Kementrian Agama RI
Perluas Akses Beasiswa, Menag RI dan Dubes AS Tandatangani MoU Program Fulbright di Indonesia

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala S. Lakhdhir hari ini menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk bekerja sama dalam perluasan Program Fulbright Departemen Luar Negeri AS. Ini merupakan program beasiswa dari Pemerintah AS, ke lembaga dan individu binaan Kementerian Agama (MORA).
Penandatanganan MoU ini menindaklanjuti surat pernyataan yang ditandatangani pada akhir 2023 oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Diplomasi Publik, Y.M. Elizabeth Allen, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama saat itu, Nizar Ali. Sinergi ini juga sekaligus merupakan bagian dari upaya memperkuat program pertukaran pelajar dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia.

“Hari ini saya menandatangani MoU dengan Dubes AS untuk perluasan program Fulbright di Indonesia. Ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Agama untuk terus memperluas akses beasiswa bagi siswa dan santri pada lembaga pendidikan menengah binaan Kementerian Agama, serta civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk kuliah di Amerika,” terang Menag di Jakarta, Rabu (8/1/2024)
“Saya termasuk salah satu penerima Fulbright Scholar dan merasakan langsung manfaat program ini,” sambung Menag.

Menurut Menag, MoU ini membuka kesempatan bagi para siswa, santri, mahasiswa, dan akademisi di lembaga pendidikan menengah atau tinggi binaan Kementerian Agama untuk mendapat beasiswa studi atau penelitian, baik bergelar atau nongelar, di Amerika Serikat.
MoU ini juga membuka kesempatan bagi para akademisi dan mahasiswa Amerika untuk mengajar atau melakukan penelitian bersama di lembaga-lembaga binaan Kementerian Agama.
Melalui MoU ini, madrasah atau pesantren dapat mengundang Asisten Pengajar Bahasa Inggris (ETA) Fulbright AS untuk mengajar bersama Bahasa Inggris di lembaga mereka. Dosen lembaga pendidikan tinggi keagamaan binaan Kementerian Agama juga dapat mengajukan permohonan beasiswa penelitian di perguruan tinggi Amerika Serikat yang menjadi mitra.
Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan binaan Kemenag juga dapat mengajukan permohonan beasiswa untuk studi gelar tingkat pascasarjana di perguruan tinggi Amerika Serikat.
“Kami sangat gembira atas kemitraan ini. Saya berharap dapat melihat dampak program Fulbright terhadap lembaga-lembaga dan para akademisi Kementerian Agama, baik di AS maupun di Indonesia, serta dampak jangka panjangnya yang tak terelakkan akan terjadi pada kedua negara kita,” kata Duta Besar AS Lakhdhir.
Program Fulbright adalah program pertukaran akademik dari Pemerintah AS, yang didirikan dan terus beroperasi sejak 1947. Program ini aktif di lebih dari 160 negara.
Program Fulbright di Indonesia telah beroperasi terus-menerus sejak 1952, dan telah dikelola sejak 1992 oleh American Indonesian Exchange Foundation atau AMINEF/Fulbright Indonesia. Ini merupakan sebuah yayasan bilateral yang didirikan oleh kedua pemerintah dan dikelola oleh Dewan Manajemen bilateral.
Lihat www.aminef.or.id untuk deskripsi lengkap tentang Fulbright dan program lain yang didanai Departemen Luar Negeri AS yang tersedia di Indonesia.
Beasiswa Indonesia Bangkit
Selama ini, Kementerian Agama juga memberikan beasiswa melalui Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Sampai dengan saat ini, Kemenag masih memberikan beasiswa kepada 4.031 untuk jenjang S1. Jumlah ini terdiri atas 549 beasiswa reguler, 51 beasiswa prestasi, 99 beasiswa tahfidz, dan 3.318 beasiswa Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Agama Islam (PJJ PAI) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Selain itu, ada 14 mahasiswa yang mendapat beasiswa S1 pada perguruan tinggi di luar negeri.
Untuk jenjang S2, saat ini tercata ada 385 mahasiswa penerima Beasiswa Magister Reguler pada sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri. Selain itu, ada 34 mahasiswa yang menerima Beasiswa Maguister Reguler untuk kuliah di sejumlah perguruan tinggi di luar negeri.
Sementara pada jenjang S3, ada 462 mahasiswa penerima Beasiswa Doktor pada perguruan tinggi dalam negeri, 168 penerima Beasiswa Doktor pada perguruan tinggi luar negeri, dan 50 penerima beasiswa Program 5.000 Doktor. Selain itu, Kemenag juga memberikan beasiswa bagi 57 mahasiswa peserta program Beasiswa Double Degree untuk jenjang S2 pada perguruan tinggi di luar negeri.
“Untuk 2025, kita akan kembali membuka kesempatan seleksi penerima Program Beasiswa Indonesia Bangkit untuk kuliah di dalam dan luar negeri. Kita siapkan 370 kuota untuk jenjang S1, 220 kuota untuk beasiswa S2, 250 kuota beasiswa S3, serta 30 kuota beasiswa Double Degree untuk jenjang S2 di luar negeri,” sebut Menag.
“Kita juga siapkan 75 kuota bantuan penyelesaian pendidikan S3 dalam negeri. Semua ini kita lakukan dalam rangka memperluas akses siswa, santri, mahasiswa, dan dosen binaan Kementerian Agama untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi akademiknya,” katanya lagi.
“Ini bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menyiapkan generasi berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” tandasnya. (*)
Kementrian Agama RI
Dari Golden Age ke Era Digital, Menag Ajak PTKIS Aktif Bangun Peradaban Islam

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) untuk aktif mengambil peran strategis dalam membangun peradaban Islam di era digital. Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Internasional bertajuk “Transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta sebagai Pusat Kajian dan Peradaban Islam Nusantara”.
“Seminar ini membahas hal yang sangat strategis. Saya berharap tema ini bisa diturunkan menjadi langkah-langkah implementatif di masing-masing kampus,” ujar Menag di Universitas PTIQ Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Menurut Menag, perguruan tinggi yang mampu menguasai dan menggunakan teknologi secara proaktif akan menjadi pelopor kemajuan. Oleh karena itu, PTKIS harus siap bertransformasi dan tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.
Dalam paparannya, Menag juga mengulas dinamika sejarah peradaban Islam. Ia menyebut bahwa dunia Islam pernah berada di puncak kejayaan pada abad ke-6 hingga ke-12 Masehi, yang dikenal sebagai the golden age. Masa ini ditandai dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan berkembangnya sintesis antara ilmu pengetahuan dan agama.

“Wahyu pertama yang turun adalah Iqra’, bacalah. Ini menjadi simbol lahirnya peradaban baru, di mana sains dan agama bersatu. Pada masa itu, ilmuwan Muslim seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, hingga Ibnu Rusyd tidak hanya ahli di bidang agama, tapi juga di sains dan filsafat,” jelasnya.
Menag menambahkan, semangat keilmuan dan keterbukaan inilah yang membawa Islam pada puncak kejayaan. Sayangnya, fase tersebut mulai meredup sejak penaklukan Baghdad oleh Mongol pada abad ke-13.
“Setelah itu, peradaban Islam cenderung mengalami stagnasi. Turki Usmani yang menjadi pusat peradaban Islam kala itu, lebih fokus pada militer dan politik. Kajian keilmuan menjadi parsial dan terlalu didominasi fikih. Sains nyaris tidak berkembang,” terangnya.
Menag menilai, warisan pasca-Mongol itu masih memengaruhi umat Islam saat ini. “Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mengaktualisasikan kembali semangat Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban. Islam yang menggabungkan spiritualitas dan rasionalitas, iman dan ilmu pengetahuan,” tegasnya.
Ia mengajak PTKIS untuk menjadi pelopor gerakan kebangkitan peradaban Islam di era modern. “Dari golden age ke era digital, kita harus siap membangun kembali sintesis besar antara sains dan agama. Inilah esensi Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (APTIKIS) Indonesia, Maslim Halimin menyebut, seminar ini juga akan diisi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pratikno, Rektor Universitas Kebangsaan Malaysia, Ekhwan Toriman, Rektor Universitas Islam Fatoni Thailand, Ismail Lutfi Japakiya, dan Rektor UNU Cirebon, Said Aqil Siroj. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics10 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login