Pemkot Makassar
EyeQu Ekspansi Layanan Lasik Pertama di Makassar, Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham : Kabar Segar Bagi Masyarakat
																								
												
												
											Kitasulsel–MAKASSAR Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, mengapresiasi kehadiran EyeQu sebagai pusat layanan Lasik pertama di Makassar. Dengan kehadiran EyeQu, masyarakat kini memiliki akses lebih mudah terhadap layanan kesehatan mata berkualitas tinggi.
“Tentu hal ini menjadi kabar segar bagi masyarakat dan kami sangat mengapresiasi kehadiran EyeQu sebagai pusat layanan Lasik pertama di Makassar.
Ini merupakan langkah maju dalam dunia kesehatan mata, terutama bagi warga yang membutuhkan layanan koreksi penglihatan tanpa kacamata atau lensa kontak,” ujar Aliyah Mustika Ilham.
Aliyah menyebut jika Makassar sebagai pusat rujukan kesehatan di Kawasan Indonesia Timur saat ini memiliki 52 rumah sakit, 36 klinik utama, dan 205 fasilitas kesehatan lainnya, Kota Makassar terus berkembang dalam layanan medis. Hadirnya EyeQu menambah pilihan layanan kesehatan mata yang lebih lengkap dan modern.
“Komitmen kami adalah terus mendukung fasilitas kesehatan yang berkontribusi bagi masyarakat. Apalagi EyeQu hadir sebagai pelopor layanan Lasik di Makassar, memberikan solusi inovatif bagi pasien yang ingin memperbaiki kualitas penglihatannya,” tambahnya.
Dengan teknologi terkini dan tenaga medis profesional, EyeQu berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Diharapkan, kehadiran pusat layanan ini dapat menjadi solusi bagi warga yang ingin mendapatkan perawatan mata terbaik tanpa harus ke luar kota.
Aliyah Mustika Ilham menegaskan bahwa Pemkot Makassar akan terus mendukung inovasi di bidang kesehatan demi kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Direktur EyeQu LASIK & Eye Center, dr. Cathy Karni Lando, menjelaskan bahwa SMILE PRO menjadi terobosan baru dalam layanan Lasik.
Dengan teknologi canggih, prosedur ini hanya membutuhkan 8 detik per mata, menjadikannya pilihan yang lebih cepat, presisi, dan nyaman bagi pasien.
“Sebagai bagian dari Primaya Hospital Group, kami berkomitmen menyediakan layanan kesehatan mata ‘one stop service’ dengan standar internasional.
Tindakan SMILE PRO 8 detik yang kami tawarkan adalah bukti nyata dari inovasi kami dalam menghadirkan teknologi terkini bagi pasien,” ungkap dr. Cathy Karni Lando.
CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali, menegaskan bahwa EyeQu di Makasar merupakan ekspansi pertama. Dan kata dia, setelah Makassar akan hadir di Jakarta dan Bekasi.
“EyeQu akan terus berkolaborasi dengan Primaya Hospital untuk menghadirkan layanan kesehatan mata berkualitas di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Untuk kemudahan akses layanan, EyeQu juga telah bekerja sama dengan beberapa asuransi dan perusahaan, memungkinkan masyarakat mendapatkan perawatan dengan lebih mudah. (*)
Pemkot Makassar
Makassar Art Forum Siap Bangkit Lagi, Rawat Identitas Lokal
														Kitasulsel–MAKASSAR Semangat menghidupkan kembali denyut seni dan budaya lokal kembali bergema di Kota Makassar.
Sejumlah seniman, budayawan, dan sejarawan Kota Daeng menyuarakan gagasan untuk mengaktifkan kembali Makassar Art Forum (MAF), wadah kolaborasi lintas disiplin yang pernah menjadi ruang penting bagi perkembangan kesenian di Sulawesi Selatan.
Langkah ini diharapkan menjadi momentum baru untuk menggairahkan ekosistem seni di Makassar, mendorong lahirnya dialog, karya, dan kolaborasi kreatif antar pelaku budaya.
Gagasan tersebut mengemuka dalam silaturahmi Seniman Sulawesi Selatan, bersama Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di Balai Kota, Senin (3/11/2025), yang berlangsung dalam suasana akrab dan penuh pertukaran ide konstruktif.
“Kami ingin menghidupkan kembali Makassar Art forum. Forum ini diharapkan menjadi wadah lintas disiplin yang mampu meneguhkan posisi Makassar sebagai kota dengan identitas kultural yang kuat sekaligus global,” kata Asmin Amin, salah satu inisiator MAF.
Sebagai Inisiaror forum tersebut, Asmin menjelaskan bahwa gerakan ini lahir dari semangat bersama untuk menciptakan narasi baru tentang Makassar sebagai Kota Dunia.
Pihaknya, ingin membuat cerita tentang Kota Makassar sebagai Kota Dunia. Itu simbolik sekaligus faedah dari gerakan ini.
“Bahwa Makassar Art Forum adalah bentuk dukungan dari kawan-kawan untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Asmin kemudian mengajak untuk menengok kembali sejarah lahirnya MAF di masa lalu. Forum ini, kata dia, pernah hadir sebagai ruang ekspresi yang tumbuh dari inisiatif masyarakat dan seniman pada masa konflik di beberapa daerah.
“Makassar Art Forum waktu itu lahir sebagai pernyataan identitas kultural, sebuah selebrasi dan solusi kreatif atas konflik. Semangat itu yang ingin kami hidupkan kembali,” jelasnya.
Ia menyebut, dalam enam bulan terakhir sejumlah seniman dan pegiat budaya telah berdiskusi secara intens untuk menyiapkan kembali forum tersebut.
Berbagai kegiatan seperti focus group discussion (FGD) dan pertemuan komunitas dilakukan untuk merumuskan arah dan bentuk MAF ke depan.
“Kami juga ingin menghadirkan sebuah forum atau event yang fenomenal secara visual, yang mampu memperkuat branding Kota Makassar,” tuturnya.
Lebih lanjut, Asmin menegaskan bahwa MAF memiliki pendekatan lintas disiplin dan lintas institusi. Artinya, penyelenggaraan kegiatan ini dapat bersinergi dengan berbagai instansi pemerintah.
Mislanya, seperti Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, maupun Dinas Pendidikan, masing-masing dengan peran dan perspektif berbeda.
“Dinas Pendidikan bisa berperan lewat aspek literasi dan edukasi. Dinas Pariwisata dari sisi promosi dan citra kota. Sementara Dinas Kebudayaan tentu fokus pada nilai-nilai seni, teater, dan kearifan lokal,” urainya.
Menurutnya, nilai-nilai lokal inilah yang perlu terus ditransmisikan melalui berbagai bentuk kegiatan seperti event seni, workshop, hingga program pendidikan.
“Intinya, disini kami semua ingin berkontribusi membesarkan nama Makassar, mengundang orang datang ke Makassar,” bebernya.
“Jadi, bukan sekadar menyaksikan pertunjukan, tapi juga agar terjadi perputaran ekonomi yang aktif dan memberi manfaat bagi masyarakat,” lanjut dia sebelum menutup diskusi.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif para seniman yang ingin menghadirkan kembali ruang kreatif bagi masyarakat.
“Saya sangat mendukung inisiatif ini. MAF bisa menjadi wadah yang mempertemukan banyak ide, memperkuat karakter kota, dan tentu menjadi bagian dari promosi Makassar sebagai kota kreatif dan berbudaya,” kata Munafri.
Ia menegaskan, Pemerintah Kota Makassar siap bersinergi dengan berbagai komunitas seni untuk menciptakan ekosistem budaya yang hidup dan berkelanjutan.
“Pemerintah Kota ingin kolaborasi semua pihak. Pemerintah hadir sebagai fasilitator, sementara para seniman sebagai penggerak. Kolaborasi menjaga warisan budaya di kota Makassar,” tutupnya. (*)
- 
																	
										
																			2 tahun agoInformasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
 - 
																	
										
																			Politics1 tahun agoIndo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
 - 
																	
										
																			1 tahun agoTangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
 - 
																	
										
																			2 tahun agoPj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
 - 
																	
										
																			3 tahun agoVideo Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
 - 
																	
										
																			3 tahun agoDari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
 - 
																	
										
																			2 tahun agoIBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
 - 
																	
										
																			1 tahun agoDuet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
 









You must be logged in to post a comment Login