadi tuan rumah pertemuan duta besar dari lebih 50 negara, baik Muslim maupun non-Muslim, membahas diplomasi agama,” jelas Menag.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan Masjid Istiqlal, yang berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta dan terhubung dengan Terowongan Persahabatan, menjadi simbol kuat kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Masjid ini juga menjadi simbol toleransi. Lokasinya berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta, dihubungkan oleh terowongan persahabatan,” terangnya.
Lebih lanjut, Menag membagikan kisah kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal pada tahun 2024 lalu. Ia menceritakan bahwa dirinya sempat mencoba berbicara dalam bahasa Arab dan Paus memahaminya.
“Saya mencoba berbicara dalam bahasa Arab, dan Paus mengerti. Saya pernah dengar bahwa sebelum menjadi Paus, beliau sudah mengunjungi beberapa negara Muslim seperti Suriah dan Sudan, sehingga beliau bisa berbicara bahasa Arab,” kenangnya. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics11 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login