Connect with us

Indira Yusuf Ismail Ajak Jemaat Bersatu dan Perkuat KeiImanan Umat di Pentahbisan Gereja KIBAID

Published

on

Kitasulsel–Makassar Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, menghadiri acara Peresmian dan Pentahbisan Gedung Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia (KIBAID) Jemaat Balang Boddong di Jalan Andi Mangerangi, Sabtu (27/07/2024).

Acara ini juga dirangkaikan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) gereja yang ke-78 tahun.

Sebagai bagian dari perayaan, acara dilanjutkan dengan prosesi potong tumpeng bersama para tokoh gereja menandai rasa syukur dan kebersamaan yang terjalin dalam momen penting ini.

Pada sambutannya, Indira mengungkapkan kegembiraannya atas peresmian gedung gereja yang baru direnovasi ini.

“Peresmian penggunaan Gereja KIBAID hari ini merupakan momen yang sangat luar biasa. Dengan berdirinya gereja ini menjadi tempat ibadah yang akan membawa kedamaian dan kerukunan bagi Kota Makassar,” ujar Indira.

Selain menjadi hari perayaan dengan penuh suka cita, Gereja ini juga ajang berkumpulnya warga, jemaat, pendeta, dan masyarakat.

merupakan simbol komitmen kita untuk memperkuat tali persaudaraan sebagai masyarakat Makassar

Indira menekankan pentingnya peran gereja dalam kehidupan masyarakat. Dengan berdirinya gereja ini, diharapkan akan tercipta sebuah tempat ibadah yang tidak hanya menjadi pusat kegiatan spiritual, tetapi juga berperan dalam membawa kedamaian dan kerukunan bagi Kota Makassar.

Gereja KIBAID ini diharapkan dapat menjadi pusat pembinaan iman yang mendorong setiap individu untuk semakin mendalami ajaran agama dan memperkuat hubungan antarumat beragama.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas renovasi yang telah dilakukan dan mengucapkan selamat kepada Jemaat Gereja KIBAID.

“Selamat kepada Gereja KIBAID atas gedung barunya yang luar biasa besar ini. Insya Allah, kehadiran gereja ini akan memberi manfaat yang besar bagi kita semua,” ujarnya

Dengan adanya Gereja KIBAID yang baru, diharapkan semakin banyak program dan kegiatan yang dapat mempererat hubungan antarumat beragama dan mendukung upaya penguatan iman di Kota Makassar.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).​​​​​​

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).

“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.

“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.

Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.

“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.

Cinta sebagai Inti Ekoteologi

Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.

“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.

Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.

“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.

Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel