Connect with us

Kementrian Agama RI

Syekh Mufti Menk dari Inggris Harap Indonesia Promosikan Kerukunan ke Dunia Barat

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Syekh Mufti Menk dari Inggris menyampaikan rasa senangnya bisa berkunjung ke Indonesia. Dia bisa melihat kerukunan dan harmoni di Indonesia, serta berharap bosa ditularkan ke dunia.

Hal ini disampaikan Syekh Mufti Menk saat bersilaturahim ke Masjid Istial, Jakarta, Senin (9/12/2024). Syekh Mufti Menk diterima oleh Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga Menag RI Nasaruddin Umar.

“Saya senang berkunjung ke Indonesia, suasanya tenang damai, keramahtamahan Indonesia menerima saya dengan baik,” kata Syekh Mufti Menk.

“Terima kasih, Imam Besar Masjid Istiqlal yang telah menerima kami. Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia. Sungguh luar biasa, terlebih ini kunjungan pertama di Indonesia,” lanjutnya.

BACA JUGA  Buka Santri Horseback Archery Championship, Menag Beri Pesan Kebangkitan Santri Tangguh dan Mandiri

Syekh Mufti Menk berharap, Indonesia bisa mengirimkan kader-kader ulama, anak-anak didiknya untuk belajar ke Inggris Raya dan Eropa. Menurutna Indonesia menjadi tumpuan belajar Islam rahmatan lil alamin.

“Saya berharap, melalui Pak Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Masjid Istiqlal supaya mempromosikan Islam rahmatan lil alamin, kerukunan, harmoni, toleran, dan moderasi beragama, ke dunia Barat. Indonesia mempunyai peran besar untuk menebar itu ke dunia internasional,” kata Mufti Menk.

Syekh Mifti Menk juga menyampaikan dukungannya terhadap program-program Kementerian Agama. “Bapak Menteri Agama, Nasaruddin Umar, supaya menjembatani agar anak-anak Indonesia bisa belajar di Barat. Jarang sekali santri-santri Indonesia belajar di Barat,” tandas Mufti Menk.

BACA JUGA  Terima Peserta Human Fraternity Fellowship, Menag Jelaskan Program Lintas Agama di Masjid Istiqlal

Menteri Agama Nasaruddi Umar menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan Syekh Mufti Menk ke Masjid Istiqlal dan Indonesia pada umumnya.

“Kami menyambut baik atas rencana-rencana baik dari grand Mufti Menk untuk memndukung Program-program Pendidikan Islam di Indonesia,” kata Menag Nasaruddin Umar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Pemerintah Siapkan LPDU sebagai Instrumen Kelola Dana Umat, Apa Itu?

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar memaparkan visi besar pemerintah untuk memaksimalkan Pemberdayaan Ekonomi melalui pengelolaan dana umat yang nilainya fantastis. Berbicara di Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 di UIII Depok, Menag mengungkapkan bahwa potensi akumulasi dana umat di Indonesia dapat mencapai lebih dari Rp1.000 triliun per tahun.

Untuk mendayagunakan potensi ini secara produktif, Menag menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto telah mempersiapkan pembentukan Lembaga Pemberdayaan Dana Umat (LPDU), yang direncanakan akan dibangun di Jakarta tahun depan.

“Pemerintah Indonesia di bawah arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto telah mempersiapkan pembentukan LPDU, yaitu Lembaga Pemberdayaan Dana Umat dalam mendayagunakan potensi dana umat ini secara produktif,” tegas Menag di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

BACA JUGA  Anugerah Pendidikan NU, Menag Tekankan Pentingnya Kurikulum Ekoteologi dan Kurikulum Cinta

“Kami berencana, Insya Allah, LPDU akan dibangun di Jakarta tahun depan sebagai instrumen serius pemerintah dalam mengelola aset umat untuk kesejahteraan nasional,” lanjutnya.

Dijelaskan Menag bahwa data potensi dana umat di Indonesia memiliki nilai yang sangat signifikan, namun belum termanfaatkan secara maksimal dan terintegrasi.

Ia lalu mencontohkan bahwa dana ibadah rutin seperti Kurban saja memiliki potensi ekonomi yang dapat mencapai Rp72 triliun per tahun. Selain kurban, Menag juga menyoroti potensi dari dana sosial keagamaan yang lain, yaitu Fidyah (denda bagi yang tidak mampu berpuasa).

“Berdasarkan data, sekitar 7% dari total penduduk Indonesia sudah berusia di atas 80 tahun. Mayoritas kelompok usia ini sudah tidak mampu berpuasa. Jika dari jumlah tersebut membayar fidyah, potensinya dapat mencapai Rp2 triliun per tahun. Ini baru dari Fidyah,” ungkap Menag.

BACA JUGA  Terima Peserta Human Fraternity Fellowship, Menag Jelaskan Program Lintas Agama di Masjid Istiqlal

Potensi ini semakin membesar jika diakumulasikan dengan sumber dana keagamaan lainnya, seperti Kafarat, Akikah, Luqhotah (barang temuan yang diserahkan ke Baitul Mal), dan berbagai infaq.

“Jika seluruh sumber daya keuangan umat ini diakumulasikan dan dikelola secara profesional, potensi dana umat ini secara konservatif dapat mencapai lebih dari Rp1.000 triliun per tahun,” tegasnya.

Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa LPDU dibentuk sebagai instrumen strategis untuk memastikan dana umat ini tidak hanya terdistribusi, tetapi terkelola secara produktif dan terintegrasi dalam mendukung pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan.

“Pendirian LPDU ini merupakan upaya serius pemerintah dalam mengelola dan mendayagunakan potensi dana umat ini untuk kesejahteraan masyarakat luas. Kami optimistis LPDU akan memberikan kontribusi signifikan terhadap APBN dan pembangunan ekonomi kerakyatan,” pungkasnya. (*)

BACA JUGA  Menag: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo untuk Putus Rantai Kemiskinan
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel