Connect with us

Politics

Ikrar Para Punggawa di Kampanye Terakhir Sar-Kanaah:”Bismillah Wattang Pulu Siap Menang Banyak”

Published

on

Kitasulsel—Sidrap—Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2 Sar-Kanaah Mengakhiri masa kampanye dialogisnya di kelurahan uluale Kecamatan wattang pulu Jumat malam 22/11/2024.

Kampanye dialogis paslon yang identik dengan program BPJS Gratis ini padat dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai kelompok komunitas hingga masyarakat umum.

Manariknya dalam kampanye dialogis ini sejumlah tokoh masyarakat yang identik dengan para punggawa pemenangan mengikrarkan dukungan dan kesungguhan untuk memenangkan paslon nomor urut 2 baik pemilihan bupati maupun Gubernur.

Salah satu tokoh yang menyampaikan testimoni adalah Founder CV Armin yakni H Ariyanto Wajeng atau akrab disapa H.Anto.

“Kami ini adalah para tokoh yang Pilkada yang lalu ada di barisan bupati pemenang,perjuangan dan dedikasi kami tidak perlu dipertanyakan,dan Pilkada tahun ini kami juga bersepakat untuk beralih gerbong ke gerbong pemenangan Sar -Kanaah,tidak perlu kami jelaskan kenapa kami beralih Kerna pasti masyarakat secara keseluruhan juga merasakan apa yang kami rasakan,jelasnya.

BACA JUGA  Ribuan Warga Tallo Hadiri Sosialisasi Seto – Rezky, Keluhkan Masalah Air Bersih

H.Anto menambahkan bahwa untuk Pilkada sidrap tahun ini kita tidak hanya ingin menang,tetapi kami semua di Kecamatan wattang pulu ini mau menang banyak.

“Kalau menang bersama itu sudah merupakan suatu hal yang pasti, tapi kami di Kecamatan wattang pulu sudah berikrar untuk menang banyak,”Masiri ka ko de na menang banyak Sar-Kanaah di wattang pulu”pungkasnya.

Selain H Anto(CV Armin),sejumlah tokoh juga hadir mendampingi paslon Sar-Kanaah di uluale H. Sibe (CV Irwan), H. Batto, H. Sultan, H. Huzain, Bos Dalle, Suritman (UD.Putra Sidenreng) Hamzah, Rahman Lado, Landafi, Wa Odding, H. Lalle, Andi Tuttu, dan H. Samad.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Rusdi Masse Jamu Makan Malam Kader NasDem Bupati Dan Walikota Terpilih di Sulsel, Harap Jalankan Amanah Dengan Baik

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  5 Hari Jelang Pencoblosan, Jubir SAR Kanaah Kembali Ajak Masyarakat Sidrap untuk Berpilkada Damai Tanpa Berita Hoax

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel