Connect with us

Pemkot Makassar

Hadiri Perayaan Cap Go Meh di Akhir Masa Jabatan, Danny Pomanto: Momentum Jaga Solidaritas dan Keberagaman Budaya

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menghadiri perayaan Jappa Jokka Cap Go Meh terakhir di sisa akhir masa jabatan.

Kegiatan yang digelar oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Makassar berlangsung disepanjang Jalan Sulawesi, 8-9 Februari 2025.

Danny Pomanto menyampaikan perayaan Cap Go Meh bukan hanya sekadar ajang kumpul-kumpul, melainkan sebuah tradisi menjaga solidaritas antar umat beragama dan keberagaman budaya.

“Saya kira Cap Go Meh ini bukan sekadar kumpul-kumpul, tapi juga ajang solidaritas, ada penampilan budaya, dan banyak hal di sana,” kata Wali Kota Danny Pomanto saat diwawancarai usai pembukaan perayaan Cap Go Meh, Sabtu (8/2/2025).

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak panitia yang terlibat, apalagi event ini menjadi tanda bahwa Makassar merupakan kota yang sangat toleran.

BACA JUGA  Respons Kekeringan di Kecamatan Tallo, Pjs Wali Kota Makassar Pantau Langsung Distribusi Air Bersih

Terlebih dalam karnaval Jappa Jokka Cap Go Meh, tidak hanya diikuti masyarakat Tionghoa tetapi seluruh umat beragama.

“Cap Go Meh ini yang ditandai dengan Jappa Jokka, itu tandanya bahwa solidaritas seluruh tradisi, seluruh golongan, seluruh agama begitu kompak dan nampak di moment ini,” tuturnya.

Menjadi perayaan Cap Go Meh terakhir di akhir masa jabatannya, Danny Pomanto mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang selama ini terjalin dengan sangat baik.

“Terima kasih selama sembilan tahun kita sudah bekerja sama dengan baik, terima kasih sudah membuat Kota Makassar luar biasa, saya mohon maaf kalau ada tidak sempurna, mohon maaf kalau ada yang tidak puas, saya hanya seorang anak lorong yang kita amanahkan menjadi Wali Kota Makassar dua periode,” ungkapnya.

BACA JUGA  Pj Sekda Makassar Buka Sosialisasi Radiologi Kedokteran Unhas

Danny Pomanto pun berharap Makassar menjadi kota yang tetap konsisten dalam melaksanakan Festival Cap Go Meh. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemkot Makassar

Dekranasda Makassar Pamerkan Tenun Bombang dan Tenun Lontara di Wastra Arajang 2025

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan kain tradisional melalui partisipasinya pada ajang Wastra Arajang 2025.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, berlangsung selama empat hari, mulai dari 11 hingga 14 September 2025 di Mall Ratu Indah.

Mengusung tema “Perayaan yang Memadukan Keindahan dan Keragaman Leluhur Lewat Wastra”, acara ini menjadi wadah ekspresi budaya dari berbagai daerah di Indonesia Timur, khususnya dalam menampilkan kekayaan kain tradisional atau wastra sebagai identitas dan warisan budaya yang tak ternilai.

Ketua Dekranasda Kota Makassar, Melinda Aksa, menyambut baik kegiatan ini dan menilai Wastra Arajang sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sehelai kain tradisional.

“Bagi kami, acara ini merupakan jembatan antara tradisi dan modernitas, sebagai wadah pelestarian produk wastra, tenun tradisional yang menjadi bagian penting dari identitas budaya kita,” ujarnya.

BACA JUGA  Indira Yusuf Ismail Dampingi Iriana Jokowi Dalam Bimtek Hortikultura dan Tinjau Produk Kerajinan di Makassar

Lebih lanjut, Melinda menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya memperlihatkan keindahan kain tenun, tetapi juga memperlihatkan proses panjang dan penuh makna di balik pembuatan setiap lembar kain.

“Tenun tradisional bukan hanya selembar kain, tapi tentang memahami sebuah perjalanan panjang, kesabaran, dan doa yang ditenun menjadi sebuah mahakarya,” tambahnya.

Melalui keikutsertaan ini, Melinda berharap Dekranasda Makassar dapat terus menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya, terutama dalam bentuk kain tenun.

“Kami ingin membuktikan bahwa tenun bisa menjadi bagian dari gaya hidup modern tanpa kehilangan identitas budaya,” ucap Melinda.

Ia juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX sebagai penyelenggara yang berhasil menjadikan acara ini sebagai ruang edukatif sekaligus inspiratif.

BACA JUGA  Indira Yusuf Ismail Jenguk Penderita Lumpuh Layu dan Hidrosefalus di Banta-bantaeng

“Ajang Wastra Arajang 2025 bukan hanya menjadi panggung selebrasi keindahan kain tradisional, tapi juga bukti bahwa kekayaan budaya dapat terus hidup dan relevan melalui tangan-tangan kreatif bangsa,” ujarnya.

Tak hanya berpartisipasi dalam pameran, Dekranasda Makassar juga turut ambil bagian dalam event fashion show yang menjadi salah satu sorotan dalam rangkaian Wastra Arajang 2025. Dalam kesempatan tersebut, Dekranasda Makassar menampilkan dua model.

Wakil Ketua Harian Dekranasda Makassar, Dewi Andriani, mengungkapkan bahwa pada fashion show Wastra Arajang, pihaknya menampilkan dua wastra tradisional yakni Tenun Lontara dan Tenun Bombang. Keduanya dipilih karena merepresentasikan karakter dan nilai budaya masyarakat Bugis-Makassar.

“Tenun Lontara dan Tenun Bombang menggambarkan keteguhan serta ketegaran masyarakat kami dalam menghadapi dinamika kehidupan. Motifnya sarat makna dan mencerminkan kekuatan serta filosofi hidup orang Bugis-Makassar. Kami bangga bisa menampilkannya di panggung sebesar ini,” ujar Dewi.

BACA JUGA  Rakor, Pjs Wali Kota Ingatkan Tiga Program Prioritas

Lanjutnya, keterlibatan Dekranasda Makassar dalam pameran wastra juga menjadi bagian penting dalam upaya memperluas promosi produk kerajinan lokal.

“Dalam pameran ini, Dekranasda Makassar juga memamerkan berbagai koleksi dalam booth, menampilkan berbagai produk tenun dan kerajinan unggulan dari perajin Makassar, seperti baju bodo’, sarung tenun, kriya serat alam eceng gondok, kriya kulit, baju lontara, tas lontara, berbagai jenis souvenir thumbler, pouch dan tas lipat” jelasnya.

Antusiasme pengunjung terhadap booth Dekranasda Makassar terbilang tinggi. Ditunjukkan dengan banyak pengunjung yang berkunjung di booth dan melakukan pembelian berbagai koleksi wastra dan kriya.

Dengan kontribusi Dekranasda Makassar, menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung perajin lokal agar lebih berdaya dan kreatif, serta mengangkat wastra sebagai identitas budaya yang terus berkembang. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel