Connect with us

DPRD Kota Makassar

Transisi Kepemimpinan di Makassar Berjalan Lancar, DPRD Makassar Nyatakan Dukungan Penuh

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Proses pergantian kepemimpinan di Kota Makassar dari Moh. Ramdhan Pomanto ke Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham berlangsung mulus dan mendapat apresiasi dari DPRD Makassar.

Salah satu bentuk dukungan datang dari Anggota DPRD Makassar Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rahmat Taqwa Qurais atau kerap disapa RTQ.

Dalam keterangannya pada Rabu (05/03), Rahmat menilai kehadiran Danny Pomanto dan Munafri Arifuddin dalam prosesi serah terima jabatan menjadi simbol kedewasaan politik dan semangat kolaboratif demi kemajuan daerah.

Ia menyebut sikap tersebut sebagai teladan bagi masyarakat dan bukti bahwa proses demokrasi telah berjalan dengan baik.

“Baik Pak Danny maupun Pak Appi telah menunjukkan sikap kenegarawanan yang patut diapresiasi. Ini menandakan kontestasi telah usai, kini saatnya kita bergandengan tangan membangun Makassar,” ujar Rahmat.

BACA JUGA  Polemik Potongan Insentif Pekerja Keagamaan, Komisi D DPRD Makassar Desak Solusi Konkret

Rahmat juga menyampaikan bahwa PPP secara resmi telah menyatakan bergabung dalam koalisi pemerintahan Munafri–Aliyah (Mulia). Keputusan tersebut diambil setelah adanya pertemuan antara pimpinan partai dengan Wali Kota Makassar.

“PPP kini menjadi bagian dari pemerintahan Munafri–Aliyah. Ini adalah keputusan organisasi, dan kami siap mendukung penuh jalannya roda pemerintahan ke depan,” jelasnya.

Salah satu program yang menurut Rahmat layak didukung adalah inisiatif Pemkot Makassar untuk mengirim anak-anak berprestasi menempuh pendidikan ke luar negeri. Ia menilai kebijakan tersebut merupakan bentuk investasi jangka panjang yang sangat strategis.

“Program beasiswa luar negeri itu sangat visioner. Mungkin hasilnya tidak bisa langsung dirasakan, tapi dalam 10 tahun ke depan, mereka bisa menjadi generasi pemimpin masa depan Makassar,” tuturnya.

BACA JUGA  Indira Yusuf Ismail Sosialisasikan Perda Pengarusutamaan Gender ke Masyarakat

Menanggapi rencana pembebasan iuran sampah, Rahmat menyatakan keyakinannya bahwa Pemerintah Kota telah menyiapkan skema pengganti agar tidak mengorbankan kesejahteraan petugas kebersihan. Menurutnya, mekanisme seperti subsidi silang bisa menjadi solusi.

“Iuran itu dipakai untuk menggaji petugas kebersihan. Tapi saya yakin Pak Wali sudah punya perhitungan matang agar hak-hak mereka tetap terjamin,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya efisiensi dalam pemerintahan, terutama di tengah tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik. Rahmat mengajak seluruh elemen, termasuk legislatif dan eksekutif, untuk bekerja sama tanpa sekat politik demi kepentingan warga.

“Sudah tidak ada lagi warna politik. Yang ada sekarang adalah satu warna, Kota Makassar. Pemerintahan yang solid adalah kunci untuk mewujudkan pelayanan publik yang optimal,” tutupnya. (*)

BACA JUGA  Ketua DPRD Supratman Bersama Ribuan Masyarakat Makassar Laksanakan Salat Idul Fitri di Lapangan Karebosi
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

DPRD Kota Makassar

Polemik Potongan Insentif Pekerja Keagamaan, Komisi D DPRD Makassar Desak Solusi Konkret

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Komisi D DPRD Kota Makassar menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Bank Sulselbar dan perwakilan pekerja keagamaan.

Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi D DPRD Makassar, Ari Ashari Ilham, Rabu (16/7/2025) ini, membahas polemik pencairan insentif yang dianggap merugikan penerima manfaat.

Ari Ashari Ilham menyebutkan bahwa keluhan utama yang disampaikan adalah soal pemotongan insentif hingga Rp30.000-Rp40.000 dari total Rp250.000 yang diterima para imam, guru mengaji, dan petugas keagamaan lainnya.

“Potongannya cukup besar. Kami ingin agar Bank Sulselbar bisa membedakan antara rekening tabungan reguler dan rekening untuk insentif pekerja keagamaan. Harapannya, biaya administrasi bisa diminimalkan atau bahkan dihilangkan,” tegas Ari.

Dalam forum tersebut, Direktur Operasional Bank Sulselbar, H. Iswadi Ayub, mengungkapkan bahwa pemblokiran dan dormansi rekening yang dikeluhkan para pekerja keagamaan merupakan kebijakan nasional atas instruksi PPATK.

BACA JUGA  Indira Yusuf Ismail Sosialisasikan Perda Pengarusutamaan Gender ke Masyarakat

Rekening yang tidak aktif lebih dari tiga bulan otomatis diblokir sebagai langkah antisipasi penyalahgunaan dalam praktik kejahatan siber.

“Kami tidak bisa sembarangan membuka blokir rekening. Tapi saat ini kami sudah diizinkan melakukan profiling, agar nasabah yang benar-benar aktif bisa dibuka kembali rekeningnya,” jelas Iswadi.

Pihak Bank juga menjelaskan bahwa rekening dengan fitur tambahan seperti kartu ATM dan mobile banking memang dikenakan biaya operasional.

Solusinya, nasabah dapat beralih ke produk “Tabunganku” yang bebas biaya administrasi, selama tidak menggunakan layanan tambahan.

Namun, sejumlah anggota dewan menilai alasan tersebut belum cukup menjawab keluhan para pekerja keagamaan. Anggota Komisi D, H. Muchlis Misba, menekankan bahwa bank milik pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat kecil, apalagi mereka yang mengabdikan diri dalam bidang keagamaan.

BACA JUGA  Ketua DPRD Supratman Bersama Ribuan Masyarakat Makassar Laksanakan Salat Idul Fitri di Lapangan Karebosi

“Ini soal hati nurani. Mereka bukan sekadar nasabah biasa. Ada pemandi jenazah, guru ngaji, imam masjid yang digaji Rp250 ribu sebulan, tapi masih kena potongan? Tolong diperlakukan istimewa, jangan disamakan dengan nasabah umum,” tegas Muchlis.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Kota Makassar, Muhammad Syarif, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 5.088 pekerja keagamaan yang tercatat sebagai penerima insentif bulanan.

Pihaknya telah membangun sistem digital pelaporan agar proses pencairan lebih efisien dan tidak lagi membutuhkan kunjungan ke kantor.

“Kami juga bantu verifikasi rekening aktif melalui SMS banking sebelum disalurkan. Tapi kalau masih terhambat di sistem bank, kami juga tak bisa banyak berbuat,” ujarnya.

BACA JUGA  Polemik Potongan Insentif Pekerja Keagamaan, Komisi D DPRD Makassar Desak Solusi Konkret

Syarif juga mengonfirmasi bahwa proses pencairan sempat tersendat lantaran data yang dikirimkan belum seluruhnya lengkap dan adanya rekening yang diblokir. Ia berharap ke depan bank bisa menyediakan jalur khusus atau perlakuan berbeda bagi rekening insentif sosial.

Di akhir rapat, Komisi D merekomendasikan agar Bank Sulselbar memfasilitasi migrasi rekening pekerja keagamaan ke produk bebas biaya, serta mempercepat proses profiling rekening dorman. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel