Connect with us

Politics

Indira Yusuf Ismail Terima Dukungan Puluhan Relawan Komunitas Kongkow untuk Pilwalkot Makassar 2024

Published

on

Kitasulsel–Makassar Puluhan relawan di Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, berkumpul dan menyatakan komitmen dukungan penuh mereka untuk Bakal Calon Wali Kota Makassar Periode 2024-2029 Indira Yusuf Ismail.

Deklarasi ini diadakan di Warkop Kongkow, Kelurahan Pabaeng-baeng, Sabtu (10/08/2024). Acara deklarasi ini juga menjadi momentum peresmian Warkop Kongkow sebagai Posko Induk Pemenangan Indira di Tamalate.

Para relawan yang tergabung dalam komunitas Kongkow dan Bomas menyatakan tekad mereka untuk kembali berjuang bersama dalam Pilwali 2024 demi melanjutkan berbagai kebaikan bersama Indira Yusuf Ismail.

Ahmad Bahari, Penasihat Komunitas Kongkow dan Bomas, mengungkapkan bahwa komunitas ini telah mendukung Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, selama 10 tahun atau dua periode.

BACA JUGA  Seabrek Janji Appi untuk Warga Pulau di Makassar

Kini, mereka berkomitmen untuk melanjutkan warisan kebaikan Danny Pomanto bersama Indira Yusuf Ismail.

“Selama 10 tahun bersama Pak Danny Pomanto, dengan mimpi di dada, Kongkow dan Bomas ingin terus melaju melakukan kebaikan, Insya Allah dilanjutkan dengan Ibu Indira,” ujar Ahmad Bahari.

Ahmad Bahari juga menambahkan bahwa puluhan relawan yang baru saja mendeklarasikan dukungan ini berasal dari berbagai kecamatan di Kota Makassar.

Melalui komunitas ini, mereka berkomitmen untuk merangkul seluruh simpul-simpul masyarakat yang belum tersentuh di Kota Makassar dengan pendekatan yang ceria.

Indira Yusuf Ismail, sebagai Bacawalkot Makassar, menyampaikan rasa bahagianya bisa hadir di tengah-tengah relawan tersebut dan berharap silaturahmi ini dapat terus berlanjut.

BACA JUGA  Lagi, Seto-Rezki Kompak Sapa Warga di Rappokalling

Ia mengungkapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan, serta berharap semua cita-cita dan doa mereka untuk Kota Makassar dapat diijabah.

Indira menekankan bahwa dukungan dan support yang diberikan sangat berarti, karena saat ini dirinya masih berada di tahap proses pemenuhan persyaratan. Ia meminta doa restu dari semua yang hadir agar proses tersebut berjalan lancar.

“Bahagia sekali bisa hadir disini, InsyaAllah silaturahmi ini akan terus berlanjut, saya berterima kasih sekali atas dukungannya. Semoga semua yang kita cita-cita juga doa-doa kota bisa diijabah,” pungkasnya.

Indira mengungkapkan prinsip kerja yang diusung, yaitu kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja tuntas. Sehingga, meskipun menjadi Bacawalkot 2024, Ia sebagai Ketua TP PKK Kota Makassar juga senantiasa mensukseskan semua program Pemerintah Kota Makassar.

BACA JUGA  Program Layanan Kesehatan Paripurna Seto-Rezki Diyakini Mampu Ringankan Beban Masyarakat

Termasuk salah satu program prioritas yaitu Program Lorong Wisata yang terus di dorongnya untuk berkembang. Indira pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menata lorong wisata di kelurahan masing-masing, termasuk di Kelurahan Pabaeng-baeng. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  Bara JP Siap Menangkan Paslon MULIA di Pilwalkot Makassar

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Ilham Fauzi Susuri Lorong-lorong Sempit di Ujung Tanah, Warga Gembira

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Seto Dapat Restu Prabowo, Singgung Pembangunan Stadion

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel