Menikmati Wisata Kuliner di Zona 5 F8: Surga Bagi Pecinta Makanan

Kitasulsel–Makassar Bagi penggemar wisata kuliner, dapat mengunjungi zona 5 Event Makassar Internasional Eight Festival abd Forum (F8), Sabtu (27/07/2024).
Berbagai sajian kuliner tersaji, mulai dari makanan berat, ringan, hingga berbagai jenis minuman segar disajikan di 60 tenant yang tertata rapi, menjadi surga bagi mereka pecinta makanan.

Nasi Goreng, Mie Goreng, Bakso Bakar dan aneka juice dapat menjadi pilihan, disaat para pengunjung merasa lapar ataupun haus setelah berkeliling menikmati berbagai zona di F8.
Keberadaan 60 tenant food yang berada di Zona 5, dilengkapi dengan metode pembayaran Qris, untuk memudahkan para pengunjung saat akan melakukan proses pembayaran.

Volunteer zona 5, yang bertugas di tenant food, Nur Anisa Hasan, menyampaikan bahwa dihari pertama salah satu tenant yang menjadi favorit yakni teh poci, yang mampu meraup keuntungan hingga 8 juta rupiah.
“Untuk hari pertama hingga saat ini, terbilang ramai pengunjung. Namun paling ramai saat hari pertama,” tuturnya.
Selain itu, beberapa kuliner unik sepertu Tanghulu, manisan buah yang menjadi manisan buah tradisional Tiongkok, yang dibalut cokelat.
Berbagai tenant yang disajikan merupakan UMKM yang ada di Kota Makassar, sehingga diharapkan dapat memberikan peluang bagi UMKM untuk semakin berkembang.
Para pengunjung dapat menikmati aneka kuliner di meja dan kursi yang telah disediakan, sambil menikmati berbagai penampilan yang disajikan oleh MC, mulai dari edukasi terkait berbagai jenis hewan, hiburan dari band band lokal Makassar, dan juga nonton bareng film film lokal.
Zona 5 menjadi pilihan terbaik bagi keluarga, yang ingin mengajak anak anak mereka, untuk lebih mengenal dunia fauna, sambil menikmati berbagai jajanan makanan dan minuman segar. (*)

Kementrian Agama RI
Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.
Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).
“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral
Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.
“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.
Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.
“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.
Cinta sebagai Inti Ekoteologi
Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.
“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.
Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.
“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.
Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics1 tahun ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login