Connect with us

Pemkot Makassar

Wali Kota Munafri: Makassar Half Marathon, Tingkatkan Okupansi Hotel dan Berdayakan UMKM di Makassar

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Puncak perhelatan Makassar Half Marathon (MHM) 2025 yang berlangsung pada Sabtu dan Minggu (31 Mei – 1 Juni) menuai apresiasi luas, termasuk dari Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.

Ia menyebut pelaksanaan event ini semakin membaik dari tahun ke tahun, namun sejumlah aspek teknis yang akan menjadi fokus perbaikan untuk pelaksanaan mendatang.

“Banyak sangat antusias, kami di pemerintah yang harus mensupport dengan daya dukung,” kata Munafri saat diwawancarai di sela acara, Minggu (1/6/2025) di Anjungan Pantai Losari.

Ia menyebutkan, MHM 2025 bukan sekadar ajang olahraga lari. Lebih dari itu, event tahunan ini telah menjadi penggerak roda ekonomi lokal dan etalase promosi pariwisata Kota Makassar.

Dengan melibatkan ribuan peserta dari dalam dan luar negeri, MHM menjadi peluang emas bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk unjuk gigi.

“Deretan stan kuliner lokal, produk kerajinan, hingga brand-brand fashion buatan anak muda Makassar hadir disini. Dan pengunjung yang memadati area Anjungan Pantai Losari selama event berlangsung,” jelasnya.

Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa MHM bukan hanya tentang lari, tetapi tentang menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif dan membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal.

“Kita melihat keterlibatan anak-anak muda dan brand lokal yang tumbuh di momentum ini. Harapannya, MHM bisa jadi ajang rutin yang mendongkrak ekonomi rakyat,” ujarnya.

Tak hanya itu, MHM juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan daya tarik wisata Makassar, mulai dari keindahan Pantai Losari, wisata bahari, hingga destinasi sejarah dan kuliner khas.

Dengan ribuan peserta datang dari berbagai provinsi dan negara, event ini menjadi media promosi langsung yang berdampak luas.

BACA JUGA  Wakil Wali Kota Makassar Hadiri Munas Perdana ASWAKADA di Yogyakarta

Pemerintah Kota pun terus mendorong integrasi antara event olahraga dan promosi wisata, salah satunya dengan penataan infrastruktur dan fasilitas publik agar para pelari dan wisatawan mendapatkan pengalaman terbaik saat berada di Makassar.

“Dengan konsep sport tourism yang terus dikembangkan, Makassar Half Marathon tidak hanya mengukir prestasi di lintasan, tapi juga menciptakan ruang kolaborasi antara masyarakat, UMKM, dan sektor pariwisata yang saling menguatkan,” terang Appi.

Alumni FH Unhas itu menambahkan, MHM berdampak langsung pada peningkatan okupansi hotel, restoran, pembelian ole-ole dan kunjungan ke tempat wisata.

“Kalau rata-rata peserta 10 ribu orang dan masing-masing spending sekitar Rp3 juta, bisa dihitung sendiri dampaknya bagi perekonomian kota,” ujarnya.

Munafri mengungkapkan beberapa catatan penting, mulai dari penerangan jalan yang masih kurang di sejumlah titik saat subuh, hingga kondisi jalan berlubang yang bisa mengganggu kenyamanan pelari.

Ia juga menyoroti persoalan parkir liar di sisi jalan dan bottleneck (penyempitan jalur) akibat interaksi pelari dengan kendaraan umum di jalanan.

“Ini Half Marathon, jaraknya panjang dan waktunya lama. Jadi sudah bertepatan dengan aktivitas masyarakat di pagi hari. Hal-hal seperti ini harus segera kami benahi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Munafri menegaskan bahwa dukungan pemerintah ke depan akan difokuskan pada penyempurnaan infrastruktur dan tata ruang kota, agar pelari dari berbagai daerah dan negara dapat menikmati event secara optimal.

“Panitia sudah sangat pintar melaksanakan event ini, tinggal kami dari pemerintah yang harus menyempurnakan dukungannya,” tambahnya.

BACA JUGA  Kolaborasi Lintas Sektor, Ketua TP PKK Kota Makassar Serahkan Penghargaan ke OPD di HKG PKK ke-52

Tidak hanya fokus pada teknis perlombaan, Pemkot Makassar juga melihat potensi ekonomi dan wisata yang besar dari penyelenggaraan MHM.

Munafri juga mengapresiasi keterlibatan komunitas lokal, khususnya anak-anak muda dan pelaku brand lokal, yang memanfaatkan momen ini sebagai ajang promosi dan pertumbuhan usaha.

“Kita melihat bagaimana keterlibatan teman-teman di Kota Makassar, anak-anak muda yang berusaha, dan brand lokal yang mulai tumbuh. Harapannya, ke depan ini bisa lebih maksimal lagi dalam mendorong perputaran ekonomi,” katanya.

Dengan evaluasi menyeluruh dan dukungan lintas sektor, Pemerintah Kota Makassar bertekad menjadikan MHM sebagai ikon sport tourism nasional yang tidak hanya mencetak prestasi olahraga, tapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi dan pariwisata kota.

Event Makassar Half Marathon (MHM) 2025 tak hanya mendapat antusias dari masyarakat umum, tetapi juga dari kalangan atlet profesional. Salah satunya, pelari marathon, Andi Januar Jaury, yang kembali ambil bagian dalam ajang tahunan tersebut.

Menurut Andi Januar, penyelenggaraan MHM dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif, baik dari sisi jumlah peserta, keterlibatan publik, hingga nilai strategisnya sebagai bagian dari promosi kota.

“Setiap tahun semakin besar, semakin banyak peminat. Ini menuntut pemerintah kota dan pihak penyelenggara untuk terus memodifikasi konsep agar mampu memenuhi ekspektasi pelari, baik dari Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, hingga mancanegara,” ujar Januar saat diwawancarai usai mencapai garis finis.

Ia menilai bahwa MHM telah berkembang menjadi brand sport tourism khas Makassar yang potensial dan harus terus dirawat serta dikembangkan.

“Brand MHM ini sudah melekat kuat. Ini bukan sekadar event olahraga, tapi produk sport tourism yang punya nilai ekonomi tinggi dan harus dikembangkan secara konsisten ke depannya,” tambahnya.

BACA JUGA  Keren! Wali Kota Makassar Danny Pomanto Raih Penghargaan Apresiasi Tokoh 2024 oleh Tempo Media

Januar juga menggarisbawahi pentingnya pembenahan rute, terutama untuk kategori half marathon 21 kilometer, yang menurutnya masih perlu perbaikan teknis. Namun demikian, ia mengapresiasi kesiapan penyelenggara dan antusiasme peserta.

“Kita bersyukur, ekspektasi pelari besar sekali. Bahkan jika tidak dibatasi panitia, pesertanya bisa jauh lebih banyak. Ini jadi motor penggerak perputaran uang di Makassar dan sekitarnya,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar kompetisi, Januar menekankan bahwa lari jarak jauh adalah tentang perjuangan, semangat, dan misi pribadi. Ia menyebut, menyelesaikan 21 kilometer bukanlah hal mudah, namun menjadi bukti ketangguhan mental dan fisik.

“Lari bukan soal siapa yang tercepat, tapi bagaimana menyelesaikan misi. Kita diajak untuk berjuang, tidak menyerah sampai finis. Itu yang paling penting,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi kesiapan tim medis di sepanjang jalur lomba yang sigap menangani peserta, mengingat tidak sedikit pelari yang kelelahan hingga harus ditangani secara intensif.

“Untung tim medis sudah sangat cakap. Ini menunjukkan keseriusan panitia dalam menjaga keselamatan pelari,” tambahnya.

Januar berharap ke depan, MHM bisa menjadi event yang tidak hanya sukses dari sisi kuantitas peserta, tapi juga kuat dari sisi ekosistem ekonomi kreatif, kolaborasi antar pelaku usaha, dan kualitas penyelenggaraan.

“Kalau sistemnya dibangun secara kolaboratif, antara panitia, pelaku usaha, dan pemerintah, maka MHM bisa jadi produk unggulan yang tak hanya dikenal di Makassar, tapi juga jadi rujukan nasional dan internasional,” tutupnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemkot Makassar

Melinda Aksa Dorong Regulasi dan Edukasi Kolektif untuk Pengolahan Sampah Berkelanjutan di Makassar

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, menghadiri audiensi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Dewan Lingkungan, Penggiat Lingkungan, perwakilan Bank Sampah, serta pengelola TPS3R dalam upaya memperkuat sinergi menuju tata kelola persampahan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Pertemuan berlangsung sebagai tindak lanjut dari berbagai inisiatif lingkungan yang tengah dirancang, termasuk peluncuran percontohan TPS3R di Untia dan Sambung Jawa.

Dalam audiensi tersebut, Kepala DLH Kota Makassar menyampaikan rencana pemindahan operasional Bank Sampah Hidup ke lokasi baru di kawasan Untia pada tahun ini.

Pemindahan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan dan mendekatkan fasilitas daur ulang ke kawasan padat penduduk.

Perwakilan dari Bank Sampah turut memberikan masukan agar pengelolaan TPS3R berada langsung di bawah UPTD Bank Sampah. Selain itu, peningkatan partisipasi masyarakat, termasuk perguruan tinggi dan pemanfaatan teknologi pencatatan sampah juga menjadi sorotan.

BACA JUGA  Melinda Aksa dan Permabudhi Sulsel Salurkan Sembako untuk Petugas Kebersihan di Bulan Ramadan

Menanggapi hal tersebut, Melinda menegaskan perlunya perubahan pola pikir kolektif dalam pengelolaan sampah. “Kita tidak bisa hanya sekadar mengimbau.

Harus ada mekanisme, regulasi, dan batas waktu yang jelas. Kita ingin masyarakat mulai mengelola sampahnya sendiri mulai dari rumah, komunitas, hingga tempat usaha,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya sebatas pemisahan organik dan anorganik, tetapi harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kota.

“TPS3R Untia dan Sambung Jawa akan kita uji coba dan siapkan sebagai percontohan. Di sisi lain, kompleks Baruga juga kami dorong menjadi kawasan percontohan zero waste. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pihak,” ungkap Melinda.

BACA JUGA  Salat Subuh Berjamaah di Masjid Raya, Munafri Arifuddin: Pemkot Makassar Siap Dukung Kegiatan Masjid

Dalam arahannya, Melinda juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk dengan swasta untuk pengelolaan maggot sebagai solusi penguraian sampah organik.

Ia berharap ada keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem pengolahan sampah yang kuat dan berkesinambungan.

“Dinas Lingkungan Hidup harus memimpin dan menyusun regulasi pengolahan sampah yang menyasar tempat-tempat komersial seperti restoran, hotel, hingga pasar. Kami dari PKK siap mendukung lewat edukasi di kecamatan dan penyuluhan langsung kepada masyarakat,” pungkasnya.

Pertemuan ini menjadi langkah awal dari rangkaian program yang akan disinergikan antara DLH, PKK, dan seluruh komponen masyarakat dalam menciptakan Makassar yang lebih bersih, hijau, dan siap menuju kota zero waste. (*)

BACA JUGA  Pemkot Makassar dan DPRD Sepakati KUA-PPAS APBD Tahun 2025
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel