Ini Alasan Pj Gubernur Zudan Kembalikan Abdul Hayat ke Pemprov Sulsel

Kitasulsel–Makassar Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan alasannya mengembalikan eks Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulsel, Abdul Hayat Gani ke Pemprov Sulsel.
Zudan bilang, salah satu alasannya adalah Hayat sudah terlalu lama dinonjobkan, sehingga tak mendapat upah sebagai pejabat.

“Kewenangan Gubernur di eselon dua, karena pak Hayat sudah lama sekali non job maka kami selesaikan atas kesepakatan pak Hayat dengan Pj Gubernur minta dihidupkan kembali, karena pak hayat 9 bulan lagi sudah pensiun,” jelasnya usai melantik, di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis, 1 Agustus 2024.
Selain itu, Zudan juga bilang, Hayat layak dikembalikan ke Pemprov Sulsel, walaupun bukan sebagai Sekprov Sulsel.

“Jadi ini ada pertimbangan bahwa bagaimana karier pak Abdul Hayat bisa hidup kembali, nah saya sebagai pimpinan, sebagai kawan lebih banyak bertindak untuk dalam sisi kemanusiaan, agar pak Hayat bisa bekerja kembali, mendapatkan gaji kembali karena kemarin menggantung kasusnya,” terangnya.
Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) itu menyatakan, dengan adanya non job sebelumnya dan dipensiunkan, maka pihaknya memikirkan agar Hayat kembali mendapatkan haknya.
“Pensiun ya, karena dikatakan sudah keluar, tapi catatan BKN belum pensiun. Makanya saya urus, saya pastikan semua, karena selama satu tahun lebih pak hayat tidak gajian karena posisinya menggantung.
Makanya saya urus di BKN, KASN di Kemendagri semua dari sana menyetujui untuk dilantik dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama sebagaimana usulan saya, dan pak Hayat sudah setuju,” papar Zudan.
“Jangan ini dilihat sebagai posisi demosi, tapi win-win solution untuk menghidupkan kembali agar pak Hayat bisa berkarya,” tutup Zudan. (*)

Kementrian Agama RI
Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.
Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.
Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.
Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.
Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.
“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.
Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.
Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics1 tahun ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login