Politics
250 Ribu Aktivis GMBI Siap Menangkan Seto-Rezki di Pilkada Makassar

Kitasulsel–Makassar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Makassar mengukuhkan komitmen untuk memenangkan pasangan nomor urut 2, Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) menjelang pencoblosan Pilkada Makassar.
Ribuan anggota LSM GMBI, terdiri dari aktivis dan binaan, secara resmi menyatakan dukungan mereka di Gedung Arafah, Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kamis (14/11/2024).

Ketua LSM GMBI Distrik Makassar, Walinono Haddade, menyampaikan bahwa dukungan ini didasarkan pada keyakinan terhadap visi dan misi pasangan SEHATI yang dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Segenap keluarga besar GMBI siap satu komando sesuai maklumat Ketum DPP LSM GMBI untuk memenangkan Seto-Rezki. Ini bukan sekadar dukungan biasa, tapi tanggung jawab moral bagi keluarga besar GMBI di Makassar,” ucap Walinono.

LSM GMBI Distrik Makassar memiliki 250 ribu anggota aktif, tersebar di 15 kecamatan dan 153 kelurahan di Kota Makassar. Mereka siap menggerakkan seluruh potensi untuk meraih kemenangan bagi Seto-Rezki.
“Semoga dengan kekuatan anggota kami di 153 kelurahan dan 15 kecamatan, 250 ribu aktivis dan binaan akan satu komando mendukung Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi,” tegasnya.
Calon Wali Kota Makassar, Andi Seto Gadhista Asapa mengungkapkan rasa bangganya atas dukungan dari LSM GMBI, yang ia yakini sejalan dengan visi mereka untuk membela masyarakat kecil.
“Saya sangat terharu berada di hadapan aktivis GMBI yang selama ini memperjuangkan hak-hak masyarakat bawah. Insyaallah, apa yang diperjuangkan GMBI sejalan dengan misi pasangan SEHATI, karena masih banyak warga yang butuh bantuan nyata di Makassar,” kata Seto.
Mantan Bupati Sinjai ini berharap para aktivis GMBI bisa menjadi ujung tombak perjuangan pasangan SEHATI dalam Pilkada Makassar. Menurutnya, kehadiran GMBI akan menjadi kekuatan penting dalam menggaet dukungan masyarakat akar rumput.
“Banyak warga Makassar yang masih menderita, mereka butuh akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Kehadiran GMBI dalam 13 hari ke depan akan menjadi motor penggerak utama kami, pasangan nomor urut 2,” kata Seto.
Seto yang besar di Makassar optimistis bahwa semangat para aktivis ini akan terus menyala hingga hari pencoblosan. “Saya sangat yakin, semangat para aktivis GMBI akan menjadi api perjuangan besar bagi pasangan nomor urut 2,” pungkasnya. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login