Connect with us

Kementrian Agama RI

Indonesia-Maroko Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Peningkatan Beasiswa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar bertemu dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah, di kantor pusat Kemenag, Jakarta. Pertemuan dua tokoh ini membahas penguatan kerja sama di bidang pendidikan.

Kedua pihak menegaskan komitmen untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Maroko serta memperkuat program pertukaran ulama dan santri.

“Di program berikutnya, saya akan mengirimkan pelajar saya ke negara Anda. Juga di tiga tempat, Amerika Serikat, Mesir, dan Maroko. Pihak LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) bertanya pada saya, ‘kenapa Maroko?’ Maroko adalah negara yang sangat istimewa,” kata Menag Nasaruddin, di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Menag menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Maroko lebih efisien dibandingkan beberapa negara lain dalam hal studi keislaman.

BACA JUGA  Lantik PW IPIM Sulsel,Menag RI:Jadilah Imam Yang Ikhlas Melayani Ummat

Program Magister di Maroko dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun, sedangkan program Doktoral maksimal empat tahun, lebih cepat dibandingkan di negara lain.

“Jika kita bandingkan dengan Maroko, Master program membutuhkan 2 tahun. Dan Ph.D. program, maksimum empat tahun. Saya rasa itu sangat intensif,” ujar Nasaruddin Umar.

Duta Besar Maroko, Ouadia Benabdellah, menegaskan bahwa pemerintah Maroko siap meningkatkan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Saat ini, jumlah beasiswa yang diberikan terus bertambah untuk mendukung kerja sama di bidang pendidikan.

“Ketika saya tiba di sini, ada 15 beasiswa yang diberikan oleh Maroko ke Indonesia. Setelah 4 tahun, sekarang ada 50 beasiswa. Kita bisa lakukan lebih dari itu. Karena kita percaya dalam memperkuat hubungan ini,” kata Ouadia Benabdellah.

BACA JUGA  H Bunyamin M Yapid Dampingi Menag RI Resmikan Kampus III Macanang Pondok Pesantren As’adiya

Selain pengiriman mahasiswa, kerja sama juga mencakup pertukaran ulama dan santri untuk memperkuat pemahaman Islam moderat.

Menteri Agama menyebutkan bahwa ulama Indonesia dapat belajar banyak dari sistem pendidikan Islam di Maroko, yang memiliki sejarah panjang dalam kajian Islam berbasis tasawuf.

“Insya Allah, bidang pengadilan ulama, kita akan mengirimnya ke Maroko,” pungkas Nasaruddin Umar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Resmikan Alih Status IAIN Ponorogo Jadi UIN Kiai Ageng Muhammad Besari

Published

on

Kitasulsel–PONOROGO Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari. Peresmian perubahan status ini dilakukan Menteri Agama Nasaruddin Umar, sekaligus meresmikan Gedung Pusat Sumber Belajar, Minggu (14/9/2025).

Gedung baru tersebut akan difungsikan sebagai pusat pendidikan sekaligus kantor layanan, mempertegas peran UIN Ponorogo sebagai pusat keilmuan dan pengabdian masyarakat.

Menag berharap dengan status universitas, UIN Ponorogo semakin produktif melahirkan generasi muda yang berakhlak, berilmu, dan berdaya saing global.

“Saya bangga dengan kampus-kampus yang bersih, asri, disiplin, dengan mahasiswa produktif dan sopan, serta dosen-dosen kreatif. InsyaAllah UIN Ponorogo bisa menjadi kampus yang membanggakan,” kata Menag.

BACA JUGA  Menag Minta Itjen Berani Ungkap Kebenaran

 

Lebih lanjut, Menag mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki peran lebih luas dibandingkan kampus umum. “Kampus UIN harus berbeda. Bukan hanya lembaga akademik, tetapi juga institusi dakwah,” pesan Menag.

“PTKIN tidak cukup hanya melahirkan ilmuwan, tapi juga intelektual dan cendekiawan. Ilmuwan itu tahu, intelektual mengamalkan, dan cendekiawan menghadirkan resonansi kebermanfaatan bagi masyarakat,” sambungnya.

 

Dalam sambutannya, Menag juga menyoroti suasana kampus yang hijau dan asri sebagai salah satu keunggulan UIN Ponorogo. “Kampus ini indah, hijau, dan sejuk. Banyak pepohonan dan hewan di sekitarnya. Suasana seperti ini akan membuat mahasiswa betah belajar,” ujarnya.
​​​​​​​
​​​​​​​Menag menekankan bahwa keasrian kampus harus sejalan dengan kualitas akademik dan karakter mahasiswa. “Prasarananya sudah bagus, tinggal bagaimana kita merawatnya. Yang lebih penting adalah manusianya. Produk yang lahir dari UIN Ponorogo harus hebat dan terkenal, menjadi kebanggaan Ponorogo bahkan Indonesia,” tegasnya.

BACA JUGA  Tutup Sukses Operasional Haji 2025, Menag Jelaskan Formula 5BPH

 

Peresmian ini turut dihadiri Rektor UIN Ponorogo, Bupati Ponorogo, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag Ponorogo, serta para rektor PTKIN dari berbagai daerah. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel