Connect with us

Tahun ini, 200 Sekolah di Makassar Akan Dipasangi Panel Surya

Published

on

Kitasulsel–Makassar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Andi Zulkifli Nanda mengatakan, 200 lebih sekolah di Makassar akan mendapatkan solar panel tahun ini.

“200 titik lebih, tapi saya tidak tahu pasnya, hanya yang masuk dari hasil survei itu 210 atau 220 SD-SMP,” ujarnya, Rabu (31/7/2024).

Pegadaan solar panel berada di bawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum (PU), dengan Dinas Pendidikan (Disdik) terkait sekolah yang menjadi diprioritaskan, apalagi perlu pemenuhan kriteria.

Baca Juga : Resmikan Tugu Ikan Knalpot Brong di Fly Over, Danny Puji Kreasi Kapolrestabes Makassar

“Karena solar panel ini punya tempat khusus yang teknis sehingga tidak semua bangunan sekolah bisa, harus di cek dulu sekolahnya apakah representatif dipasangkan solar panel atau tidak, titik sudah ada, teman-teman sudah survei,” ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, komitmen menciptakan pembangunan low carbon city atau kota rendah karbon.

Di mana dengan dengan menganggarkan Rp200 miliar anggaran disiapkan Pemkot Makassar, untuk pengadaan panel surya di sekolah dan gedung perkantoran seperti kantor kecamatan, kelurahan, hingga puskesmas.

Anggaran sebesar Rp200 miliar tersebut akan dialokasikan pada APBD Perubahan 2024 mendatang.

“Seluruh sekolah di Makassar nanti dipasangi panel surya. Kan sudah ada dipasang di SMP 6,” ujar Danny sapaan akrab Ramdhan Pomanto.

Anggaran tersebut kata dia diambil dari alokasi dana untuk ‘Makassar City Core Arena’ atau yang disingkat Macca yang tidak jadi direalisasikan tahun ini. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel