Connect with us

Politics

Calwalkot Makassar Indira Yusuf Ismail Mantapkan Dukungan Warga untuk Pilwalkot Makassar 2024

Published

on

Kitasulsel–Makassar Calon Wali Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat jelang Pilkada 27 November 2024.

Dia berharap seluruh warga dapat turut berpartisipasi dalam proses demokrasi yang akan menentukan masa depan Kota Makassar.

Dalam berbagai kesempatan, Indira mengimbau masyarakat agar tidak menyia-nyiakan hak pilih mereka. Dia menekankan pentingnya peran warga dalam menentukan pemimpin yang akan meneruskan keberlanjutan pembangunan di Makassar.

“Insyallah tanggal 27 November kita sama-sama ke TPS. Pilihki dengan cerdas dan bijaksana,” seru Indira saat menyapa warga di Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Rabu (2/10/2024).

Sebagai calon Wali Kota dengan nomor urut 3, Indira juga meminta doa restu dari warga Makassar. Dia berharap kehadiran warga di TPS bukan hanya sebagai bentuk partisipasi, tetapi juga dukungan nyata untuk mewujudkan visi dan misinya bersama wakilnya, Ilham Ari Fauzi (INIMI).

BACA JUGA  Warga Lautang Benteng Bersatu Menangkan SAR-Kanaah di Sidrap

“Saya Indira Yusuf Ismail bersama Ilham Ari Fauzi Daeng Tayang, mohon doa restu ta semua. Insyallah dengan tekad dari kita semua, INIMI bisa memenangkan pertarungan,” tegasnya.

Indira juga mengingatkan warga untuk tidak lupa mencoblos nomor urutnya pada saat pencoblosan nanti.

Menurutnya, setiap suara sangat berarti untuk memenangkan kontestasi Pilwalkot Makassar dan mengimplementasikan dan melanjutkan program-program unggulan yang telah dirancang.

“Kebaikan yang sudah ada di Makassar dari pemerintah sekarang, insyallah kami pasangan INIMI akan meneruskan, memeprbaiki, menyempurnakan dan menyelesaikan semua untuk warga kota Makassar. Sama-sama ki berjuang menuju kemenangan,” jelas Indira. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Appi Tancap Gas Jelang Musda Golkar Sulsel

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Warga Majeling Wattang : SAR-KANAAH Harapan Baru untuk Sidrap Lebih Maju

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel