Connect with us

Politics

Genjot Partisipasi Pemilih, Seto-Kiki Mulai Gaungkan “Rabu Sehati”

Published

on

Kitasulsel–Makassar Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi, meluncurkan program “Rabu Sehati”. Program ini akan diisi dengan berbagai aktivitas positif setiap hari Rabu hingga hari pemungutan suara Pilkada Makassar 2024.

Program ini diresmikan oleh Rezki didampingi Ketua Tim Pemenangan Paslon Sehati, Andi Rachmatika Dewi dan Andi Nurhilda Daramata Asiah di Posko Pemenangan Sehati, pada Rabu (12/9/2024).

Juru bicara Paslon Sehati, Budi Hastuti, menjelaskan bahwa Rabu Sehati diambil dari filosofi hari pencoblosan Pilkada Makassar yang jatuh pada Rabu, 27 November 2024. Ini adalah upaya Sehati untuk meningkatkan partisipasi pemilih agar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

BACA JUGA  Jubir SEHATI: Hanya Dengan Seto-Rezki Makassar Tidak Mundur Lagi

“Program ini akan terus dilakukan setiap Rabu sebagai pengingat kepada relawan, komunitas, dan masyarakat Makassar tidak lupa mencoblos pada hari Rabu nanti,” jelas legislator dua periode ini.

Rabu Sehati dikemas dengan berbagai kegiatan menarik. Misalnya pada malam peluncuran, ada festival band, flashmob goyang Sehati, dan pound fit.

“Setiap Rabu, kami akan mengadakan kegiatan positif seperti nobar, lomba karaoke antar pengemudi ojek online, serta kegiatan komunitas lainnya yang edukatif dan bermanfaat.

Ini cara kami untuk melibatkan masyarakat secara aktif dan menyenangkan,” tambah Ketua Tim Pemenangan Sehati, Andi Rachmatika Dewi alias Cicu.

Ia berharap, Rabu Sehati akan menjadi gerakan sosial yang terus bergaung hingga hari pencoblosan. Kegiatan Rabu Sehati bukan hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk memperkuat pesan penting tentang partisipasi dalam Pilkada.

BACA JUGA  Muammar Gandi Pimpin PSI Sulsel Roadshow Keliling 24 Kabupaten/Kota, Target Menang Pemilu 2029

“Ini adalah langkah konkret kami untuk terus menyuarakan semangat pemilihan yang damai, edukatif, dan penuh partisipasi. Kami yakin bahwa dengan keterlibatan yang aktif dari masyarakat, kita dapat menciptakan perubahan yang positif bagi masa depan Kota Makassar,” pungkas Cicu, anggota DPRD Sulsel dari Partai Nasdem. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Ikrar Para Punggawa di Kampanye Terakhir Sar-Kanaah:”Bismillah Wattang Pulu Siap Menang Banyak”

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Pelayanan Kesehatan Paripurna Seto-Rezki Mulai Digelar di Dua Kecamatan di Makassar

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel