Connect with us

Pemkot Makassar

Ketua TP PKK Kota Makassar Dorong Peran Masjid sebagai Pusat Pembinaan Generasi Muda

Published

on

Kitasulsel–Makassar Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, turut mendampingi Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, dalam acara peresmian Masjid Mardhiyyah di Jalan Talasalapang II, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, pada Minggu (22/9).

Kehadiran Indira memberikan sentuhan tersendiri pada acara tersebut, terutama dengan penekanan pada pentingnya masjid sebagai pusat pembinaan bagi generasi muda.

Indira menyampaikan bahwa masjid bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga bisa menjadi wadah yang strategis dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak.

Menurutnya, peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mendorong anak-anak untuk dekat dengan masjid, sejalan dengan program Jagai Anakta’, yang berfokus pada pembinaan moral dan spiritual generasi muda.

BACA JUGA  Rapat Paripurna Hasil Penetapan Wali Kota Makassar Periode 2025-2030, Ini Pesan Khusus Danny Pomanto untuk Appi-Aliyah

“Sebagai ibu, saya sangat memahami betapa pentingnya membentuk karakter anak sejak dini. Dengan sering membawa mereka ke masjid, kita bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mendidik mereka agar menjadi anak-anak yang soleh dan solehah,” kata Indira.

Indira juga mengajak jamaah Masjid Mardhiyyah untuk bersama-sama menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan positif bagi anak-anak, di mana mereka bisa belajar dan bersosialisasi dalam lingkungan yang sehat dan religius.

Menurutnya, masjid memiliki peran penting dalam memperkuat fondasi moral masyarakat, terutama dalam membimbing generasi muda di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.

“Di masjid, anak-anak bisa belajar banyak hal yang bermanfaat. Meskipun kadang mereka berisik, kita sebagai orang tua harus bersabar dan melihatnya sebagai bagian dari proses pendidikan. Ini juga menjadi amal jariyah bagi kita,” tambahnya.

BACA JUGA  Wali Kota Munafri Pimpin Pembersihan Kanal, Libatkan Seluruh Elemen

Indira berharap agar Masjid Mardhiyyah bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lainnya di Makassar dalam hal pembinaan anak-anak dan remaja, sehingga keberadaan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan yang membentuk karakter anak-anak menuju masa depan yang lebih baik.

“Tentunya saya berharap kita semua dapat bersinergi, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun pengurus masjid, untuk kita bersama-sama membimbing anak-anak kita. Masjid harus menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi mereka, agar mereka tumbuh dengan nilai-nilai kebaikan dan cinta terhadap agama,” jelas Indira. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemkot Makassar

MCH Ruang Kreatif Anak Muda Makassar, Hadir di 15 Lokasi Baru

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Kota Makassar terus memperluas pembangunan Makassar Creative Hub (MCH) sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan kreativitas, mengembangkan minat dan bakat, sekaligus menggerakkan ekosistem ekonomi kreatif.

Tim Ahli Pemkot Makassar, Dara Nasution, mengungkapkan bahwa tiga titik baru telah dipastikan menjadi lokasi MCH berikutnya, yaitu Kecamatan Rappocini, Tamalate, dan Biringkanayya. Ketiganya dipilih setelah melalui survei lapangan dan kajian teknis.

“Kemarin kita sudah survei dan diputuskan yang paling visible untuk dibangun itu adalah tiga titik ini,” ujar Dara, usai mendampingi tim lembaga manajemen aset negara Kementerian Keuangan, terkait Pengembangan Makassar Creatif Hub, berlangsungsung di Kantor Balai Kota Makassar, Rabu (17/9/2025).

Dengan konsep kolaboratif, Pemkot Makassar berharap Makassar Creative Hub tak hanya menjadi pusat kreativitas, tetapi juga ekosistem pemberdayaan UMKM, seni, teknologi, dan budaya, yang memperkuat posisi Makassar sebagai kota kreatif di Indonesia Timur.

Pemerintah Kota Makassar kini bergerak ke tahap perencanaan, mulai dari penyusunan desain gedung, pendampingan konsultan perencanaan, hingga koordinasi teknis dengan SKPD terkait untuk memastikan proyek berjalan tepat sasaran.

BACA JUGA  Rapat Paripurna Hasil Penetapan Wali Kota Makassar Periode 2025-2030, Ini Pesan Khusus Danny Pomanto untuk Appi-Aliyah

Pemkot Makassar langsung mengebut tahap perencanaan—dari rancangan desain gedung, pendampingan konsultan, sampai sinkronisasi lintas SKPD demi menghadirkan ruang kreatif yang ramah komunitas muda.

“Anggaran sudah diketok, sekarang sudah di tahap perencanaan—mulai desain gedung, konsultan perencanaan, hingga koordinasi dengan SKPD terkait,” jelas Dara.

Dinelaskan, setiap MCH akan memiliki spesifikasi minimal sesuai Peraturan Wali Kota yang kini dalam proses harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

Fasilitasnya mencakup amfiteater, ruang kelas (classroom), studio podcast, ruang pemberdayaan UMKM, serta toilet ramah disabilitas.

“Semua gedung harus memenuhi ceklis itu. Konsepnya inklusif, ramah difabel, dan bisa diakses masyarakat umum,” tegas Dara.

Tak hanya itu, Pemkot juga mempertimbangkan integrasi ruang terbuka hijau (RTH). Beberapa lokasi, seperti Tamalate dan Rappocini, memiliki lahan yang cukup luas sehingga memungkinkan penambahan taman sebagai area publik.

BACA JUGA  Wali Kota Munafri Pimpin Pembersihan Kanal, Libatkan Seluruh Elemen

“Kita ingin satu lokasi bisa menghadirkan banyak visi sekaligus, bukan hanya gedung MCH tetapi juga taman dan RTH,” tambahnya.

Masing-masing MCH akan dirancang tematik sesuai potensi wilayah. Misalnya, kawasan pantai akan menonjolkan aktivitas UMKM dan brand lokal karena berdekatan dengan pusat wisata, sedangkan Rappocini yang dekat kampus dirancang sebagai pusat teknologi dan inovasi.

“Konsultan perencanaan akan memetakan potensi sekitar agar setiap MCH punya karakteristik unik,” kata Dara.

Proyek ini merupakan program jangka menengah dengan target 15 MCH di seluruh kecamatan dalam lima tahun. Tahun ini, tiga lokasi baru akan menyusul MCH Pantai Losari yang lebih dulu beroperasi.

Target tender dini tahun ini. Januari–Februari 2026 sudah bisa pembangunan, sekitar empat bulan dikerjakan, sehingga kuartal II atau III bisa launching.

“Kami ingin setiap tahun tiga hingga empat titik tuntas, sehingga pada tahun kelima masa jabatan Wali Kota seluruh 15 MCH selesai,” papar Dara.

BACA JUGA  Aliyah Mustika Ilham Ajak ASITA Sulsel Dukung Makassar Creative Hub

Setiap lokasi dibangun menyesuaikan kondisi lahan. Di Biringkanayya, misalnya, lahan sekitar 600 meter persegi kemungkinan akan dibangun dua lantai, sedangkan di Tamalate yang lebih luas, desain akan disesuaikan agar tetap optimal.

Keberadaan MCH Pantai Losari menjadi bukti tingginya kebutuhan ruang kreatif. Sejak beroperasi pada pertengahan 2025, fasilitas ini nyaris selalu penuh.

“Amfiteaternya full booking sejak Juni hingga November. Anak-anak muda Makassar sangat antusias. Mereka hanya butuh ruang gratis yang bisa menampung sekitar 100 orang, tanpa harus bayar seperti sewa hotel atau cafe,” tutur Dara.

Pengelolaan MCH juga sederhana dan berbasis komunitas. Warga cukup memesan jadwal melalui admin dan menjaga kebersihan, seperti membawa trash bag. Sebagai bentuk kemitraan, komunitas biasanya membuat konten dan mengabarkan aktivitas yang digelar.

“Ini intervensi low budget. Pemerintah hanya menyediakan ruang, sisanya digerakkan oleh komunitas. Antusiasme mereka benar-benar luar biasa,” tandasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel