Connect with us

Dekranasda Sulsel Hadiri Rapat Finalisasi UMKM Fiesta 2024 Bersama Hotel Mercure dan DMPTSP

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulsel mengikuti Rapat Finalisasi UMKM Fiesta 2024 di Hotel Mercure, Senin 29 Juli 2024.

Kegiatan ini rencananya dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulsel bekerjasama dengan Dekranasda Sulsel dan Mercure Hotels Makassar Nexa Pettarani, serta disupport BRI.

Event UMKM Fiesta 2024 yang akan digelar pada tanggal 4-6 Agustus 2024 ini menjadi momentum untuk memperkenalkan berbagai produk UMKM, sekaligus menjadi forum untuk mempertemukan pelaku usaha dari berbagai daerah di Sulsel.

Dari Rapat Finalisasi ini, menghasilkan beberapa kesimpulan penting, khususnya terkait dengan Cooking Competition yang akan diadakan sebagai bagian dari acara tersebut.

“Hari ini, kita mengikuti Rapat Finalisasi bersama DPMPTSP dan Hotel Mercure untuk Event UMKM Fiesta. Salah satu yang dibahas terkait rangkaian kegiatan, berupa Cooking Competition,” kata Sekretaris Dekranasda Sulsel, Adel.

Adapun pesertanya, 10 organisasi perempuan, yang diwakili oleh ketua organisasi yang didampingi oleh satu orang pengurusnya.

“Kreativitas peserta dalam memutuskan jenis masakan yang akan diolah dan cita rasa masakan yang diolah menjadi penilaian khusus. Untuk lomba masak ini, tema menu adalah stunting,” tuturnya.

Diharapkan melalui Event UMKM Fiesta 2024 ini, dapat menjadi wadah untuk mempromosikan UMKM, agar produk-produknya dapat dikenal secara luas di masyarakat.

“Sehingga dapat menggeliatkan perekonomian bagi masyarakat. Termasuk mendorong agar dalam promosi UMKM yang ada di Sulsel,” pungkasnya.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel