Connect with us

Camat Tallo Buka Rapat Koordinasi Bersama Dewan Lorong Se-Kecamatan Tallo

Published

on

Kitasulsel–Makassar Camat Tallo, Ramli Lallo, menghadiri dan membuka Rapat Koordinasi bersama Dewan Lorong se-Kecamatan Tallo, Selasa, (30/07/2024).

Acara tersebut berlangsung di Aula Kantor Pemerintah Kecamatan Tallo dan dihadiri oleh berbagai pihak penting dalam pengelolaan dan pengembangan lorong di wilayah tersebut.

Dalam acara ini, Ketua Dewan Lorong Kota Makassar, Faisal Hamdan, turut hadir bersama Ketua Forum Dewan Lorong Kecamatan se-Kota Makassar.

Dalam sambutannya, Camat Tallo mengatakan, Kehadiran para pemimpin dewan lorong ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antar-lorong di seluruh kecamatan.

Lebih lanjut, Ramli Lallo, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kecamatan dan dewan lorong dalam mengembangkan potensi lorong-lorong yang ada di wilayah Tallo.

“Kami berharap dengan adanya rapat koordinasi ini, seluruh elemen di Kecamatan Tallo dapat bekerja sama lebih erat dalam membangun lingkungan yang lebih baik dan berdaya saing tinggi,” ujar Ramli Lallo.

Pada kesempatan itu pula, Ramli Lallo menyebutkan perlunya inovasi dan kreativitas dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembangunan lorong.

Untuk itu, Ramli Lallo berharap kegiatan ini dapat menghasilkan langkah-langkah strategis dan program kerja yang akan dijalankan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup warga melalui pengembangan lorong yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

“kepada setiap peserta untuk menyampaikan ide dan saran guna mendukung program-program pembangunan lorong di masa mendatang.” pungkasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel