Connect with us

Politics

Berpengalaman, Pasangan Seto – Rezky Dapat Dukungan dari WN 88

Published

on

Kitasulsel–Makassar Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi tak henti-hentinya mendapat dukungan dari relawan. Terbaru pasangan calon nomor urut 2 itu mengantongi dukungan dari salah satu relawan terbesar, Warung Nusantara (WN) 88.

Hal itu ditandai dengan dengan penandatanganan surat dukungan dari WN 88 kepada Seto-Rezki di Kafe Studio, Jalan Pajonga Dg Ngalle, Selasa (22/10/2024) malam.

Ketua WN 88 Sulawesi Selatan, Muhammad Syafri mengatakan, pihaknya menyatakan dukungan ke Seto-Rezki karena keduanya sudah punya pengalaman dari sisi legislatif dan eksekutif.

Seto merupakan Bupati Sinjai periode 2018-2023, sedangkan Rezki berpengalaman di bidang legislatif dengan terpilih menjadi anggota DPRD Sulsel dua periode.

BACA JUGA  Seto Tinjau Pasar Hartaco, Pedagang Keluhkan Minimnya Fasilitas dan Beban Retribusi

“Jadi kami ini berjumlah tiga ribu lebih di Sulsel. Khusus di Kota Makassar sebanyak 300 orang di bawah 15 sektor. Dan kami mulai bergerak untuk memenangkan pasangan Seto-Rezki,” ujar Syafri.

Dengan pengalaman yang dimiliki pasangan ini, Syafri optimistis Seto-Rezki mampu membawa Kota Makassar ini jauh lebih bagus lagi. Hal itu terbukti dari visi misinya yang pro rakyat.

“Kalau ingin membutuhkan perubahan kesejahteraan masyarakat Kota Makassar, tidak salah memilih nomor 2, lihat pengalaman, malam ini kita semua berjihad menyelamatkan masyarakat Kota Makassar, menuntaskan kemiskinan, dan kesehatan gratis,”pungkasnya.

Sementara itu, Andi Seto mengatakan jika dukungan yang diperoleh dari ormas WN 88 merupakan tenaga baru buat pasangan Sehati. Apalagi ormas ini tersebar di 15 kecamatan.

BACA JUGA  Amri Arsyid Bersama Komedian Narji Sosialisasi Program Bantuan Modal Usaha 10 Juta

“Tentu dukungan yang diberikan InsyaAllah semangat buat saya, menjadi pertanda pasnagan nomor urut 2 insyaallah menang di Pilkada Makassar 27 November,” kata Seto yang baru berusia 40 tahun.

Untuk itu, Seto meminta agar para anggota WN 88 menjaga semangat dan terus aktif turun ke masyarakat menyebarkan program-program Sehati agar jangkauan semakin luas.

“Tetap jaga persatuan, semangat, jangan kendor. Insyaallah dukungan yang diberikan tidak salah alamat,” pungkas Seto. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Hujan Tak Surutkan Semangat Pendukung Andalan Hati Padati GOR Sudiang

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Seto-Rezki akan Kembalikan Pemilihan RT/RW Berbasis Wilayah

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel