Connect with us

Politics

Sejalan Dengan Hasil Survei,Deklarasi Dan Pendaftaran IBAS-Puspa”Pecah”

Published

on

Kitasulsel—LUWU TIMUR, – Panas terik tidak menghalangi sekitar 50 ribu masyarakat yang menghadiri deklarasi pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam – Puspawati Husler (Ibas – Puspa) yang digelar di lapangan Soekarno Hatta Malili, Kamis (29/8/2024).

Dalam deklarasi itu tampak hadir beberapa politisi diantaranya Alpian Alwi, Najamuddin, Herdinang, Rusdi Layong, Siddiq BM dan Ruli Heryawan serta politisi dari partai koalisi pengusung Ibas – Puspa.

Dalam deklarasinya, Cabup Irwan Bachri Syam menyampaikan garis besar visi misinya, seperti memberikan beasiswa bagi mahasiswa sebagaimana ia gagas saat mendampingi Alm Thoriq Husler memimpin Lutim sekaligus menambah anggaran beasiswa ketika diamanahkan masyarakat Luwu Timur memimpin bersama Puspawati Husler.

BACA JUGA  Rusdi Masse Jamu Makan Malam Kader NasDem Bupati Dan Walikota Terpilih di Sulsel, Harap Jalankan Amanah Dengan Baik

Tidak sampai disitu, ia pun membeberkan peningkatan pelayan medis yang prima dengan menyiapkan rumah singgah bagi pasien, baik di RS Wotu maupun rujuakan di Makassar serta menyiapkan armada yang siap antar jemput.

Terakhir, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Luwu Timur dan tetap mewujudkan memprogramkan pupuk gratis bagi petani di Luwu Timur sebagaimana ia gaungkan saat maju di Pilkada 2020 lalu.

“Pupuk gratis adalah program saya saat mencalonkan pada Pilkada kemarin, dan kami akan kembali lanjutkan, jadi kalau ada yang baru-baru ini membawa program pupuk gratis, ya sudah terlambat,” ungkapnya disambut teriakan massa setuju.

Ia menegaskan, ketika kami terpilih, kami siap diperintah, siap diarahkan, siap dinasehati oleh masyarakat Luwu Timur, karena kami maju bukan bercita-cita sebagai penguasa, tetapi kami adalah pelayan bagi kita semua.

BACA JUGA  Jubir SEHATI: Hanya Dengan Seto-Rezki Makassar Tidak Mundur Lagi

“Kami maju tidak ada kasihan yang kami andalkan, kami ini bukan siapa-siapa, kami bukan pejabat lagi, kami ini masyarakat biasa yang sama seperti kita semua, dan alhamdulillah hari ini terbukti kami punya masyarakat Luwu Timur,” tutur Ibas, disambung teriakan warga lagi “betul”.

Lanjutnya, berseleweran wacana bahwa hasil survei Ibas – Puspa jauh diatas adalah setingan, tetapi saya kira tidak masalah kalau ada yang menghembuskan seperti itu, tetapi ini adalah data, itu karena kami selalu berada ditengah-tengah masyarakat baik dalam keadaan suka maupun duka.

“Itu lah kami yang selalu berada ditengah-tengah masyarakat, sehingga kami tahu persis apa yang menjadi harapan dan keluhan masyarakat Luwu Timur,” tutupnya.

BACA JUGA  Dukung Seto-Rezki, Sebanyak 13 Ribu Perawat di Makassar Siap Sosialisasikan Pasangan Sehati

Usai deklarasi, pasangan Ibas – Puspa lanjut mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Luwu Timur sebagai calon bupati dan wakil bupati Lutim yang diantar langsung oleh puluhan ribu masyarakat Luwu Timur.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Ribuan Warga Tallo Hadiri Sosialisasi Seto – Rezky, Keluhkan Masalah Air Bersih

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  PSI Pastikan Kaesang tak akan Maju Pilkada

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel