Connect with us

Politics

Nazar H.Rizal Untuk Kemenangan Sar-Kanaah:Donasi 100 Juta Untuk Bedah Rumah Warga Tidak Mampu

Published

on

Kitasulsel—SIDRAP — Calon Bupati Sidrap dari Nomor Urut Dua (2) pasangan H. Syaharuddin Alrif dan Nurkana’ah (SarKanaah) dan Untuk Gubernur Sulawesi Selatan dari nomor urut Dua (2) Pasangan Andi. Sudirman Sulaiman dan Hj. Fatmawati Rusdi (Andalan Hati).

Gelar Kegiatan Kampanye dialogis dan tatap muka bersama dengan warga Kelurahan Kadidi Jumat malam 04 Oktober 2024 dengan di hadiri Ratusan warga, Hingga Anggota DPRD Sidrap H. Bahrul Appas, Abd. Rahman Mustafa, Ketua DPRD Sidrap H. Takhyuddin Masse, Salah satu Pengusaha Sukses H. Rizal, Sejumlah Tokoh Agama, Tokoh Pemudah.

Pengusaha Sukses H. Rizal dalam penyampaiannya mengatakan saya selaku pengusaha berharap kepada calon bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif dan Calon Wakil Bupati Sidrap Nurkana’ah jangan Cuma BPJS Gratis jadi Program utama,

BACA JUGA  Daeng Ical Ajak Masyarakat Dukung Indira-Ilham

Tapi menurut dia H. Rizal gimana caranya kelak nanti SarKanaah jadi bupati dan wakil di kabupaten Sidrap, kemiskinan dapat berkurang, agar tidak ada lagi warga Sidrap bisa viral cuma gegara kemiskinan,ucapnya

Selain itu H. Rizal juga bernazar kelak pasangan SarKana’ah terpilih jadi bupati Sidrap, iya siap menyumbang uang senilai 100 juta rupiah untuk 10 orang yang bakal di benahi rumahnya yang masuk dalam kategori warga miskin,

Maka dari itu H. Rizal berharap kepada seluruh warga kiranya dapat bersatu untuk mendukung pasangan SarKana’ah agar kelak terpilih jadi Bupati Sidrap dengan restorasi Sidrap menang Bersama.Pungkasnya.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Kader PKS Bersatu Perjuangkan Kemenangan Tasming-Hermanto di Pilkada Parepare

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Blusukan Ilham Fauzi di Pasar Butung Disambut Meriah Para Pedagang

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel