Connect with us

Kabupaten Bulukumba

Wabup Edy Manaf Resmikan Warkop Dottoro 75 Bulukumba

Published

on

Kitasulsel–BULUKUMBA Bagi penikmat kopi di Bulukumba, kini hadir Warung Kopi (Warkop) Dottoro 75 Cabang Tinumbu Makassar Asuhan H. Dg. Naba.

Warkop legendaris ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Andi Edy Manaf di bilangan jalan Jenderal Sudirman Bulukumba, tepatnya di eks toko buku Radiasi. Senin 10 Februari 2025.

Warkop Dottoro 75 ini telah berdiri sejak 1975 di Tinumbu, Kota Makassar, kini menjadi pilihan bagi warga Bulukumba diantara ratusan warkop atau kafe yang ada di Bulukumba.

Wabup Edy Manaf menyebutkan bahwa kehadiran Warkop legendaris Dottoro 75 menunjukkan bahwa tingkat perputaran ekonomi di Bulukumba semakin baik.

“Warkop semakin bertumbuh, dimana ada perputaran uang di situ,” ungkapnya.

BACA JUGA  Jelang Dilantik, Andi Utta dan Edy Manaf Kompak ki Tauwwa Hadiri Gladi Pelantikan KDH dan WKDH

Menurutnya, keberadaan usaha Warkop memberikan multiplier effeck terhadap pelaku ekonomi lainnya. Mulai dari karyawan sampai pada usaha kuliner yang menjadi pelengkap dari Warkop tersebut.

Edy Manaf berharap Warkop Dottoro 75 Bulukumba menjadi pilihan untuk semua kalangan. Ia berharap Warkop tidak menjadi tempat nongkrong untuk satu kelompok atau kalangan tertentu, namun menjadi ruang yang nyaman bagi semua kalangan.

Owner Warkop Dottoro 75, Cahyadi Dwi Susanto mengungkapkan bahwa Warkop 75 tidak sekedar warung kopi, tapi pihaknya juga menawarkan kuliner khas untuk memanjakan pengunjung.

Selain kopi dengan cita rasa khas, juga pihaknya akan menyiapkan aneka makanan khas seperti dimsum, bubur Manado, dan nasi kuning cakalang, dengan menu yang berganti setiap hari.

BACA JUGA  Dinsos Bulukumba Serahkan Bantuan Kepada Korban Puting Beliung di Desa Anrang

Untuk mengelola kulinernya ini, Cahyadi menggandeng Citra’s Kitchen untuk menyediakan berbagai menu tersebut.

Ia mengaku optimis bisa bersaing dengan warkop atau kafe lainnya di Bulukumba, karena selain cita rasa kopi Dottoro dan kualitas kuliner yang ditawarkan, menurutnya harga menu juga terjangkau untuk semua kalangan.

“Saya tahu ada 180 an warkop dan kafe di Bulukumba. Kebetulan saya juga keluarga besar dari Bulukumba sehingga saya inisiatif mencoba membawa warkop yang punya nama besar di Makassar yaitu Dottoro asuhan H. Dg. Naba,” untuk Cahyadi yang juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya.

Launching Warkop Dottoro 75 Bulukumba yang ditandai dengan pemotongan tumpeng ini juga dihadiri oleh Sekda, Ali Saleng, para pejabat lingkup Pemda Bulukumba, para aktivis, serta awak media.(*)

BACA JUGA  Tutup Bira Prix 2025, Bupati Andi Utta Ungkap Pembangunan Sirkuit Motocross
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Bulukumba

Mantap, Bupati Andi Utta Bicara Ekologi di Green Leadership Forum II Sulsel

Published

on

Kitasulsel–BULUKUMBA Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam Green Leadership Forum II Sulawesi Selatan yang digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Selasa 29 Juli 2025.

Forum ini diselenggarakan oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) bekerja sama dengan The Asia Foundation.

Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Bima Arya Sugiarto, dan dihadiri oleh 14 kepala daerah se-Sulawesi Selatan.

Forum tersebut mengangkat tema “Mendorong Integrasi Pembangunan Hijau dalam Perencanaan Pembangunan Daerah melalui Kepemimpinan Hijau di Sulawesi Selatan.”

Direktur PATTIRO, Fitriah Muslih, menjelaskan bahwa tantangan lingkungan di Sulsel semakin kompleks. Mulai dari alih fungsi lahan, pengelolaan sampah, pencemaran air, hingga deforestasi dan degradasi lahan kritis yang telah mencapai lebih dari 474 ribu hektare dari total 1,78 juta hektare kawasan hutan.

“Perubahan iklim memperparah situasi dengan meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi seperti banjir. Oleh karena itu, arah kebijakan nasional dan daerah kini bergerak menuju pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim,” ujar Fitriah.

BACA JUGA  Dinsos Bulukumba Serahkan Bantuan Kepada Korban Puting Beliung di Desa Anrang

Wamendagri Bima Arya dalam sambutannya menegaskan bahwa isu lingkungan bukan lagi isu sektoral. “Ini urusan semua pihak. Kita butuh kolaborasi lintas sektor.

Dan kita butuh lebih banyak local champions di tingkat daerah,” ungkapnya, sembari menyebut contoh-contoh praktik baik seperti Surabaya, Bali, dan Kabupaten Bogor.

Ia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga masa depan lingkungan. “Gen Z dan milenial kini menunjukkan tingkat kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan. Mereka bukan hanya peduli, tapi siap bertindak. Ini harus kita rangkul,” tegasnya.

Setelah sesi pembukaan, forum dilanjutkan dengan Talkshow “Memperkuat Inovasi Fiskal dalam Mendukung Pembangunan Hijau di Sulsel: Praktik dan Tantangan.”

Pada sesi ini, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf atau yang akrab disapa Andi Utta memaparkan strategi daerahnya dalam mengintegrasikan aspek ekologi dalam kebijakan fiskal daerah.

BACA JUGA  Lapas Bulukumba Aktif Berbagi dengan Anak Ponpes dan Keluarga Warga Binaan Kurang Mampu

Menurut Andi Utta, sejak awal kepemimpinannya ia telah menaruh perhatian besar pada program ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan.

Salah satu inisiatifnya adalah kebijakan Transfer Anggaran Kabupaten berbasis Ekologi (TAKE), di mana pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Bulukumba sudah berbasis pada kinerja pengelolaan lingkungan hidup.

“Pemerintah Desa yang memiliki kebijakan, anggaran, dan capaian dalam perlindungan lingkungan akan mendapat insentif tambahan,” jelasnya.

Ia juga memaparkan bahwa program prioritas Kabupaten Bulukumba sejak 2021–2024 berbasis pada prinsip ekologi dan ketahanan pangan.

Pemkab aktif mendistribusikan bibit unggul tanaman hortikultura dan perkebunan seperti durian musang king, lengkeng, manggis, kopi, pala, cengkeh, kakao, hingga kelapa genjah.

“Untuk tahun 2025, kita dorong sinergi dengan pemerintah desa dengan mengalokasikan anggaran desa 20 hingga 40 persen untuk mendukung program ketahanan pangan, termasuk pengadaan bibit unggul, pupuk organik, dan pembersihan lahan tidak produktif,” lanjutnya.

Sebagai bagian dari Green Leadership, Andi Utta menegaskan pentingnya komitmen daerah dalam mendukung pembangunan hijau yang berkelanjutan.

BACA JUGA  Tutup Bira Prix 2025, Bupati Andi Utta Ungkap Pembangunan Sirkuit Motocross

Selain program bibit unggul, Andi Utta juga memprogramkan landclearing atau pembersihan lahan. Land Clearing membantu masyarakat untuk

mengganti tanaman tidak produktif dengan

Bibit Unggul guna mewujudkan perkebunan

Monokultur dengan buah yang berkualitas. Andi Utta juga mendorong gerakan penghijauan dengan tanaman produktif, sehingga tidak hanya hijau tapi buahnya bisa dinikmati masyarakat.

Green Leadership Forum II ini menjadi ruang strategis mempertemukan pemimpin daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan lembaga donor untuk memperkuat integrasi kebijakan lingkungan dalam perencanaan pembangunan, termasuk mendorong pengembangan kebijakan Ecological Fiscal Transfer (EFT) secara lebih luas di Sulawesi Selatan dan Indonesia.

Pada momentum tersebut, Bupati Andi Utta juga menerima penghargaan dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pendanaan Ekologis (KMS-PE).

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Country Representative The Asia Foundation (TAF) Indonesia, Hana Satrio. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel